Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompor Listrik Vs Kompor Induksi: Perbedaan dan Cara Kerjanya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/LightField Studios
Ilustrasi kompor listrik atau kompor induksi, ilustrasi memasak menggunakan kompor listrik. Pakai kompor listrik bakal lebih hemat atau boros biaya?
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.cm - Pemerintah akan membagikan paket kompor listrik gratis kepada 300.000 rumah tangga miskin menurut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Diberitakan Kompas.com (20/9/2022), pembagian kompor listrik sebagai bagian dari uji coba pengalihan penggunaan kompor gas dengan bahan bakar elpiji.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, setiap rumah tangga miskin akan menerima paket kompor listrik gratis senilai Rp 2 juta.

Paket tersebut terdiri dari satu kompor listrik dengan dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker (MCB) atau meteran listrik khusus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Uji coba ini yang akan kita evaluasi sampai Oktober nanti," ujarnya di Gedung DPR, Selasa (20/9/2022).

Lantas, bagaimana cara kerja kompor listrik? Dan apa beda kompor listrik dan kompor induksi?

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Kompor Listrik?

Baca juga: Perbedaan Kompor Listrik dengan Kompor Induksi, Mana Lebih Hemat?

Cara kerja kompor listrik

Kompor listrik adalah kompor dengan desain tanam yang mengandalkan listrik sebagai bahan bakar.

Dikutip dari Kompas.com, (18/9/2022), cara kerja kompor listrik dengan mengaliri listrik melalui kumparan logam di bawah keramik atau kaca.

Saat menyalakan kompor listrik, arus listrik akan mengalir melalui kumparan logam yang ada di bawah permukaan kompor, yakni berupa keramik atau kaca.

Apabila listrik sudah mengirimkan panas ke permukaan kompor, maka kompor akan mengeluarkan cahaya sebagai tanda siap digunakan.

Selanjutnya, panas pada keramik permukaan kompor akan mengirimkan panas ke alat masak menggunakan energi inframerah.

Sehingga, panci, wajan, atau alat masak lain akan terasa panas.

Setelah kompor listrik selesai digunakan dan dimatikan, kompor masih akan terasa panas, sehingga perlu waktu agar permukaan kembali dingin.

Baca juga: Cara Membersihkan Kompor Listrik dan Kompor Gas dari Noda Makanan

Perbedaan kompor listrik dan kompor induksi

Meski sama-sama tanam, kompor listrik dan kompor induksi adalah dua hal berbeda.

Kompor induksi bekerja dengan mengantarkan panas menggunakan radiasi elektromagnetik.

Arus listrik akan bergantian melewati cincin ke peralatan masak, sehingga mengantarkan panas pada panci atau wajan.

Berbeda dengan kompor listrik, kompor induksi tidak perlu waktu untuk menunggu kembali dingin setelah digunakan.

Pasalnya, kompor ini otomatis akan kembali dingin saat dimatikan.

Baca juga: Perbedaan Kompor Induksi dan Kompor Listrik, Mana Lebih Baik?

Kelebihan dan kekurangan kompor listrik dan induksi

Berikut kelebihan serta kekurangan kompor listrik dan kompor induksi, seperti diansir Forbes:

1. Kompor listrik

Kelebihan:

  • Lebih mudah dipasang dan digunakan.
  • Menyisakan sedikit panas setelah digunakan, bisa untuk menghangatkan makanan.
  • Panas terkontrol dan biaya energi lebih sedikit.

Kekurangan:

  • Sisa panas setelah dimatikan bisa berbahaya untuk anak-anak.
  • Perlu menunggu beberapa saat untuk panas, sehingga waktu memasak lebih lama.
  • Kumparan logam sering kali mengantarkan panas yang tidak merata.

2. Kompor induksi

Kelebihan:

  • Kompor tetap dingin setelah memasak.
  • Lebih mudah dibersihkan karena permukaan kompor tetap dingin.
  • Tidak menyisakan panas, sehingga biaya energi lebih rendah dan dapur lebih sejuk.
  • Waktu memasak lebih cepat.

Kekurangan:

  • Umumnya lebih mahal daripada kompor listrik.
  • Perlu alat masak yang kompatibel atau sesuai dengan induksi, seperti besi tuang atau baja tahan karat.
  • Pada pengaturan tinggi, kemungkinan ada suara dengungan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi