KOMPAS.com - Belakangan ini, sejumlah warganet menuliskan bahwa mereka dan lingkungannya mengalami flu, batuk, dan pilek.
Informasi ini dituliskan oleh pengguna Twitter, Jumat (21/1/2022) lalu.
"Kalian abis pada pilek sama batik gak sih?" tulis akun Twitter ini.
"Aku iyaaa awalnya radang tenggorokan, pas udah baikan jadi sering batuk-batuk dan flu pilek sampe agak sesak napas, ada yg sama gasii??" tulis akun berikut.
"Akhir akhir ini banyak pasien w yang sakit batuk pilek. Nggak cuma banyak sih tp banyak banget.....jaga kesehatan ya guys," tulis akun lainnya.
Lalu, benarkah saat ini sedang musim flu, batuk, dan pilek? Apa penyebabnya?
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Guncang Kolombia, Lebih 1.000 Orang Tewas
Penjelasan dokter
Dokter sekaligus Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan dr Dien Kalbu Ady mengatakan, kejadian tersebut termasuk dalam Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA).
Ia menjelaskan, ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, gatal, nyeri tenggorokan dan kadang disertai demam maupun nyeri otot.
"ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia," ujar Dien, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/1/2022).
Menurut dia, jika dibagi menurut letak infeksinya, beberapa penyakit yang bisa terjadi saat infeksi saluran pernapasan, yaitu:
- Infeksi saluran pernapasan atas, meliputi common cold, sinusitis, rhinitis, tonsillitis, radang tenggorokan, dan laringitis.
- Infeksi saluran pernapasan bawah, meliputi bronkitis, bronkiolitis, pneumonia, aspergilosis, maupun tuberkulosis (TBC).
- Infeksi saluran pernafasan atas dan bawah, meliputi Covid-19 dan SARS.
Baca juga: Mengatasi Sakit Kepala karena Flu
Penyebab ISPA
Jika melihat dari penyebabnya, Dien mengatakan bahwa sekitar 70 sampai 80 persen ISPA disebabkan oleh sekelompok virus saluran pernapasan.
Virus tersebut, seperti rhinovirus, adenovirus, Covid-19, dan influenza.
Sementara itu, 20 hingga 30 persen ISPA disebabkan oleh bakteri.
"Dari kasus ISPA penyebab virus yang paling banyak adalah common cold atau yang sering kita sebut dengan istilah flu (padahal dalam arti sebenarnya berbeda dengan influenza)," ujar Dien.
Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi (droplet).
Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain.
"Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita," lanjut dia.
Baca juga: Daftar Obat Alami untuk Batuk dan Pilek
Pengobatan
Pengobatan infeksi saluran pernapasan disesuaikan dengan kondisi penderitanya.
Artinya, sebagian besar kasus ISPA yang disebabkan virus (mayoritas kasus common cold) tidak membutuhkan perawatan spesifik dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Untuk membantu meredakan keluhan dan gejalanya, penderita disarankan untuk:
- Beristirahat dengan cukup
- Mandi dengan air hangat
- Mengonsumsi makanan atau minuman hangat
- Berkumur dengan air garam
- Minum air putih dalam jumlah cukup
- Menghindari paparan udara dingin
"Jika penderita mengalami demam, mengonsumsi obat pereda demam, seperti paracetamol juga bisa dilakukan," ujar Dien.
"Suplemen vitamin juga bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh," lanjut dia.
Dien juga menegaskan kepada masyarakat bahwa tidak dianjurkan penggunaan antibiotik sembarangan.
Sebab, penggunaan antibiotik harus berdasarkan pemeriksaan dokter dan penyebab dari ISPA adalah bakteri (bukan berpatokan berapa hari sakit).
Baca juga: Cara Meringankan Flu Tanpa Pengobatan, Apa yang Bisa Dilakukan?
Sesuai anjuran dokterSenada dengan Dien, dokter umum RS PKU Muhammadiyah Pedan Klaten dr Puspita Dewi mengatakan, penggunaan antibiotik harus ada indikasi dari dokter.
"Tidak pernah menyarankan untuk minum antibiotik secara mandiri harus wajib ke dokter, gaboleh beli obat antibiotik sendiri di apotek, antibiotik bukan obat sembarangan, harus ada indikasi," ujar Dewi, saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Selasa (25/1/2022).
Ia mengatakan, bidan/perawat tidak berhak memberikan antibiotik.
Apabila masyarakat ingin beli obat di apotek, hanya diperbolehkan obat batuk dan pilek biasa.
Baca juga: Mirip, Perhatikan Bedanya Pilek, Flu, dan Gejala Covid-19
Perhatikan jenis makanan
Dewi mengatakan, agar proses penyembuhan maksimal dan efektif, orang yang sakit ISPA wajib memperhatikan jenis makanan yang tidak menimbulkan peradangan.
"Batasi makan makanan yang terlalu manis, goreng-gorengan, karena bikin peradangan di tubuh," ujar Dewi.
Namun, jika penyebab ISPA karena alergi, maka yang harus dihindari adalah makanan yang menjadi alergennya.
"Perbanyak minum putih, minum vitamin untuk meningkatkan imunitas, banyak konsumsi sayur," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.