KOMPAS.com - Penjualan hewan di marketplace kembali menyita perhatian publik, terutama warganet di media sosial Twitter.
Kali ini hewan yang dijual adalah kucing, hewan peliharaan favorit sebagian besar masyarakat dunia.
"Speechless banget kok ada ya breeder se-ignorant ini... Kalo emang mau beli kucing pastiin di tempat yg bertanggungjawab ya guys, lebih baik lagi kalo adopt," tulis warganet ini (10/9/2022).
Dalam twit tersebut, pengunggah juga melampirkan foto hasil tangkapan layar sebuah marketplace yang diduga menjual kucing.
Dalam foto itu tertulis sebuah ulasan pembeli yang memberikan bintang dua kepada penjual.
"Saya beli yang orange, ternyata dapat yang abu-abu juga. Sepertinya yg orange sakit, baru datang tidak mau makan dan kurus sekali, belum ada sehari sudah mati, saya kecewa sekali," tulis ulasan itu.
Di dalam ulasan yang sama, pemilik toko mengatakan, "kucing yg dipesan hanya satu ekor Tapi toko kirimkan dua ekor, yaitu orange sama Abu (abu gratis). Kalau oren bermasalah bukankah abu-abunya baik2 saja dan sangat sehat?"
Hingga Minggu (11/9/2022), unggahan tersebut telah dibagikan kepada ribuan pengguna twitter dan disukai oleh 21.000 akun.
Baca juga: Ramai soal Jual Beli Hamster di E-commerce Mati Saat dalam Perjalanan
Respons warganet
Sejumlah warganet juga meninggalkan komentar di unggahan tersebut. Mayoritas menyayangkan penjualan hewan yang dilakukan melalui marketplace karena membahayakan hewan tersebut.
"Gak ngerti sama orang yang masih jual beli hewan di e-commerce, apalagi shop33. Guys, kalau sanggup, please adopsi, atau TNR di jalan untuk control overpopulation. kalau kalian udah terlanjur beli, tolong diurus dengan bener. Jgn pas jelek dibuang," tulis akun ini.
"Sumpah stop jual beli kucing pake ekspedisi gini dong, apa ya ga mikir dia jg makhluk hidup," ungkap warganet lain.
"Cowo gua beli kucing kek gini juga di Shop**, baru 2 hari kucingnya mati. Kek basah gitu, gatau pipis gatau apa. Dari dateng aja kek udah lemes ga lincah dan keliatan kaya sakit. Harganya murah juga cuma 650k. Salah cowo gua, ngebeli kucing di ecommerce segala," ungkap pemilik akun ini.
"Jujur ya, dulu pas aku masih breeding breeder lawas tuh masih baik baik, kalau pun ‘jual’ mereka masih seleksi adopter. YANG SEKARANG ENGGAA. Kucing jamuran dilepas adopt aja, tetep mahal. Padahal resikonya gede, vaksin keundur, immune turun, belum stress pindah rumah, bisa virus," terang akun ini.
Baca juga: Viral Cerita BCA Jemput Kucing Pakai Mobil demi Nasabah, Ini Alasannya
Tanggapan pengamat satwa
Ketua Umum Jaringan Satwa Indonesia Jakarta Animal Aid Network (JSI-JAAN) Benvika turut menyoroti persoalan jual beli kucing di marketplace.
Sebagai pegiat satwa, dia menyayangkan adanya jual beli hewan jenis apapun.
"Sebenarnya penjualan (hewan) dalam bentuk apapun tidak dibenarkan ya, baik itu langsung membeli ke pedagangnya maupun lewat online," ujarnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com (11/9/2022).
Menurutnya, baik hewan yang dilindungi maupun yang tidak sebaiknya tidak dijualbelikan melalui media apapun.
"Kalau saya lebih menyikapi agar e-commerce itu tidak mengiklankan (jual beli hewan)," tutur Benvika.
Adapun bagi masyarakat yang ingin memelihara hewan, seperti kucing dan anjing, disarankan untuk mengadopsi ketimbang membeli hewan di berbagai kanal jual beli.
"Kalau itu satwa seperti anjing dan kucing ya lebih baik tidak usah membeli tapi mengadopsi dari shelter-shelter yang ada," kata Benvika.
Sebaliknya, kalau hewan yang ingin dipelihara termasuk ke dalam satwa liar sebaiknya jangan dilakukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.