KOMPAS.com - Unggahan video bernarasi air laut surut dan kering di Pantai Sampur, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) viral di media sosial.
Video itu salah satunya diunggah oleh akun Facebook ini, Rabu (12/10/2022).
"Airnya pindah kemana nih..., Ada yang bisa jelaskan? Pantai Sampur Bangka air surut, Kepulauan Bangka Belitung," tulis pengunggah.
Dalam video, tampak puluhan masyarakat berdiri di tepi pantai yang airnya disebutkan sedang surut hingga kering.
Hingga Kamis (13/10/2022) siang, unggahan video tersebut telah disukai lebih dari 100 kali, dikomentari 54 kali, dan disaksikan 6.800 kali pengguna Facebook.
Baca juga: Viral, Video Petir Menyambar Puncak Merapi, Ini Kata BRIN dan BPPTKG
Warganet kaitkan adanya tsunami
Tak sedikit warganet yang mengaitkan fenomena air laut surut itu sebagai pertanda datangnya gelombang tsunami.
"Hati hati tsunami," tulis salah satu warganet.
"Bahaya itu..air rob dtg nnti.. tsunami," tulis warganet lainnya.
"Waspada tsunami," komentar warganet yang lain.
Baca juga: Viral, Video Petir Disebut Menyambar Candi Borobudur, Benarkah?
Lantas, seperti apa penjelasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel?
Kata BPBD Babel
Saat dikonfirmasi, Kepala BPBD Babel Mikron Antariksa mengatakan, fenomena tersebut adalah hal yang biasa.
Ia membenarkan bahwa lokasi dalam video viral ada di Pantai Sampur, Desa Kebintik, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Babel.
"Benar (Pantai Sampur). Hal tersebut dipengaruhi fenomena pasang surut yang biasa, terlebih gaya tarik bulan yang besar menyebabkan air surut sampai jauh," ujarnya, ketika dihubungi Kompas.com, Kamis.
"Tanggal 10 Oktober (2022) full moon dan tanggal 12 (Oktober 2022) masih besar pengaruhnya," imbuh dia.
Baca juga: Viral, Video Oknum Polisi Diduga Lecehkan TNI, Jilati Kue dan Beri Ucapan HUT Nyeleneh
Benarkah tanda tsunami?
Mikron menjelaskan, fenomena pasang surut dipengaruhi oleh Bulan yang saat ini dikenal sebagai musim barat. Bulan pun berada dekat dengan Bumi.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu kawatir. Sebab, air akan kembali ketika gaya tarik tersebut melemah atau saat akan pasang.
Dijelaskan Mikron, pasang tersebut adalah surut musiman dan Bangka Belitung tidak termasuk dalam lempeng aktif gempa yang akibatkan tsunami.
"Jadi jangan panik. Bangka Belitung masuk tipe pasut diurnal (tunggal) yang berarti dalam 1 hari terjadi 1 kali pasang, dan 1 kali surut," jelasnya.
"Bangka Belitung tidak masuk dalam patahan-patahan dunia, yang dapat mengakibatkan tsunami, malah harus lebih fokus ke patahan di daerah Sumbar," tutupnya.
Baca juga: Viral, Video Benda Bercahaya Merah Jatuh di Langit Aceh, Ini Penjelasan BRIN, BMKG, BPBD
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.