KOMPAS.com – Kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 atau dijuluki "Centaurus" dilaporkan terdeteksi di Singapura, Kamis (14/7/2022).
Dikutip dari Kompas.com, 18 juli 2022, Departemen Kesehatan Singapura menyampaikan bahwa kasus tersebut terdeteksi pada pasien yang baru saja melakukan perjalanan ke India.
Pasien tersebut saat ini sudah dalam kondisi pulih sepenuhnya.
Lantas, apa itu subvarian "Centaurus"?
Baca juga: Belanda Deteksi Subvarian Omicron Centaurus, Apa Gejalanya?
Subvarian "Centaurus" BA.2.75
Dikutip dari Metro, secara sederhana, penjelasan subvarian Centaurus adalah strain BA.2.75 dari virus Corona subvarian Omicron yang terdeteksi di India pada Mei 2022.
Nama Centaurus sendiri adalah nama julukan yang diberikan warganet di media sosial, yakni Xabier Ostale seorang fanatik lockdown.
“Aku memberikan nama baru BA 2.75 varian setelah galaxy. Nama barunya adalah strain Centaurus. Terbiasalah, Sekarang aku yang memimpin pandemi,” ujarnya.
Centaurus bukan nama resmi yang dipakai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ahli Virologi Kanada Dr Angela Rasmussen menyampaikan dalam unggahannya agar para tenaga medis tak memakai julukan ini.
“Komunitas medis harus terus 'menyebutnya BA.2.75 seperti kita semua yang menggunakan nomenklatur standar',” ungkapnya.
Baca juga: Muncul Subvarian Centaurus BA.2.75, Ini 6 Fakta yang Harus Diketahui
Apakah subvarian "Centaurus" lebih menular?
Dikutip dari Independent, masih belum jelas apakah virus lebih bisa menyebabkan penyakit yang lebih serius dibandingkan varian Omicron lain.
Meski demikian para ilmuwan menilai ada kemungkinan virus bisa mengatasi kekebalan vaksin yang terbentuk sebelumnya.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sejauh ini menetapkan BA.2.75 sebagai varian dalam pemantauan sejak 7 Juli 2022.
Penetapan ini berarti ada indikasi bahwa varian berpotensi lebih menular.
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman sudah memperingatkan pemerintah dan masyarakat akan potensi penyebaran subvarian baru Omicron BA.2.75.
"Sekarang bukan hanya BA.4 BA.5 ya, sudah ada BA.27.5 turunan dari Omicron BA.2, yang hampir bahkan bisa berpotensi sama dengan Delta," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com, Minggu (3/7/2022).
Baca juga: Singapura Deteksi 2 Kasus Impor Subvarian Centaurus BA.2.75
Dia mengatakan, BA.2.75 yang pertama kali terdeteksi di India memiliki ciri, yakni jumlah mutasi di spike (protein peplomer) sangat tinggi dan terdapat kemungkinan menurunkan efikasi antibodi.
Selain itu, subvarian baru ini BA.2.75 diperkirakan menular secara efektif melalui udara dan ada kemungkinan sudah tersebar ke negara lain.
"Data awal di India menunjukkan BA.2.75 punya kecepatan sebaran yang luar biasa atau 9 kali lipat BA.5," ucap Dicky.
Oleh karena itu, langkah cepat dan tepat dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi penyebaran subvarian baru tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.