Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tabung Oksigen, Ini Kegunaannya Kata Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Samuel Ramos/Unsplash.com
Ilustrasi tabung oksigen
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan seorang pria marah kepada petugas rumah sakit, Jumat (28/5/2021).

Ia marah karena diduga petugas memberikan tabung oksigen kosong kepada pasien yang merupakan anggota keluarganya, Jumat (28/5/2021).

Disebutkan bahwa pasien akhirnya meninggal dunia.

Saat dikonfirmasi, Humas RSUD Pirngadi Medan Edison mengatakan bahwa kejadian viral tersebut terjadi di rumah sakit tempat ia bekerja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, ia membantah tuduhan bahwa tabung oksigen yang digunakan untuk menolong pasien dalam kondisi kosong.

"Masih terisi (tabung oksigennya)," ujar Edison kepada Kompas.com, Jumat (28/5/2021).

Apa itu tabung oksigen dan kegunaannya?

Baca juga: Rekam Jejak Karier Abdee “Slank” hingga Jadi Komisaris Telkom

Penjelasan ahli

Ahli Paru dan Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlang Samudero SpP(k) mengatakan bahwa tabung oksigen merupakan alat untuk membantu pasien yang alami gangguan pernapasan karena tidak bisa mendapatkan cukup oksigen secara alami.

"Tabung oksigen adalah tempat untuk menampung oksigen, pasien mungkin membutuhkan oksigen tambahan," ujar Erlang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).

Ia menambahkan, untuk membedakan mana tabung oksigen yang kosong dengan yang terisi oksigen yakni dengan mengecek berat tabung.

"Jika tabung oksigennya berat, berarti oksigen masih terisi di dalamnya," lanjut dia.

Baca juga: Rekam Jejak Karier Abdee “Slank” hingga Jadi Komisaris Telkom

Kegunaan

Dilansir dari Healthline, (8/7/2017), terapi oksigen ini diberikan bagi pasien yang kesulitan mendapatkan oksigen.

Untuk menentukan apakah seseorang akan mendapat manfaat dari terapi oksigen, dokter menguji jumlah oksigen dalam darah arteri mereka.

Cara lain untuk memeriksa adalah menggunakan oksimeter denyut yang secara tidak langsung mengukur kadar oksigen atau saturasi, tanpa memerlukan sampel darah.

Pengukur denyut nadi dijepitkan ke bagian tubuh seseorang seperti jari.

Kadar yang rendah berarti bahwa seseorang mungkin merupakan kandidat yang baik untuk mendapatkan oksigen tambahan.

Diketahui tingkat normal oksigen darah arteri adalah antara 75 dan 100 mmHg (milimeter merkuri). Sementara, tingkat oksigen 60 mmHg atau lebih rendah menunjukkan kebutuhan oksigen tambahan.

Adapun jika terlalu banyak oksigen juga bisa berbahaya, dan bisa merusak sel-sel di paru-paru Anda. Tingkat oksigen seseorang tidak boleh melebihi 110 mmHg.

Baca juga: Lapan Sebut Kilatan Cahaya di Merapi Diduga Terkait Hujan Meteor

Gejala orang dengan kadar oksigen rendah

Jika seseorang tidak mendapatkan cukup oksigen, maka ia akan mengalami sejumlah gejala, yakni:

  • Pernapasan cepat
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat
  • Batuk atau mengi
  • Berkeringat
  • Kebingungan
  • Perubahan warna kulit

Siapa yang membutuhkan terapi oksigen

Ada beberapa kondisi yang diresepkan terapi oksigen untuk orang yang tidak mendapatkan cukup oksigen sendiri.

Hal ini sering terjadi karena kondisi paru-paru yang mencegah paru-paru menyerap oksigen, yakni:

  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Radang paru-paru
  • Asma
  • Displasia bronkopulmonalis, paru-paru terbelakang pada bayi baru lahir
  • Gagal jantung
  • Fibrosis kistik
  • Sleep Apnea
  • Penyakit paru-paru
  • Trauma pada sistem pernapasan

Baca juga: Soal Keberadaan Harun Masiku, Penyidik KPK: Ada di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi