KOMPAS.com – Pembahasan mengenai florona beberapa hari terakhir menyedot perhatian publik.
Hal ini tak lepas setelah adanya kasus florona yang terdeteksi di Israel pada Kamis (30/12/2021).
Melansir Hindustan Times, pasien pertama florona adalah pada ibu hamil yang belum divaksinasi.
Wanita tersebut dirawat di Rabin Medical Center untuk melahirkan.
Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?
Lantas sebenarnya apa itu florona?
Penjelasan epidemiolog soal florona
Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa florona bukanlah varian baru.
“Ini bukan varian baru, dan enggak ada selain ini sebelumnya,” ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/1/2022).
Dicky menilai florona lebih kepada istilah yang diberikan media mengenai gabungan untuk mendeskripsikan adanya dua infeksi atau co-infeksi antara influensa dan SARS-CoV-2.
Sehingga florona bukanlah istilah medis namun lebih kepada istilah umum.
Baca juga: Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Hadapi Omicron, Ini Kata WHO
Koinfeksi florona di negara musim dingin mengkhawatirkan
Dicky menjelaskan, koinfeksi seperti florona di negara musim dingin adalah sesuatu yang mengkhawatirkan.
Pasalnya, influenza menjadi masalah di sana karena dapat menyebabkan kematian.
Dicky menyebut, di Israel beberapa minggu terakhir menunjukkan adanya peningkatan tajam influenza.
Baca juga: Apa Itu Varian Omicron dan Apa Saja Gejalanya?
Namun menurutnya, biasanya influenza juga akan menurun ketika kasus pandemi Covid-19 juga turun.
Hal ini karena ketika kasus Covid-19 meningkat, orang-orang akan lebih disiplin memakai masker, dan protokol kesehatan lain.
Kedisiplinan tersebut pada akhirnya juga berdampak pada kasus influenza, sehingga akan ikut menurun.
“Tentunya harus dipahami gejala influenza dan Covid kan hampir sama termasuk mekanisme penularannya hampur sama,” katanya lagi.
Baca juga: Update Virus Corona 4 Januari 2022: FDA Izinkan Vaksin Pfizer untuk Booster Anak
Lonjakan kasus Influenza
Karena itulah Dicky mengingatkan masyarakat juga sebaiknya perlu mewaspadai juga adanya influenza di tengah-tengah pandemi yang masih terjadi.
Pasalnya, menurut sebuah riset, saat seseorang terinfeksi influenza maka bisa menempatkan orang tersebut menjadi lebih rentan untuk terinfeksi SARS-CoV-2 dan meningkatkan viral load-nya sehingga memperbesar risiko kerusakan pada organ paru.
Sehingga sebaiknya masyarakat menerapkan selalu 5 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas).
Selain itu, Dicky juga mengingatkan agar ada peningkatan surveillance influenza-like illness (ILI) dan surveilance severe acute respiratory infections (SARI) di tingkat Puskesmas, dan Dinas Kesehatan.
Hal ini karena menurutnya bisa memberikan peta situasi terhadap potensi dua infeksi tersebut.
Baca juga: Mengapa Status Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Dicabut? Ini Kata Satgas
Vaksinasi di Israel
Dokter Israel mengatakan Florona sedang dipelajari karena Israel telah melihat lonjakan kasus influenza dalam beberapa minggu terakhir.
Dokter di Rumah Sakit Universitas Kairo Nahla Abdel Wahab mengatakan kepada media Israel bahwa Florona mungkin mengindikasikan kerusakan besar pada sistem kekebalan karena dua virus memasuki tubuh manusia secara bersamaan.
Israel sudah memulai penyuntikan dosis keempat vaksin Covid-19 untuk warganya yang paling rentan, dan menjadi salah satu negara pertama yang melakukannya.
Penyuntikan dosis keempat vaksin corona dimulai di Sheba Medical Center pada Jumat (31/12/2021) pagi.
Adapun para penerima pertamanya adalah orang-orang yang pernah menjalani transplantasi paru-paru
Baca juga: Daftar 58 Daerah di Indonesia yang Tidak Memiliki Kasus Covid-19, Mana Saja?