Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Mitos Seputar Menyusui, Mana yang Pernah Anda Dengar?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi ibu menyusui
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perjuangan seorang ibu ketika memiliki anak tak hanya berhenti setelah melahirkan.

Menyusui menjadi pengalaman berharga dan penuh cinta bagi setiap ibu. Namun, perjalanan menyusui seorang ibu ada tantangannya.

Berbagai mitos seputat menyusui berkembang di masyarakat. Mitos-mitos ini terkadang mengganggu proses menyusui sang ibu.

Apa saja mitos seputar menyusui dan bagaimana faktanya? Berikut mitos soal menyusui, dirangkum dari laman Unicef:

1. Benarkah menyusui itu mudah?

Saat lahir, bayi dengan refleks mencari payudara ibunya. Meski demikian, banyak ibu membutuhkan dukungan untuk membantunya memposisikan bayinya untuk disusui.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam proses ini, ibu juga harus memastikan bayinya menempel dengan benar ke payudara. Ibu dan bayi sama-sama membutuhkan waktu untuk proses menyusui dan menyusu.

Oleh karena itu, dibutuhkan ruang dan dukungan baik di rumah maupun tempat bekerja.

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Covid-19 pada Kehamilan, Melahirkan, dan Menyusui

2. Menyusui menimbulkan sakit pada puting

Beberapa hari setelah melahirkan, biasanya seorang ibu akan merasakan ketidaknyamanan.

Ketika seorang ibu mendapatkan dukungan yang tepat, ia akan belajar dan menempatkan bayi pada posisi yang benar saat menyusui. Dengan demikian, nyeri puting bisa dihindari.

Saat puting ibu mengalami lecet, dukungan konsultan laktasi atau ahli profesional bisa membantunya mengatasi masalah tersebut.

3. Harus mencuci puting sebelum menyusui

Saat seorang ibu menyusui, mereka tidak perlu mencuci puting sebelum menyusui bayinya.

Hal ini karena ketika bayi lahir, mereka sudah familiar dengan bau dan suara ibunya.

Puting susu menghasilkan zat berbau yang akan dicium bayi. Selain itu, puting juga memiliki bakteri baik yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi.

Baca juga: Ibu Menyusui, Jangan Goyah!

4. Memisahkan bayi yang baru lahir agar ibu beristirahat

Mitos lainnya, memisahkan bayi yang baru lahir dari ibunya. Padahal, yang disarankan dokter, perawat, dan bidan justru praktik skin-to-skin.

Menempatkan bayi bersentuhan langsung dengan kulit sang ibu akan membantu bayi menemukan dan menempel pada payudara.

Ketika bayi lahir, mereka perlu segera ditempatkan pada kulit ibu dalam waktu satu jam setelah lahir. Jika ibu sering melakukannya, hal itu juga akan membantunya dalam proses menyusui.

5. Ibu menyusui hanya makan-makanan biasa saat menyusui

Faktanya, seorang ibu menyusui perlu  mengonsumsi makanan yang seimbang.

Secara umum, tak perlu mengubah kebiasaan makan seorang ibu menyusui.

Namun, jika ibu merasa bayinya bereaksi terhadap makanan tertentu yang ia makan, maka sebaiknya berkonsultuasi dengan dokter spesialis.

6. Berolahraga memengaruhi ASI

Masih ada yang beranggapan bahwa olahraga berpengaruh pada ASI. Nyatanya, olahraga sehat baik dilakukan ibu yang menyusui.

Tidak ada bukti bahwa olahraga memengaruhi rasa susu ibu.

7. Tidak boleh minum obat apa pun saat sedang menyusui

Ibu hamil bisa tetap minum obat, dengan terlebih dulu berkonsultasi kepada dokter dan memberitahunya bahwa ia sedang menyusui.

Dokter perlu mengetahui bahwa ibu tengah menyusui sehingga bisa memberikan obat yang tepat dengan dosis tepat. 

8. Sulit menyapih bayi jika disusui lebih dari setahun

Mitos yang lain adalah adanya anggapan bahwa saat ibu menyusui anaknya lebih dari setahun makan bayi akan sulit disapih.

Tidak ada bukti bahwa lebih sulit berhenti menyusui setelah satu tahun. Yang ada justru bukti bahwa menyusui hingga dua tahun bermanfaat bagi ibu dan anak.

Semua ibu dan bayi berbeda untuk menentukan berapa lama mereka menjalani proses menyusui dan menyusu.

9. Mitos, jika ibu bekerja maka ia harus menyapih anaknya

Banyak bukti bahwa ibu menyusui tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya setelah ia kembali bekerja.

Jika memungkinkan untuk pulang untuk menyusui, mungkin Anda bisa pulang dan menyusui.

Atau, bisa juga meminta anggota keluarga atau teman untuk membawa bayi Anda kepada Anda, memerah ASI dan membawanya pulang.

Jika Anda tidak memiliki pilihan untuk menyusui selama jam kerja, carilah waktu saat istirahat pada siang hari untuk memerah ASI. Kemudian, segera susui bayi Anda setibanya di rumah.  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi