Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiba-tiba Muncul Pikiran Negatif yang Bisa Membahayakan Diri, Apa yang Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/ RODNAE Productions
.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin pernah tiba-tiba memikirkan atau berimajinasi tentang bagaimana rasanya jika menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Seperti dalam tangkapan layar percakapan di media sosial Twitter yang diunggah oleh akun ini pada Sabtu (12/11/2022).

Tampak salah seorang warganet yang mengaku memiliki imajinasi untuk menyakiti orang lain.

Bukan hanya membayangkan, dia juga terkadang ingin mewujudkannya untuk mengetahui reaksi korban.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kok aku serem ya bacanya, takut. Soalnya ini dia ada di tahap pengen ngelakuin gitu," tulis pengunggah.

 Baca juga: Banyak Info yang Bikin Emosi di Medsos, Begini Cara Tenangkan Pikiran

Membalas twit tersebut, warganet lain mengatakan pernah memikirkan hal serupa. Bukan hanya pada orang lain, tetapi juga pada dirinya sendiri.

"Aku sering sih mikir kayak, 'Kalau aku lompat dari sini gimana ya.' Atau something yang mengarah ke sana. Makanya aku gamau deket-deket pagar pembatas, takut lompat beneran," balas warganet lain.

Baca juga: Ingin Pikiran Tenang dan Fokus di Hari Senin? Yuk Ikuti Cara Ini

Lantas, mengapa terkadang terbesit pikiran-pikiran membahayakan seperti itu?

Pikiran intrusif

Psikolog sekaligus dosen di Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subarjo menjelaskan, pikiran atau imajinasi seperti dalam unggahan merupakan intrusive thoughts atau pikiran intrusif.

Ratna menjelaskan, pikiran intrusif adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang kerap muncul tiba-tiba.

Biasanya, pikiran tersebut berisi sesuatu yang aneh dan datang sebagai efek dari rasa khawatir.

Semakin ditekan, menurut Ratna, pikiran aneh ini akan sering muncul dan semakin menganggu.

"Hal inilah yang kemudian dapat dikategorikan sebagai kecemasan. Sebab, pemikiran ini muncul justru karena kita tidak ingin bertindak seperti itu," terang Ratna, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Emosi dan Pikiran Negatif Bisa Pengaruhi Organ Tubuh, Ini Penjelasan Medisnya

Dia melanjutkan, umumnya orang-orang tahu bahwa apa yang dipikirkan ini merupakan hal tidak baik, bertentangan dengan norma, atau akan ada hukuman jika diwujudkan.

Oleh karena itu, imajinasi aneh untuk melakukan kekerasan bahkan sampai menyakiti seseorang umumnya hanya ada dalam pikiran tanpa benar-benar berniat melakukannya.

Saat pikiran aneh sering kali datang, Ratna mengatakan bahwa orang tersebut menjadi ingin berbagi atau menyampaikannya pada orang lain.

"Hal inilah yang kemudian dapat memunculkan kengerian dan efek psikologis tidak hanya kepada diri sendiri, namun juga kepada orang lain yang terpapar cerita dari mereka yang mengalami," ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Arsenik, Racun Mematikan yang Membunuh Munir di Udara

Penyebab pikiran intrusif

Menurut Ratna, apa yang dibayangkan seseorang sangat tergantung pada pengalaman hidup, kebutuhan, dan apa yang tengah dirasakan saat itu.

Jika suatu bayangan sering muncul, bisa saja merupakan efek dari aktivitas beberapa waktu terakhir, seperti menonton film, membaca berita, atau mendengar kasus tertentu.

"Atau justru konflik internal dalam diri kita di mana semakin kita tahan untuk tidak kita pikirkan, justru pikiran tersebut akan semakin mengganggu dan datang secara posesif," tutur Ratna.

Adapun menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), lanjut Ratna, pikiran intrusif datang secara tidak sengaja dan tidak ada hubungannya dengan kenyataan atau keinginan seseorang.

Saat pikiran intrusif terlintas, orang-orang pada umumnya tidak bertindak seperti apa yang dipikirkan.

"Biasanya ketika pikiran tersebut muncul, sering kali mengejutkan dan bahkan tidak dapat diterima sebab bertentangan dengan bukan hanya norma namun juga kenyamanan," jelas dia.

Baca juga: Menyelisik Kasus Pembunuhan PNS di Palembang yang Tewas Dicor

Namun, jika pikiran intrusif datang pada orang impulsif alias tidak bisa menahan diri atau pada orang dengan gangguan emosi, maka akan menjadi sesuatu yang membahayakan.

Terlebih, jika ternyata ada kejadian dalam hidup seseorang ini yang dapat memicu perilaku sadisme.

Bagi seseorang dengan kategori demikian, menurut Ratna, sebaiknya menghindari tempat umum atau "korban" yang ada dalam pikirannya.

"Dan dekatkan kepada orang-orang yang dapat menenangkan pikiran dan perasaannya," ujar dia.

Selain itu, segera cara pertolongan dengan menghubungi profesional seperti psikolog atau konselor.

"Para profesional ini dapat membantu orang tersebut memahami apa yang menyebabkan pikiran tersebut dan bagaimana menanganinya," ungkap Ratna.

Baca juga: Kasus Hakim PN Medan, Mengapa Seseorang Tega Membunuh Keluarga Terdekatnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi