KOMPAS.com - Gusi berperan penting dalam sistem pencernaan karena makanan yang akan masuk ke perut harus dilumat dulu di mulut.
Jika gusi Anda mengalami bengkak, biasanya ditandai dengan gusi yang menonjol atau membesar.
Gusi yang bengkak akan tampak merah. Warnanya merah dan bukan merah muda seperti warna gusi pada umumnya. Kondisi ini juga menyebabkan rasa sensitif dan nyeri.
Lalu, apa saja penyebab gusi bengkak?
Baca juga: Cara Mengatasi Gusi Berdarah Saat Menyikat Gigi
Dilansir dari WebMD, (22/4/2022), menyikat gigi terlalu keras merupakan salah satu penyebab gusi menjadi bengkak, karena gusi terbuat dari jaringan halus.
Saat menyikat, pastikan menggunakan gerakan melingkar yang lembut untuk memijat dan membersihkan gigi dan gusi.
Kerap ditemui, banyak orang menggunakan gerakan maju mundur, padahal gerakan ini dapat mengiritasi dan merusak gusi Anda, membuatnya sakit dan lebih mungkin berdarah.
2. Teknik gusi dan flossingPenyebab lain yang bisa membuat gusi bengkak adalah teknik flossing atau membersihkan gigi menggunakan benang.
Flossing memang difungsikan untuk membantu menghilangkan plak dari tempat-tempat yang sulit dijangkau sikat gigi Anda.
Namun, berhati-hatilah ketika flossing atau menggunakan benang gigi agar tidak menyebabkan gusi bengkak atau berdarah.
Baca juga: 6 Cara Menjaga Gusi Tetap Sehat yang Baik Dilakukan
3. PeriodontitisMenurut CDC, 47,2 persen orang Amerika berusia 30 tahun ke atas memiliki beberapa bentuk penyakit periodontal (gusi), termasuk periodontitis.
Periodontitis adalah penyakit gusi serius yang merusak gusi dan menghancurkan tulang rahang.
Kondisi ini dipicu karena kurangnya seseorang menjaga kebersihan mulut.
Jika tidak diobati, periodontitis dapat menyebabkan kehilangan gigi.
4. Gingivitis atau radang gusiSelain itu, kebanyakan orang dengan penyakit gusi memiliki bentuk yang kurang parah yang disebut gingivitis.
Jika Anda terkena radang gusi lebih awal, maka itu masih bisa disembuhkan dengan menjaga kebersihan mulut dengan tepat.
Namun jika tidak diobati, gingivitis dapat memburuk dan akhirnya menyebabkan kehilangan gigi.
Baca juga: Mengapa Penderita Leukimia Mengalami Gusi Berdarah?
5. SariawanPenyebab umum di balik gusi yang sakit adalah sariawan.
Luka yang menyakitkan ini dapat berkembang di mana saja di dalam mulut, termasuk pada gusi, dan seringkali memiliki bagian tengah berwarna keputihan dengan tepi merah.
Orang dengan penyakit autoimun tertentu juga lebih mungkin mengalami masalah gusi yang disebabkan oleh sariawan
6. Memasang kawat gigiDikutip dari Kompas.com, (31/12/2019), ada risiko setelah seseorang memasang behel asal-asalan, biasanya hal ini dilakukan oleh orang yang tidak kompeten pada ilmu kedokteran gigi.
Salah satu risikonya yakni terjadi peradangan gusi yang menyebabkan gusi bengkak.
Ketika karang gigi tidak dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemasangan behel, seseorang bisa mengidap penyakit radang gusi.
Radang gusi biasanya ditandai dengan darah keluar dari gusi saat menggosok gigi.
Baca juga: 8 Penyebab Gingivitis (Radang Gusi) yang Perlu Diwaspadai
7. MerokokMerokok bisa merusak gigi Anda.
Orang yang merokok jauh lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit gusi.
Anda mungkin menemukan bahwa kebiasaan merokok bisa memberi sejumlah masalah gusi, dari gusi sensitif dan berdarah, hingga luka yang menyakitkan.
8. Perubahan hormonDilansir dari Kompas.com, (20/2/2017), beberapa wanita menemukan bahwa perubahan kadar hormon dapat menyebabkan gusi bengkak.
Hal ini biasanya bersifat sementara dan biasanya terjadi selama masa pubertas, menstruasi, dan menopause.
Peningkatan hormon selama masa pubertas dapat meningkatkan aliran darah ke gusi, membuatnya merah, bengkak, dan sensitif.
Baca juga: Gejala Kanker Gusi yang Perlu Diwaspadai
Infeksi dapat terjadi di mulut dan menyebabkan masalah seperti pembengkakan pada gusi.
Misalnya, infeksi kronis seperti herpes dapat menyebabkan komplikasi yang menyebabkan gusi bengkak. Ini termasuk sariawan yang dapat menyebabkan gejala pembengkakan.
Komplikasi dari gigi yang terinfeksi, seperti abses, juga dapat menyebabkan pembengkakan, terutama di satu area gusi.
10. IritasiReaksi alergi terhadap bahan yang terkandung dalam pasta gigi, makanan, obat-obatan atau bahkan kawat gigi, dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kemerahan dan pembengkakan pada jaringan gusi.
Banyak orang baru menyadari bahwa mereka mengalami gusi bengkak setelah mengganti pasta gigi jenis yang berbeda dari biasanya.
Baca juga: Radang Gusi
11. Efek obat kemoterapiKemoterapi dapat memiliki sejumlah efek samping yang tidak menyenangkan, termasuk gusi yang nyeri, bengkak, dan berdarah.
Banyak orang yang menjalani pengobatan untuk kanker menghadapi stomatitis, yang menyebabkan perkembangan luka dan bisul yang menyakitkan pada gusi dan seluruh mulut.
12. KehamilanTidak hanya masa pubertas, wanita yang hamil juga bisa mengalami masalah gusi.
Masalah-masalah ini biasanya mereda setelah periode dimulai.
Gingivitis kehamilan biasanya dimulai pada bulan kedua atau ketiga kehamilan dan berlanjut hingga bulan kedelapan, menyebabkan gusi yang sakit, bengkak, dan berdarah.
13. Partikel makanan menempel di gigiMakanan yang masuk masuk ke bawah gusi atau melekat di sela-sela gigi seringkali sulit untuk dibersihkan.
Salah satu contoh makanan yang sering terjebak di bawah gusi adalah popcorn dan serat daging.
Satu atau dua hari sesudah sisa makanan terselip, terjadilah pembengkakan yang baru akan mereda setelah sisa-sisa popcorn dibersihkan atau keluar dengan sendirinya.
Baca juga: Gusi Hitam
14. Perbaikan gigi dengan cara yang salahGigi yang merenggang karena usia dan diperbaiki dengan cara yang salah, dapat memudahkan sisa-sisa makanan terjebak di sela-sela gigi.
Seringkali, sisa-sisa makanan yang sudah terjebak itu sulit dibersihkan sehingga lama-kelamaan dapat menyebabkan infeksi.
Gigi palsu yang tidak pas juga dapat mengiritasi jaringan gusi, menyebabkannya luka atau bengkak.
(Sumber: Kompas.com/Irawan Sapto Adhi, Lily Turangan | Editor: Mahardini Nur Afifah, Bestari Kumala Dewi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.