KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 Moderna yang sebelumnya digunakan untuk penguat atau booster bagi tenaga kesehatan, kini mulai didistribusikan bagi masyarakat umum.
Seperti diberitakan Kompas.com, (12/8/2021), Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan 5.102.300 dosis vaksin Moderna untuk vaksinasi Covid-19 di 34 provinsi.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, distribusi vaksin Moderna untuk masyarakat umum diatur dalam surat bernomor SR.02.06II/2025/2021 tentang Alokasi Distribusi Vaksin Covid-19 Moderna-COVAX Facility M2 Agustus 2021.
Namun apakah vaksin Moderna tersebut digunakan untuk booster atau dosis ketiga bagi masyarakat umum?
Penjelasan Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa vaksin Moderna untuk umum, bukan untuk booster atau dosis ketiga.
"Penggunaan vaksin Moderna sebagai booster dosis ketiga hanya diberikan kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan," kata Nadia pada Kompas.com, Minggu (15/8/2021).
Nadia mengatakan, vaksin Moderna untuk umum yang dimaksud adalah untuk dosis pertama dan dosis kedua.
Selain itu, vaksin Moderna juga ditujukan untuk ibu hamil dan masyarakat dengan komorbid yang tidak bisa mendapatkan vaksin AstraZeneca maupun Sinovac.
Baca juga: Cara Daftar BPJS Ketenagakerjaan, Syarat Penerima BSU Rp 1 Juta
Dinas kesehatan daerah
Menurut Nadia, saat ini vaksin Moderna untuk umum sudah mulai diberikan.
Namun terkait kapan vaksin Moderna bisa diberikan, informasinya akan dibagikan oleh dinas kesehatan masing-masing daerah.
"Nanti diumumkan dinkes masing-masing di daerah," tuturnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak mengambil jatah vaksin Moderna yang diperuntukkan bagi nakes dan orang-orang yang sudah ditentukan.
"Kami mengimbau jangan sampai ada pihak-pihak yang kemudian memanfaatkan dan mendapatkan vaksinasi booster ketiga tidak sesuai dengan sasaran yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Baca juga: Simak, Warna Pelat Nomor Kendaraan Berubah Tahun Depan, Ini Rinciannya
Prioritaskan tenaga kesehatan
Menurut pengamat Kebijakan Publik dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah vaksin Moderna ini sebaiknya memang diberikan untuk para tenaga kesehatan terlebih dahulu.
Hal tersebut menanggapi adanya kalangan tertentu yang menginginkan divaksin Moderna, selain nakes dan masyarakat umum yang telah ditentukan.
"Booster untuk nakes dulu saja, baru nanti kalau memang ada stok-nya untuk kalangan prioritas yang lainnya (guru, pejabat, tokoh, polisi, PNS, dan lain-lain)," kata Trubus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021).
Mengenal vaksin Moderna
Dibuat berbasis mRNA
Mengenai vaksin Moderna, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin ini dibuat dengan platform mRNA dengan nukleosida dimodifikasi yang dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 sehingga dapat mencegah penyakit Covid-19.
Kemenkes mengarahkan agar vaksin Moderna disimpan dalam mesin pendingin pada suhu minus 25 derajat celcius sampai dengan minus 15 derajat celcius di fasilitas dinas kesehatan.
Sedangkan pada fasilitas pelayanan kesehatan, kata Nadia, vaksin Moderna dapat disimpan pada "vaccine refrigerator" suhu 2 hingga 8 derajat celcius.
Baca juga: 5 Fakta Vaksin Moderna, dari Keampuhan hingga Efek Sampingnya
Efikasi 94,1 persen
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, berdasarkan data hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan, efikasi vaksin Covid-19 Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.
Sementara, untuk kelompok usia di atas 65 tahun, efikasinya menurun mencapai 86,4 persen.
Selain itu, hasil uji klinis fase ketiga juga menunjukkan vaksin Moderna aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Adapun komorbid yang dimaksud yakni penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit lever hati, dan HIV.
Efek samping
Tak jauh berbeda dengan vaksin Covid-19 lainnya, vaksin Moderna juga memiliki efek samping bagi mereka yang telah disuntik.
Namun munculnya efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) cenderung dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.
Kejadian efek samping yang paling sering dirasakan, antara lain:
- Nyeri
- Kelelahan
- Nyeri di tempat suntikan
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Pusing.