Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Penyakit Kista Disebut Muncul Tanpa Disadari, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: @ohmybeautybank
Tangkapan layar unggahan terkait informasi kista yang disebut muncul tanpa disadari, yang beredar di media sosial pada Selasa (1/6/2021).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramai soal penyakit kista yang disebut muncul tanpa disadari ramai di media sosial pada Selasa (1/6/2021).

Sebagaimana yang diunggah oleh akun Twitter @ohmybeautybank.

"Kemarin akhirnya beraniin periksa gara-gara fyp isinya banyak yang kena kista tapi ga sadar. Aku emang mensnya ga lancar, sih. Untungnya normal, cuma disuruh diet. Yuk periksa sebelum terlambat," tulis akun @ohmybeautybank.

Twit tersebut dilengkapi dengan foto yang memperlihatkan hasil USG terkait pemeriksaan kista yang dijalani oleh pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Rabu (2/6/2021), unggahan itu sudah di-retwit sebanyak 469 kali dan disukai sebanyak 4.231 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Lantas, apa itu kista dan gejala seseorang yang mengalami kista?

Baca juga: Kista, Apakah Berbahaya? Ini Penyebab dan Cara Pengobatan Kista

Penjelasan dokter

Menanggapi hal itu, dokter spesialis obstetri dan ginekologi RS Advent Bandung DR dr Wawang S Sukarya, SpOG(K)-MARS menyampaikan, benjolan di indung telur (ovarium) bisa jinak atau ganas.

"Yang jinak, kalau dalam kantungnya berisi cairan, disebut kista ovarium," ujar Wawang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/6/2021).

Ia menambahkan, kebanyakan kista ovarium tidak menimbulkan gejala, kecuali jika ukurannya besar.

Hal ini karena ada efek penekanan ke organ-organ sekitarnya dalam perut atau kista tersebut pecah, dan hal ini menjadi masuk ke kasus emergensi dan harus segera ditangani.

Wawang menjelaskan, ada dua macam kista ovarium yakni kista ovarium fungsional dan kista ovarium non-fungsional.

Untuk kista ovarium fungsional terbentuk saat indung telur melepaskan sel telur untuk dibuahi. Jenis kista ini tidak berbahaya dan sering terjadi.

Kemudian, untuk kista ovarium non-fungsional yakni jenis kista yang tidak berkaitan dengan fungsi normal siklus haid perempuan. Contohnya, kista dermoid (teratoma), jenis yang jarang ganas.

"Kista dermoid disebabkan perkembangan abnormal dari sel-sel embrionik sehingga dalam kista dapat ditemukan jaringan rambut, kulit, dan gigi," ujar Wawang.

Sementara, jenis kista lainnya adalah kista denoma, yakni kista yang berkembang di permukaan ovarium. Kista ini bisa berisi cairan atau lendir.

Selain itu, ada juga jenis kista endometrioma yakni suatu keadaan ketika sel-sel yang melapisi dinding bagian dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim (biasanya di ovarium).

Wawang menjelaskan, pada saat haid, sel-sel ini membentuk kista berisi darah dengan isi jaringan endometrioma berwarna merah kecoklatan sehingga endometrioma sering disebut kista cokelat.

Kemudian, kista non-fungsional yang lain adalah sindroma ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS). PCOS adalah suatu keadaan benjolan yang terdiri dari kista-kista kecil.

"Penyabab PCOS adalah faktor hormonal dan sering menyebabkan kemandulan. Tidak ada yang khusus untuk mencegahnya yang dianjurkan adalah periksa rutin ke dokter kandungan, terlebih lagi bila sulit punya anak," ujar Wawang.

Baca juga: Apa Itu Kista? Simak Jenis, Gejala, dan Pencegahannya

Gejala kista

Sementara itu, dokter spesialis obstetri dan ginekologi RS Airlangga Jombang dr Rizal Fitni SpOG menjelaskan bahwa kista ovarium adalah tumor di indung telur berupa kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita.

Menurutnya, sebagian besar kista ovarium berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.

"Kista ini biasanya akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Kista baru menimbulkan masalah jika tidak kunjung menghilang atau justru makin membesar," ujar Rizal saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/6/2021).

Ia juga mengungkapkan ada beberapa gejala yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami kista, antara lain:

  • Sering buang air kecil
  • Nyeri saat buang air besar dan melakukan hubungan seksual
  • Pusing
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Perut kembung
  • Perubahan siklus menstruasi
  • Nyeri payudara
  • Mudah kenyang padahal hanya makan sedikit
  • Nyeri panggul sebelum atau selama menstruasi dan menyebar sampai ke punggung bawah dan paha.

Baca juga: Viral Foto Pengangkatan Rahim Disebut akibat Kista, Berikut Penjelasan Dokter

Penyebab kista

Sementara itu, Rizal menyampaikan bahwa saat ini kista ovarium belum dapat diketahui penyebabnya secara pasti.

Namun, ia mengatakan, ada beberapa faktor risiko terjadi kista, yakni:

  • Kelainan hormon
  • Efek samping obat-obatan, misalnya pil KB atau terapi pengganti hormon
  • Penyakit tertentu, seperti endometriosis dan infeksi atau radang panggul
  • Riwayat kista ovarium sebelumnya
  • Riwayat operasi pada ovarium
  • Berusia di atas 50 tahun
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit kanker ovarium, kanker payudara, atau kanker usus besar
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Menjalani terapi hormon setelah menopause
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Menderita kanker payudara
  • Mengonsumsi obat untuk meningkatkan kesuburan, misalnya terapi hormon

Cara mengetahui adanya kista

Apabila seseorang telah mengalami gejala-gejala seperti yang dijelaskan di atas, maka salah satu cara untuk mengetahui apakah tubuh Anda terjangkit kista atau tidak yakni dengan pemeriksaan USG.

"Pemeriksaan USG bisa dilakukan untuk mendiagnosa adanya kista, jika ada keluhan seperti di atas sebaiknya diperiksakan saja ke dokter kandungan," ujar Rizal.

Baca juga: Beda Diabetes Beda Penanganannya, Kenali Jenis dan Gejalanya

Penanganan

Kemudian, Rizal mengatakan bahwa langkah penanganan terhadap kista ovarium dilakukan berdasarkan usia pasien, jenis, atau ukuran kista.

"Beberapa pilihan penanganan kista ovarium, salah satunya hanya pemantauan rutin saja jika kista masih kecil dan tidak menimbulkan gejala," ujar Rizal.

"Namun jika kista membesar, dapat dilakukan tindakan operasi pengangkatan kista," lanjut dia.

Lebih lanjut, Rizal mengatakan bahwa sulit untuk dapat mencegah timbulnya kista.

Kendati demikian, pemeriksaan panggul secara teratur dapat memantau jika terjadi perubahan pada ovarium. Pemeriksaan juga perlu dilakukan jika terjadi mengalami menstruasi di luar kebiasaan.

Ia menambahkan, kebiasaan hidup sehat juga dianjurkan untuk mengurangi risiko timbulnya kista.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi