Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Keramik, Granit, dan Tegel untuk Rumah, Mana yang Terbaik?

Baca di App
Lihat Foto
Semen Tiga Roda
Lantai Tegel Motif
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Menentukan material lantai yang pas dan sesuai selera merupakan salah satu cara agar rumah yang akan Anda huni bisa terasa nyaman.

Apalagi lantai merupakan komponen penting dalam rumah yang bisa menimbulkan kesan estetik atau keindahan dalam jangka panjang.

Saat ini, material lantai yang banyak digandrungi yakni keramik, granit, atau tegel.

Namun, tiap material lantai ini memiliki perbedaan dan fungsi tersendiri. Berikut ini perbedaan keramik, granit, dan tegel untuk rumah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Lantai Rumah Menggelembung: Penyebab, Cara Mencegah, dan Memperbaiki

Perbedaan keramik, granit, dan tegel

Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ashar Saputra, PhD, mengatakan, alasan utama perbedaan ketiga material lantai karena fungsi, mutu, dan selera.

"Alasan utamanya adalah fungsi, mutu, dan selera," ujar Ashar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/1/2022).

Keunggulan keramik

Untuk material keramik, Ashar menjelaskan bahwa keramik dipilih karena fungsi sesuai seperti permukaann rata, ada glazur, mudah dirawat, dan awet.

"Keramik berasal dari campuran tanah liat dilapisi glazur yang dibakar pada suhu sekitar 500 sampai 700 derajat celsius. Jadi, keramik adalah material buatan," ujar Ashar.

Selain itu, secara fungsi keramik juga memenuhi standar keamanan dan kesehatan.

Keunggulan granit

Berbeda dengan keramik, Ashar mengatakan, material lantai granit adalah material alami.

Dengan kelebihan itu, harga granit dan biaya perawatannya jauh lebih tinggi ketimbang keramik.

"Granit punya corak yang natural menjadi pilihan estetika yang tinggi," kata dia.

Ashar mengungkapkan, granit memiliki beragam kelas kualitas atau istilah sederhananya granit tua atau muda.

Menurut Ashar, granit muda lebih mudah rusak, sehingga perawatannya lebih untuk menjaga agar tidak mudah retak atau tekikis atau erosi.

Sedangkan, untuk granit tua umumnya membutuhkan perawatan lebih untuk menjaga kilap dan menjaga corak naturalnya.

"Biasanya ada cairan khusus dan alat poles khusus untuk menjaga kerataan permukaan dan menampilkan corak secara maksimal," ujar Ashar.

Baca juga: Plus Minus Keramik dan Granit, Mana yang Lebih Baik?

 

Keunggulan lantai tegel

Sementara, tegel adalah material penutup lantai yang terbuat dari campuran semen pasir, dan pada bagian atas ada bahan semen khusus untuk menampilkan warna atau corak.

Ashar menjelaskan, tegel saat ini dipilih untuk bangunan yang ingin menampilkan kesan klasik.

"Kualitasnya sangat beragam, standarnya biasanya di bawah keramik, namun pilihan nuansa klasik kadang menjadi penentu," pungkasnya.

Secara fungsi, Ashar mengungkapkan, tegel memiliki lapisan yang keras dan rata, cukup mudah untuk dibersihkan, namun sensitif dengan cairan asam dan teh.

Baca juga: Cara Efektif Bersihkan Lantai Ubin di Rumah Anda

Perbandingan harga

Dalam segi harga, keramik lebih unggul dibandingkan granit dan tegel karena harga pasarannya lebih murah.

Namun, jika berbicara soal kualitas tegel dan keramik bisa bersaing, sedangkan granit secara umum akan lebih mahal.

Teknik pemasangan keramik dan granit

Untuk teknik pemasangan, Ashar menjelaskan, tegel dan keramik hampir mirip, kecuali untuk keramik dengan ukuran extra besar (lebih besar dari 60 cm x 60 cm).

"Untuk granit, biasanya granik urkurannya lebih besar untuk memaksimalkan corak (minimal 60 cm x 60 cm)," ujar Ashar.

Dengan ukuran yang besar, granit perlu lebih hati-hati, dan terkadang perlu alat bantu khusus, semacam rubber cup kedap udara untuk membantu mengangkat.

Baca juga: Coba Lima Cara Ini, Lantai Marmer dan Granit Makin Mengilap

 

Lantai menggelembung atau popping

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah penyakit material keramik yang menggelembung atau popping.

Ashar mengatakan, popping biasanya terjadi pada lantai keramik saja.

Ia menambahkan, ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebabnya seperti material keramil yang relatif tipis dan berbahan dasar dari tanah liat, di mana ada sifat kembang susut (pemuaian).

"Kemungkinan lain terjadinya popping adalah adanya udara di bawah lantai yang terjebak, yang volumenya meningkat karena ada reaksi dari bahan semacam kapur (atau bersifat kapur) di bawa lantai sehingga lapisan keramik menjadi terangkat (popping)," kata Ashar.

Meski begitu, popping memang jarang terjadi pada granit dan tegel, kemungkinan karena bahan kedua material ini relatif tebal.

Dari penjelasan di atas, mana kira-kira material lantai yang cocok untuk mempercantik rumah Anda?

Baca juga: Ubin Popping, Bagaimana Cara Memperbaikinya? Simak Panduan Berikut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi