KOMPAS.com - Pemerintah resmi mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan pada Rabu (16/3/2022).
Bersamaan dengan itu, minyak goreng sudah mulai berjajar memenuhi rak-rak minimarket dan supermarket meski dengan harga mahal.
Fenomena ini pun memunculkan kewaspadaan akan rawannya peredaran minyak goreng palsu.
Seperti diberitakan Kompas.com (19/2/2022), minyak goreng palsu sempat beredar di Kudus, Jawa Tengah.
Adalah produsen kerupuk Musmiah (58) dan Siti Mutoharoh (45) yang merugi hingga jutaan rupiah usai membeli 25 jeriken minyak goreng palsu.
Baca juga: Update Harga Minyak Goreng di Alfamart dan Indomaret
Lantas, bagaimana cara membedakan minyak goreng asli dan palsu?
Cara membedakan minyak goreng asli dan palsu
Peneliti dan dosen program studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Vella memaparkan cara membedakan minyak goreng asli dan palsu.
Menurutnya, minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama berupa trigliserida yang berasal dari bahan nabati dan telah melalui proses pemurnian.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mendeteksi keaslian minyak goreng, yakni melalui uji organoleptik atau pengujian dengan menggunakan indra manusia.
“Uji organoleptik dapat dilakukan meliputi deteksi warna, bau, penampakan dan tekstur,” terang Vella, dilansir dari laman resmi UM Surabaya (18/3/2022).
Baca juga: Mengapa Stok Minyak Goreng Melimpah Setelah Harga Tak Lagi Dibatasi?
Berikut cara membedakan minyak goreng asli dan palsu
1. Warna minyak gorengSalah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi keaslian minyak goreng adalah melihat warnanya.
Minyak goreng asli memiliki warna kuning hingga kuning pucat.
Jika warna terlihat lebih gelap, Vella mengatakan itu tidak normal atau termasuk minyak goreng palsu.
Baca juga: Minyak Goreng Murah tapi Masih Langka? Ini Kata Pengamat Ekonomi
2. Bau minyak gorengSelain warna, deteksi keaslian minyak goreng dapat juga dilakukan oleh indra penciuman, yakni dari bau.
Vella menjelaskan, minyak goreng asli memiliki bau yang khas seperti bau kelapa atau cenderung tidak berbau.
“Jika tercium bau yang khas (bau kelapa) atau tidak berbau, maka minyak dinyatakan normal,” kata peneliti UM Surabaya itu.
Perlu diwaspadai jika minyak tercium bau lain, seperti bau tengik dan amis. Sebab, minyak goreng dengan bau demikian dipastikan tidak normal atau palsu.
Bau tengik dan amis yang muncul, imbuh Vella, biasanya disebabkan dari hasil oplosan atau gabungan antara minyak baru dan bekas.
Baca juga: Minyak Goreng Satu Harga, Ini Kontak Aduan dan Sanksi bagi Pelanggar
3. Tekstur minyak gorengTerakhir, deteksi dari tekstur atau penampakan minyak goreng.
Minyak goreng yang asli umumnya memiliki tekstur cair dan encer.
Sementara minyak goreng palsu cenderung lebih kental. Mengingat minyak palsu terbuat dari minyak bekas, maka tentunya sudah digunakan untuk menggoreng secara berulang.
“Akibat kandungan bahan masakan baik berupa kandungan lemak, tepung, dan lain seterusnya, akan membuat tekstur minyak palsu menjadi lebih kental jika dibandingkan dengan minyak asli yang memang belum pernah digunakan untuk menggoreng sebelumnya,” jelas Vella.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Naik, Ini Dampaknya bagi Harga BBM di Indonesia
Cara cek keaslian minyak goreng
Adapun untuk menghindari beredarnya merek-merek minyak goreng yang tidak berizin, masyarakat dapat mengecek langsung melalui situs resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Langkah-langkah cek izin edar BPOM dilansir dari Kompas.com (19/3/2022), sebagai berikut:
- Buka situs https://cekbpom.pom.go.id/.
- Pada kolom “Cari Produk”, pilih cari berdasarkan "MERK".
- Masukan merek minyak goreng yang ingin dibeli di bagian kata kunci.
- Klik “CARI”, kemudian akan muncul nama produk yang dicari lengkap dengan informasi seperti nomor registrasi dan pendaftar.
Sebagai tambahan, berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), terdapat 425 merek minyak goreng yang beredar di pasaran saat ini.
Baca juga: Daftar Harga BBM Nonsubsidi Mulai 12 Februari dan Alasan di Balik Kenaikannya...