KOMPAS.com - Indonesia memiliki sejumlah Istana Kepresidenan yang tersebar di beberapa wilayah.
Adapun letak Istana Kepresidenan yang terpencar ini guna memudahkan menjalankan tugas-tugas presiden.
Diketahui, masing-masing Istana Kepresidenan memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri, misalnya Istana Merdeka dan Istana Negara.
Meski sering dianggap sama, Istana Merdeka dan Istana Negara memiliki lokasi yang berbeda dan fungsi yang berbeda juga.
Baca juga: Asal-usul Istana Bogor, dari Buitenzorg hingga Jadi Tempat Kediaman Presiden
Lantas, apa saja perbedaan Istana Negara dengan Istana Merdeka?
Dilansir dari akun Instagram resmi Kementerian Sekretariat Negeri (Kemensetneg), @kemensetneg.ri, disebutkan ada tiga perbedaan dari Istana Merdeka dengan Istana Negara.
1. Arsitektur Bangunan
Istana Negara
Dari faktor arsitektur bangunan, Istana Negara memiliki halaman depan yang identik dengan kehadiran patung pemanah, air mancur, dan dua pohon beringin.
Kemudian, dari tampak depan, arsitektur Istana Negara berbentuk lobi tertutup dengan pilar-pilar yang dihubungkan dengan pagar.
Bentuk atap bagian depan memiliki empat buat jendela yang mengapit simbol burung garuda (dua jendela pada bagian kanan, dua jendela pada bagian kiri).
Istana Merdeka
Sementara itu, pada halaman depan Istana Merdeka identik dengan air mancur dan halaman yang kerap digunakan untuk upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI.
Bagian arsitektur yang menjadi ciri khas Istana Merdeka yakni tampak depan berupa lobi terbuka dengan pilar dan anak tangga di depan.
Pada bagian kanan dan kiri lobi, terdapat dua ruangan yang masing-masing memiliki satu jendela.
Baca juga: Membaca Wajah Kabinet Jokowi Jilid 2 dari Mereka yang Dipanggil ke Istana...
2. Lokasi bangunan
Terkait lokasi bangunan, Istana Negara terletak di Jalan Veteran dan menghadap ke Sungai Ciliwung.
Selain itu, letak Istana Negara membelakangi Istana Merdeka dan dihubungkan oleh Halaman Tengah.
Sementara, untuk Istana Merdeka terletak di Jalan Merdeka Utara dan menghadap ke Taman Monumen Nasional.
Diketahui, letak Istana Negara dan Istana Merdeka berdekatan dengan gedung Sekretariat Negara RI, di mana ketiga bangunan ini berada di dekat Monumen Nasional (Monas).
Baca juga: Viral Unggahan Poster Monas Tenggelam di Media Sosial, Apa Artinya?
3. Fungsi
Tidak hanya bentuk arsitektur dan lokasi yang berbeda, Istana Negara dan Istana Merdeka pun memiliki fungsi bangunan yang berbeda pula.
Istana Negara
Istana Negara fungsinya lebih difokuskan kepada kegiatan resmi kepresidenan yaitu sebagai kantor Presiden RI.
Untuk Istana Negara memiliki fungsi untuk acara untuk Jamuan Makan Kenegaraan, Pelantikan Menteri dan Pejabat setingkat Menteri, Pembukaan Musyawarah dan Rapat Kerja Nasional.
Kemudian, Istana Negara juga pernah digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai kediaman resmi dan untuk menerima tamu.
Baca juga: Adian Napitupulu, Istana dan Klaim Tawaran Jabatan Menteri...
Istana Merdeka
Sementara itu, untuk Istana Merdeka digunakan untuk acara seperti Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Penyambutan Tamu Negara, dan Penyerahan Surat-Surat Keperceyaan Duta Besar Negara Sahabat.
Istana Merdeka juga pernah digunakan Presiden Soekarno dan Presiden Abdurahman Wahid sebagai kediaman resmi, serta Presiden Jokowi sebelum pindah ke Istana Kepresidenan Bogor.
Baca juga: Mereka yang Tergiur Surga Politik, dari Artis, Anak Pejabat hingga Jubir Istana
Sejarah Istana Negara dan Istana Merdeka
Dilansir dari Kompas.com (14/3/2021), Istana Negara awalnya digunakan sebagai kediaman pribadi warga Belanda, J.A. Van Braam.
Istana Negara dibangun pada 1796, di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten hingga 1804 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Sieberg.
Pada 1816, Istana Negara diambil alih oleh pemerntahan Hindia Belanda dan dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman pribadi gubernur jenderal.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Istana Negara menjadi saksi atas penandatanganan naskah persetujuan Linggarjati pada 15 Maret 1947.
Baca juga: Menyoal Fenomena Buzzer, dari Pernyataan Moeldoko hingga Bantahan Istana
Istana Merdeka
Terkait sejarah dari Istana Merdeka, disebutkan bahwa Istana Merdeka berawal dari nama Istana Risjwijk dan dibangun pada 1796.
Pada 1873, Istana Risjwijk dibangun kembali karena dianggap terlalu sempit untuk kegiatan pemerintahan Hindia Belanda.
Pembangunan selesai pada 1879, Istana Risjwijk berubah nama menjadi Istana Gambir. Nama ini diambil karena dulu di sekitar Istana banyak pohon gambir.
Baca juga: Perjalanan Jokowi-Maruf Menuju Panggung Istana...
Pada masa penjajahan Jepang, Istana Gambir menjadi kediaman Saiko Shikika atau panglima tertinggi Jepang.
Awal pemerintah bangsa Indonesia, Istana Gambir menjadi saksi penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan RI oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949.
Pada waktu yang bersamaan, bendera Merah-Putih juga berkibar, menggantikan bendera Belanda yang berwarna Merah-Putih-Biru.
Presiden Soekarno kemudian mengganti nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka.
Istana Merdeka dijadikan tempat peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1950.
Baca juga: Profil Presiden Pertama RI: Soekarno
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.