Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Rare Earth, Potensi Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO / JUNI KRISWANTO
Warga korban lumpur Lapindo mengikuti acara silaturahim dan doa bersama, menandai peringatan 11 tahun bencana di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (25/5/2017). Sejak Mei 2006 silam, semburan lumpur telah menggenangi 16 desa di tiga kecamatan yang membawa dampak besar bagi masyarakat sekitar hingga aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki potensi kandungan logam tanah jarang (rare earth).

Rare earth pernah teridentifikasi di Sumatera, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa, totalnya 28 daerah.

"Kami juga melakukan kajian terhadap lumpur Sidoarjo yang ternyata juga diidentifikasi oleh Badan Litbang mengandung logam tanah jarang," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam jumpa pers, dikutip Antara, 20 Januari 2022.

Disebutkannya, rare earth merupakan salah satu mineral yang jadi perhatian, karena dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu rare earth atau logam tanah jarang?

Baca juga: Disinggung Luhut Jadi Incaran Dunia, Apa Itu Rare Earth?

Apa itu Rare Earth?

Melansir laman Geology, rare earth element (REE) adalah 17 unsur kimia yang terjadi bersama-sama dalam tabel periodik, terletak di tengah tabel periodik (nomor atom 21, 39, dan 57-71).

Golongan ini terdiri dari itrium dan 15 elemen lantanida (lantanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, dan lutetium).

Skandium ditemukan di sebagian besar endapan unsur rare earth dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai unsur rare earth.

Persatuan Internasional Kimia Murni dan Terapan memasukkan skandium dalam definisi elemen rare earth mereka.

Mengutip Science History, logam-logam ini memiliki sifat fluoresen, konduktif, dan magnet yang tidak biasa.

Hal itu membuatnya sangat berguna ketika dicampur dalam jumlah kecil dengan logam yang lebih umum seperti besi.

Baca juga: Seperti Apa Keberadaan Logam Tanah Jarang di Indonesia, Ini Kata ESDM

Secara geologis, unsur-unsur tanah jarang tidak terlalu langka.

Deposit logam ini ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia, dengan beberapa elemen dalam kelimpahan yang sama di kerak bumi seperti tembaga atau timah.

Tetapi tanah jarang tidak pernah ditemukan dalam konsentrasi yang sangat tinggi dan biasanya ditemukan bercampur satu sama lain atau dengan unsur radioaktif, seperti uranium dan thorium.

Sifat kimia dari unsur-unsur tanah jarang membuat mereka sulit untuk dipisahkan dari bahan sekitarnya dan dari satu sama lain.

Kualitas-kualitas ini juga membuat mereka sulit untuk dimurnikan.

Metode produksi saat ini membutuhkan banyak bijih dan menghasilkan banyak limbah berbahaya untuk mengekstrak hanya sejumlah kecil logam tanah jarang.

Limbah dari metode pengolahan termasuk air radioaktif, fluor beracun, dan asam.

Baca juga: Hilirisasi Logam Tanah Jarang Belum Optimal, Ini Kendalanya

Kegunaan rare earth

Rare earth adalah komponen dalam banyak teknologi yang sudah dikenal, termasuk smartphone, lampu LED, dan mobil hybrid.

Beberapa elemen tanah jarang digunakan dalam penyulingan minyak dan tenaga nuklir.

Selain itu, penting untuk turbin angin dan kendaraan listrik. Penggunaan yang lebih khusus terjadi di bidang kedokteran dan manufaktur.

Mengutip laman American Geo Sciences, rare earth element adalah komponen penting dari lebih dari 200 produk di berbagai aplikasi.

Di antaranya, produk konsumen berteknologi tinggi, seperti telepon seluler, hard drive komputer, kendaraan listrik dan hibrida, serta monitor layar datar dan televisi.

Selain itu, unsur rare earth juga digunakan dalam usaha pertahanan yang signifikan, seperti tampilan elektronik, sistem panduan, laser, dan sistem radar dan sonar.

Jumlah rare earth element (REE) yang terkandung dalam suatu produk beragam. Ada yang sedikit. Ada juga yang banyak.

Misalnya, pada motor spindel dan kumparan suara desktop dan laptop hanya membutuhkan sedikit kandungan REE.

Baca juga: Logam Tanah Jarang Jadi Harapan Indonesia Mengembangkan Mobil Listrik

Sejarah rare earth

Istilah rare earth diciptakan ketika sebuah batu hitam yang tidak biasa digali oleh seorang penambang di Ytterby, Swedia, pada 1788.

Bijih itu disebut "rare (langka)" karena belum pernah terlihat sebelumnya dan "earth (bumi)" karena itu adalah geologis abad ke-18, istilah untuk batuan yang dapat larut dalam asam.

Pada 1794, ahli kimia Johan Gadolin menamai "bumi" yang sebelumnya tidak dikenal ini yttria.

Seiring waktu, tambang di sekitar Ytterby mengekstraksi batuan yang menghasilkan empat elemen yang dinamai sesuai kota (yttrium, ytterbium, terbium, dan erbium).

Unsur-unsur lainnya seperti cerium, thorium, lantanum, erbium, terbium, neodymium dan praseodymium, ditemukan oleh peneliti-peneliti setelahnya hingga 1880.

Negara produsen rare earth

China pernah memonopoli REE. Pada 1993, sebanyak 83 persen produksi REE dunia berasal dari China, 33 persen dari Amerika Serikat, 12 persen dari Australia, dan masing-masing lima persen di Malaysia serta India.

Beberapa negara lain, termasuk Brasil, Kanada, Afrika Selatan, Sri Lanka, dan Thailand, mengisi sisanya.

Namun, pada 2008, Cina menyumbang lebih dari 90 persen produksi REE dunia. Pada 2011, Cina menyumbang 97 persen dari produksi dunia.

Mulai 1990 dan seterusnya, pasokan REE menjadi masalah karena pemerintah Cina mulai mengubah jumlah REE yang diizinkan untuk diproduksi dan diekspor.

Pemerintah China juga mulai membatasi jumlah perusahaan patungan China dan China-asing yang dapat mengekspor REE dari China.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi