Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Sebut Ada Kaitan Vaksin Covid-19 dengan Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Mungkinkah?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan
Ilustrasi gagal ginjal akut misterius pada anak. Perawatan gagal ginjal akut misterius pada anak, dilakukan dengan pemberian terapi obat dan cairan, agar anak bisa mengeluarkan urine atau buang air kecil. Namun, pada kondisi yang parah, beberapa anak juga harus dirawat dengan terapi cuci darah.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Belakangan, kasus gangguan ginjal akut misterius menyerang sejumlah anak di Indonesia.

Diberitakan Kompas.com, Senin (17/10/2022), laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merinci, sebanyak 152 anak telah terkena gangguan ginjal akut misterius.

Adapun hingga saat ini, tercatat sudah 14 provinsi yang melaporkan kasus gangguan ginjal yang belum diketahui penyebabnya ini.

Merespons merebaknya gangguan ginjal pada anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun membentuk tim untuk menyelidiki kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet pun tak luput dari menebak-nebak kemungkinan penyebab gangguan ginjal akut. Bahkan, tak sedikit yang mengaitkan AKI dengan vaksin Covid-19.

Misalnya, salah satu pertanyaan yang banyak diajukan, yakni apakah pasien gangguan ginjal akut telah menerima vaksin Covid-19 atau belum.

"Apakah mereka semua mendapatkan tindakan medis yang sama dalam 1 tahun terakhir, misalnya menerima vaksin Covid?" tanya warganet menanggapi pemberitaan AKI.

"Coba dicek yang kena gagal ginjal misterius itu, jangan-jangan udah vaksin lengkap. Sekadar saran," kata warganet lain.

"Kalau tidak berasosiasi dengan vaksin Covid-19 maka kasus hepatitis dan gagal ginjal akut yang menjadi outbreak dadakan ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu," tulis warganet lain.

Lantas, mungkinkah ada kaitan antara kasus gangguan ginjal akut misterius dengan vaksin Covid-19?

Baca juga: Apa Itu Etilen Glikol? Diduga Jadi Pemicu Gangguan Ginjal Akut Misterius

Tidak ada kaitan

Ketua IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso secara tidak langsung mengatakan, vaksin Covid-19 bukan merupakan penyebab dari gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak.

Pasalnya, mayoritas kasus ditemukan pada bayi di bawah usia lima tahun atau balita.

"Yang banyak kena anak balita. Belum dapat vaksin Covid-19," ujar Piprim saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Sementara itu, kemungkinan bahwa gangguan ini disebabkan oleh long Covid-19, Piprim pun belum bisa menyimpulkannya.

"Belum konklusif, masih dianalisis," tutur dia.

Serupa, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi turut menuturkan bahwa tak ada kaitan antara vaksin Covid-19 dan gangguan ginjal akut.

Baca juga: Mengenal 2 Macam Metode Cuci Darah untuk Gagal Ginjal

"Ini tidak ada hubungannya dengan vaksin maupun dengan infeksi Covid-19," katanya, dihubungi terpisah pada Senin (17/10/2022).

Kemenkes pun belum bisa menyimpulkan penyebab pasti gangguan ini, lantaran sampai saat ini masih dalam pemeriksaan.

"Sampai saat ini masih dalam pemeriksaan ya, masih kita tunggu hasil laboratoriumnya," jelas Nadia.

Untuk itu, Nadia mengimbau agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu panik.

Adapun Kemenkes, menurut dia, sudah membentuk tim yang terdiri dari ahli epidemiologi, patologi klinik, IDAI, BPOM, dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk menyelidiki kasus ini.

Baca juga: BPOM Larang 2 Zat dalam Produk Obat Sirup Imbas Penyakit Gagal Ginjal Akut Misterius

Gejala awal gangguan ginjal akut

Nadia membeberkan, masyarakat perlu mewaspadai beberapa gejala awal gangguan ginjal akut misterius.

Gejala tersebut antara lain keluhan infeksi saluran cerna dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Guna mencegah dua infeksi tersebut, Nadia mengingatkan pentingnya mencuci tangan, minum air matang, dan mengonsumsi makanan sehat.

"Tidak jajan sembarangan serta lengkapi imunisasi," ujarnya menambahkan.

Selanjutnya, apabila anak mengalami diare, mual, muntah, dan demam, pastikan untuk mendapatkan asupan cairan yang cukup.

Tak lupa untuk selalu memantau jumlah air seni atau urine anak. Pasalnya, sedikit volume urine yang keluar atau tidak kencing sama sekali menjadi salah satu gejala gangguan ginjal akut.

"Monitor jumlah air seni, kalau semakin sedikit, jangan tunda ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit," pungkas Nadia.

Baca juga: Terlalu Banyak Konsumsi Minuman Saset Bisa Picu Cuci Darah, Apa Itu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi