KOMPAS.com - Pertanyaan seorang warganet tentang apakah kutu kucing bisa menular ke manusia, beredar di media sosial pada Sabtu (15/10/2022).
"Hai, seblumnya no salty ya. aku mau tanya, kutu kucing ga bisa nular ke manusia kann? aku ovt bgttt," tulis warganet dalam twit.
Sejumlah warganet membalasnya dengan jawaban yang berbeda-beda.
"Bisa kak, aku waktu itu pernah gatel2 gara2 kucingku kutuan dan dia suka tidur di kasurku, pas diobatin udh ga gatel2 lagi, aku sempet ke dokter kulit juga," tulis akun Twitter ini.
"Gak bisa nular karena kutunya beda sm manusia.. tp bisa gigitin km nder.. jd gatel2," tulis akun lainnya.
Lalu, apakah kutu kucing bisa menular ke manusia?
Baca juga: Mengapa Kucing Menatap Kita Berlama-lama? Ini Alasannya
Penjelasan dokter
Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKH Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. drh. Slamet Raharjo, MP., mengatakan bahwa kutu kucing tidak bisa menular ke manusia.
"Kalau kutu tidak. Kutu kucing dan anjing memiliki anatomi yang khusus dan pada manusia yang kulitnya tidak berambut, maka kutu akan kesulitan bergerak," ujar Slamet saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
"Karena tidak bisa bergerak itu sehingga mudah dideteksi dan bisa dengan mudah dibunuh sebelum bergerak jauh/sampai rambut kepala," imbuhnya.
Namun ia menambahkan, jika kutu sudah sampai rambut kepala, maka kemungkinan kutu bisa bertahan hidup di sana.
Di samping itu, dosen Parasitologi Veteriner di Universitas Nusa Cendana (Undana), drh. Aji Winarso, M.Si menyampaikan bahwa kutu pada kucing dan anjing jarang menyerang manusia.
"Mereka jarang menyerang manusia, karena sifat kutu itu spesifik. Jadi tidak menyerang manusia," ujar Aji saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
Baca juga: 6 Fakta Menarik Kucing Hitam Putih atau Kucing Tuksedo
Gejala terkena kutu hewan
Seseorang yang terkena kutu hewan akan merasakan gatal akibat gigitan kutu di kulit kepala.
"Biasanya gatal di kepala. Pengobatannya dengan menggunakan sampo medicated khusus untuk kutu," ujar Slamet.
Ia juga menjelaskan bahwa ada kutu jenis lain yang biasa disebut pinjal.
Pinjal biasanya ada pada kucing dan anjing, tetapi kadang menggigit manusia (misal kaki) dan menyebabkan rasa sangat gatal.
Hal ini dikarenakan adanya racun dalam air liur pinjal yang dapat menyebabkan flea allergic pada kucing/anjing/manusia.
Baca juga: Kenali Ciri-ciri Kucing Menyukai Kita
Perbedaan kutu dengan pinjal
Aji mengatakan, ada perbedaan yang kentara antara kutu dengan pinjal.
Menurut dia, secara bentuk, pinjal berbentuk gepeng, berwarna cokelat mengkilat, dan bergerak dengan cepat. Sedangkan kutu bergerak secara lambat.
"Pinjal dan kutu ini yang sering menjadi pembawa penyakit cacing pita," ujar Aji.
"Jadi bahaya bila anak-anak yang suka bermain anjing dan kucing yang punya kutu dan pinjal, bila tanpa sengaja menelan kutu/pinjal berisiko tertular cacing pita anjing," lanjut dia.
Cara mengobati kucing kutuan
Dikutip dari Kompas.com (18/8/2021), tidak ada pengobatan rumah alami yang efektif untuk mengobati kutu kucing yang juga aman untuk kucing.
Faktanya, obat kutu kucing berupa insektisida tertentu yang mengandung permetrin sangat beracun bagi kucing.
Direktur layanan kedokteran hewan di Virbac US, Frank Hurtig menyampaikan, dokter hewan dapat merekomendasikan penggunaan produk yang aman dan efektif untuk mengendalikan kutu.
"Beberapa perawatan ini, seperti selamectin, dioleskan beberapa tetes pada kucing sebulan sekali dan membantu mengendalikan beberapa parasit lain juga," ujar Hurtig.
Perawatan dengan sampo insektisida yang aman untuk hewan peliharaan dan produk pengendalian kutu dan kutu lainnya mungkin direkomendasikan.
Tetapi perawatan membutuhkan waktu, karena tidak ada yang bisa membunuh telur kutu kucing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.