Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Brigadir J, Tragedi Kanjuruhan, dan Upaya Polisi "Mengondisikan" CCTV

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/LUKASZ KLIMKIEWICZ
Ilustrasi CCTV.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mendapat sorotan dalam beberapa bulan terakhir.

Hal itu setelah adanya dua kasus besar yang menyeret kepolisian, yaitu pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J dan Tragedi Kanjuruhan.

Dalam Tragedi Kanjuruhan, sebanyak 132 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Baik pembunuhan Brigadir J maupun Tragedi Kanjuruhan, ada upaya-upaya dari pihak kepolisian untuk "mengondisikan" bukti CCTV.

Baca juga: 5 Cara Ferdy Sambo Rekayasa Kematian Yosua: Akting Menangis hingga Perintah Hapus Isi CCTV

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Brigadir J

Kejanggalan awal dari kasus pembunuhan Brigadir J adalah keterangan polisi yang menyebut CCTV di lokasi kejadian mati selama dua minggu akibat tersambar petir.

Akibat tidak berfungsinya CCTV di lokasi kejadian, pengungkapan kasus ini pun menghadapi kesulitan. 

Belakangan, diketahui bahwa CCTV tersebut sengaja "dikondisikan" untuk memuluskan skenario kematian Brigadir J.

Isi CCTV itu sebenarnya telah diketahui oleh Arif Rachman Arifin, Baiquni Wibowo, Chuck Putranto, dan Ridwan Rhekynellson Soplanit.

Ferdy Sambo yang jadi tersangka pembunuhan Brigadir J memerintahkan untuk menghapus rekaman CCTV tersebut.

"Terdakwa Ferdy Sambo meminta saksi Arif Rachman Arifin untuk menghapus dan memusnahkan file tersebut dengan kalimat 'kamu musnahkan' dan 'hapus semuanya'," kata jaksa dalam sidang dakwaan Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta, Senin (17/10/2022), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

"Pada saat komunikasi tersebut, saksi Arif Rahman Arifin tidak berani menatap terdakwa Ferdy Sambo dan hanya menunduk, lalu terdakwa Ferdy Sambo berkata 'kenapa kamu tidak berani natap mata saya, kamu kan sudah tahu apa yang terjadi dengan mbakmu'," sambungnya.

Arif kemudian merusak laptop yang digunakan untuk menyimpan file rekaman CCTV di lokasi kejadian yang menampilkan Brigadir J sebelum ditembak.

Arif sebelumnya juga telah mememerintahkan Chuck dan Baiquni untuk menghapus file yang ada di laptop dan flashdisk.

Akibat perbuatan perusakan barang bukti itu, mereka ditetapkan sebagai tersangka obstruction of justice atau menghalangi penyidikan.

Baca juga: Temuan TGIPF: Ada Upaya Polisi Ganti Rekaman CCTV Stadion Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan

Sama seperti kasus pembunuhan Brigadir J, upaya untuk menghapus CCTV juga dilakukan pada Tragedi Kanjuruhan.

Berdasarkan hasil investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), rekaman CCTV yang berada di lobi utama dan area parkir Stadion Kanjuruhan berduraji tiga jam lebih dihapus.

Padahal, rekaman itu berisi pergerakan kendaraan baracuda yang akan membawa tim Persebaya keluar dari stadion.

Pada pukul 22.21 WIB, penghapusan rekaman CCTV itu dimulai.

"Pergerakan awal rangkaian baracuda yang akan melakukan evakuasi tim Persebaya, dapat terekam melalui CCTV yang berada di lobi utama dan area parkir," bunyi salah satu poin dokumen laporan TGIPF, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Karena itu, TGIPF kemudian mengupayakan untuk meminta rekaman lengkap ke Mabes Polri.

 

Namun, pihak kepolisian melarang upaya pengunduhan rekaman CCTV di Stadion Kanjurughan. Bahkan TGIPF juga menemupakan upaya dari pihak kepolisian untuk mengganti rekaman yang baru.

"Ada juga upaya aparat kepolisian untuk mengganti rekaman dengan yang baru. Hal ini (berdasarkan) kesaksian dari Pak Heru selaku General Koordinator," tulis laporan TGIPF.

 

Tentang CCTV

Dikutip dari Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Closed Circuit Television (CCTV) adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor.

Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan.

CCTV paling banyak digunakan untuk pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank, gudang, tempat umu, dan rumah yang ditinggal oleh pemiliknya.

Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi fixed (dedicated) antara kamera dan monitor.

Teknologi CCTV modern terdiri dari sistem terkoneksi dengan kamera yang bisa digerakkan (diputar, ditekuk, dan di-zoom) serta dapat dioperasikan dari jarak jauh lewat ruang kontrol, dan dapat dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-LAN maupun internet.

Sejarah CCTV

Sistem CCTV pertama dipasang oleh Siemens AG pada Test Stand VII di Peenemunde, Jerman pada tahun 1942.

CCTV tersebut digunakan untuk mengamati peluncuran V-2 roket, mencatat insinyur dari Jerman (Walter Bruch) yang bertanggung jawab untuk desian dan instalasi sistem.

Sistem perekaman CCTV masih sering digunakan di tempat peluncuran modern untuk merekam penerbangan roket dan untuk menemukan kemungkinan penyebab kerusakan. 

Sementara roket yang lebih besar sering dilengkapai dengan CCTV yang memungkinkan gambar-gambar menjadi tahap pemisahan ditransmisikan kembali ke bumi dengan link radio.

Pada bulan September 1968, Olean, New York adalah kota pertama di Amerika Serikat yang menginstal kamera video sepanjang jalan bisnis utama dalam upaya untuk memerangi kejahatan.

Penggunaan kamera televisi sirkuit tertutup untuk perpipaan gambar ke kepolisian Olean sehingga mendorong Departemen Olean ke teknologi terdepan melawan kejahatan.

Penggunaan CCTV di kemudian hari menjadi sangat umum di bank dan toko untuk mencegah pencurian, dengan merekam bukti kegiatan kriminal.

(Sumber: Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya, Adhyasta Dirgantara | Editor: Sabrina Asril)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi