KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan seorang pria marah kepada petugas rumah sakit, Jumat (28/5/2021).
Ia marah karena diduga petugas memberikan tabung oksigen kosong kepada pasien yang merupakan anggota keluarganya, Jumat (28/5/2021).
Disebutkan bahwa pasien akhirnya meninggal dunia.
Saat dikonfirmasi, Humas RSUD Pirngadi Medan Edison mengatakan bahwa kejadian viral tersebut terjadi di rumah sakit tempat ia bekerja.
Namun, ia membantah tuduhan bahwa tabung oksigen yang digunakan untuk menolong pasien dalam kondisi kosong.
"Masih terisi (tabung oksigennya)," ujar Edison kepada Kompas.com, Jumat (28/5/2021).
Apa itu tabung oksigen dan kegunaannya?
Baca juga: Rekam Jejak Karier Abdee “Slank” hingga Jadi Komisaris Telkom
Penjelasan ahli
Ahli Paru dan Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlang Samudero SpP(k) mengatakan bahwa tabung oksigen merupakan alat untuk membantu pasien yang alami gangguan pernapasan karena tidak bisa mendapatkan cukup oksigen secara alami.
"Tabung oksigen adalah tempat untuk menampung oksigen, pasien mungkin membutuhkan oksigen tambahan," ujar Erlang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).
Ia menambahkan, untuk membedakan mana tabung oksigen yang kosong dengan yang terisi oksigen yakni dengan mengecek berat tabung.
"Jika tabung oksigennya berat, berarti oksigen masih terisi di dalamnya," lanjut dia.
Baca juga: Rekam Jejak Karier Abdee “Slank” hingga Jadi Komisaris Telkom
Kegunaan
Dilansir dari Healthline, (8/7/2017), terapi oksigen ini diberikan bagi pasien yang kesulitan mendapatkan oksigen.
Untuk menentukan apakah seseorang akan mendapat manfaat dari terapi oksigen, dokter menguji jumlah oksigen dalam darah arteri mereka.
Cara lain untuk memeriksa adalah menggunakan oksimeter denyut yang secara tidak langsung mengukur kadar oksigen atau saturasi, tanpa memerlukan sampel darah.
Pengukur denyut nadi dijepitkan ke bagian tubuh seseorang seperti jari.
Kadar yang rendah berarti bahwa seseorang mungkin merupakan kandidat yang baik untuk mendapatkan oksigen tambahan.
Diketahui tingkat normal oksigen darah arteri adalah antara 75 dan 100 mmHg (milimeter merkuri). Sementara, tingkat oksigen 60 mmHg atau lebih rendah menunjukkan kebutuhan oksigen tambahan.
Adapun jika terlalu banyak oksigen juga bisa berbahaya, dan bisa merusak sel-sel di paru-paru Anda. Tingkat oksigen seseorang tidak boleh melebihi 110 mmHg.
Baca juga: Lapan Sebut Kilatan Cahaya di Merapi Diduga Terkait Hujan Meteor
Gejala orang dengan kadar oksigen rendah
Jika seseorang tidak mendapatkan cukup oksigen, maka ia akan mengalami sejumlah gejala, yakni:
- Pernapasan cepat
- Sesak napas
- Detak jantung cepat
- Batuk atau mengi
- Berkeringat
- Kebingungan
- Perubahan warna kulit
Siapa yang membutuhkan terapi oksigen
Ada beberapa kondisi yang diresepkan terapi oksigen untuk orang yang tidak mendapatkan cukup oksigen sendiri.
Hal ini sering terjadi karena kondisi paru-paru yang mencegah paru-paru menyerap oksigen, yakni:
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Radang paru-paru
- Asma
- Displasia bronkopulmonalis, paru-paru terbelakang pada bayi baru lahir
- Gagal jantung
- Fibrosis kistik
- Sleep Apnea
- Penyakit paru-paru
- Trauma pada sistem pernapasan
Baca juga: Soal Keberadaan Harun Masiku, Penyidik KPK: Ada di Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.