KOMPAS.com - Seekor paus bungkuk putih yang sangat langka ditemukan mati terdampar di pantai Australia pada 16 Juli 2022.
Peter Coles, penduduk setempat, yang menemukan paus tersebut saat tengah melewati pantai terpencil di dekat Mallacoota, Victoria, Australia.
Dilansir dari Live Science, (22/7/2022), paus bungkuk putih yang mati terdampar memiliki panjang 33 kaki atau sekitar 10 meter.
Dipastikan, paus tersebut merupakan betina yang masih remaja.
"Itu putih bersih. Saya pikir tampak seperti patung, itu (paus) hampir tidak terlihat nyata," kesaksian Coles.
Baca juga: Tanggapan Elon Musk soal Kabar Perselingkuhan dengan Istri Pendiri Google
Penyebab kematian
Masih belum diketahui secara pasti penyebab kematian paus bungkuk putih yang sangat langka ini.
Meski begitu, ahli ekologi kelautan di Southern Cross University di Australia Wally Franklin menyampaikan, beberapa kemungkinan penyebab kematian paus bungkuk.
Pertama, kemungkinan bahwa ia bertemu dan menabrak kapal. Namun, kemungkinan ini bisa salah lantaran tak ada bekas luka atau kerusakan di atas tubuh paus.
Kedua, paus bungkuk kemungkinan mendapatkan parasit di dalam tubuhnya. Parasit ini, menurut Franklin, berbahaya bagi paus dan bisa menyebabkan kematian.
"Dan jika seekor paus tidak sehat karena suatu alasan, misalnya tidak makan dengan baik dan tidak dapat bergerak dengan benar, mereka dapat terkena kutu yang pada akhirnya menyebabkan kematian," jelas Franklin, dilansir dari ABC News, (18/7/2022).
Sementara itu, peneliti di Dolphin Research Institute David Donnelly mengatakan, kemungkinan paus bungkuk putih tersebut telah mati beberapa hari sebelum terdampar.
Hal ini dibuktikan dengan adanya hiu yang mengais tubuh paus.
Donnelly melanjutkan, penyebab kematian paus bungkuk sudah pasti bukan karena usia tua.
Pasalnya, dilihat dari ukuran paus bungkuk putih yang terdampar, masih berada dalam usia remaja.
Baca juga: Paus Bungkuk Putih Langka Mati Terdampar di Pantai Australia, Ini Penjelasan Ahli
Meski putih tetapi bukan albino
Diberitakan ABC News, (20/7/2022), analisis dari Otoritas Lingkungan Victoria mengungkapkan, paus yang terdampar bukan merupakan albino.
Pasalnya, menurut petugas Departemen Lingkungan, Tanah, Air, dan Perencanaan (DELWP) yang menuju lokasi terdampar, paus tak sepenuhnya berwarna putih.
"Ada bercak kulit berwarna gelap pada paus itu. Ini membuat petugas percaya bahwa paus itu bukan paus albino," ujar Peter Brick, komandan badan regional untuk DELWP.
Adapun albino atau albinisme, adalah kondisi genetik yang mencegah hewan memproduksi pigmen melanin. Pigmen ini merupakan pemberi warna pada kulit, rambut atau bulu, dan mata.
Petugas kemudian mengambil beberapa foto dan sampel kulit dan lemak puas yang terdampar ini untuk dikirim ke Museum Victoria guna keperluan analisis.
Baca juga: Bangkai Ikan Paus Berukuran 11 Meter Terdampar di Pantai Simora Kaimana
Selanjutnya, bangkai paus bungkuk putih ini pun tetap dibiarkan di lokasi terdampar agar membusuk secara alami.
Keputusan ini, diambil DELWP lantaran keberadaan pantai yang terpencil dan jauh dari permukiman penduduk, sehingga bau bangkai tidak akan menggangu.
Bersamaan dengan keputusan ini, pihak DELWP juga memberikan peringatan kepada siapapun yang menggunakan pantai karena bau bangkai paus berpotensi mengundang hiu.
Oleh sebab itu, penduduk diminta untuk menjauh setidaknya 300 meter dari bangkai paus bungkuk putih yang terdampar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.