KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mempercepat laju vaksinasi Covid-19, terutama di 3 privinsi yang ada di Pulau Jawa.
Ketiga provinsi itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
Hal itu disampaikan Jokowi melalui akun Instagram @jokowi, Sabtu (17/7/2021).
"Hari ini saya meminta jajaran pemerintah untuk mempercepat vaksinasi pada tiga provinsi di Pulau Jawa dengan jumlah suntikan yang masih rendah," kata Presiden.
Berdasarkan angka yang disampaikan Presiden, pencapaian vaksinasi di 3 provinsi tersebut masih ada di kisaran 12-14 persen, tertinggal jauh dari Provinsi DKI Jakarta yang sudah di angka 72 persen dan Bali yang sudah mencapai 81 persen.
Baca juga: Jokowi Minta Vaksinasi Covid-19 Difokuskan di Jabar, Jateng, dan Banten
Jokowi pun meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk tidak menahan stok vaksin yang tersedia di Bio Farma.
"Begitu vaksin dikirim, langsung dihabiskan. Kita ingin melakukan vaksinasi secepat-cepatnya demi mengejar kekebalan komunal di masyarakat," kata Presiden.
Berdasarkan arahan Kementerian Kesehatan
Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, distribusi vaksin Covid-19 yang dilakukan Bio Farma berdasarkan arahan Kementerian Kesehatan.
Seperti diketahui, Bio Farma diberi kewenangan menyimpan, memproduksi vaksin (dari bentuk bulk), dan kemudian mendistribusikannya.
Bambang menyebutkan, Bio Farma tidak menahan stok vaksin Covid-19 yang ada.
"Jumlah dan pendistribusian vaksin ke daerah berdasarkan alokasi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan," kata Bambang, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/7/2021).
Ia menegaskan, pihaknya tidak memiliki wewenang terkait kebijakan distribusi vaksin baik dari segi jumlah maupun daerah tujuan.
"Jadi Bio Farma hanya melaksanakan distribusi berdasarkan alokasi dari Kementerian Kesehatan," ujar dia.
Kompas.com juga telah mencoba menghubungi Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmizi.
Hingga Minggu, pukul 10.00 WIB, belum ada respons menanggapi pertanyaan kebijakan distribusi vaksin ini.
Baca juga: Jokowi: Stok Vaksin Covid-19 yang Disimpan Terlalu Banyak, Segera Habiskan
Dalam Rapat Kabinet Terbatas Jumat (16/7/2021), melalui video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021), Jokowi memaparkan jumlah stok vaksin yang saat ini sudah masuk ke Indonesia.
Dari data yang diterima Presiden, ada 137 juta dosis vaksin jadi maupun bulk untuk program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Sementara, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan kepada masyarakat masih di kisaran 54 juta dosis.
"Artinya stok yang ada baik di Bio Farma di Kementerian kesehatan maupun fasilitas kesehatan di kabupaten/kota, rumah sakit, dan puskesmas masih terlalu besar," ujar Jokowi.
Melihat ketersediaan itu dan capaian vaksinasi nasional yang beberapa hari lalu bisa mencapai 2 juta suntikan dalam sehari, Presiden optimistis seharusnya capaian vaksinasi harian bisa lebih tinggi.
"Saya yakin 5 juta sehari bisa dilakukan," kata dia.
Ketika dimintai keterangan terkait ketersediaan vaksin yang ada di Bio Farma, Bambang mengatakan, data selalu berubah setiap harinya.
"Stok setiap hari terus bergerak. Per tanggal 16 Juli, stok produk jadi Covid-19 Bio Farma yang dibuat dari bulk Sinovac ada 20 juta dosis (masih status karantina) dan stok yang sudah rilis sekitar 3 juta dosis," jelas Bambang.
Jumlah itu, menurut dia, di luar dari stok vaksin siap pakai dari hasil hibah negara lain.
"Ini di luar stok vaksin siap pakai yang merupakan hibah/Covax milik Kementerian Kesehatan seperti Moderna dan AstraZeneca," kata Bambang.