Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Resesi Seks, Jepang dan Korsel Akan Beri Subsidi Rumah Baru Pasutri

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Humas Kemenkominfo
Ilustrasi pasangan suami-istri.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Resesi seks yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan membuat kedua negara tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah.

Resesi seks terjadi karena pasangan suami istri enggan untuk memiliki anak atau memilih untuk memiliki sedikit anak.

Pada tahun 2021, jumlah kelahiran di Jepang mencapai 811.604. Angka ini terendah sejak pencatatan pertama kali dilakukan pada 1899.

Sedangkan di Korea Selatan, jumlah pernikahan mencapai titik terendah sepanjang masa, yaitu 193.000 pada 2021.

Pemerintah kedua negara memberikan "imbalan" bagi pasutri yang berencana untuk memiliki anak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jepang dan Korsel Alami Resesi Seks, Apa Penyebabnya?


Jepang

Dilansir dari The Japan Times, (19/7/2022), pemerintah Jepang menawarkan subsidi untuk pembelian rumah baru bagi keluarga yang mengasuh anak.

Hal ini ditujukan untuk meringankan beban keuangan akuisisi rumah oleh pasangan menikah muda. Para pasangan muda ini biasanya menghadapi berbagai biaya, termasuk pendidikan untuk anak-anak.

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan akan memperkuat bantuan biaya pendidikan dan perumahan untuk mendukung pengasuhan anak ini.

Besaran subsidi perumahan baru yang akan diberikan sekitar 600.000 yen (sekitar Rp 68,1 juta) sampai 1 juta yen (sekitar Rp 113,6 juta) per unit, tergantung tingkat kinerja.

Subsidi ini juga bertujuan untuk mempromosikan perjuangan melawan perubahan iklim yang sejalan dengan tujuan pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol secara efektif pada 2050.

Pemerintah Jepang telah memulai program subsidi ini sejak November 2021 dengan total anggaran mencapai 54,2 miliar yen.

Pemerintah juga menyisihkan tambahan 60 miliar yen dalam paket stimulus ekonomi tahun ini untuk meredam kenaikan harga yang tajam.

Tak hanya itu, subsidi keselamatan anak sebesar 1 juta yen atau sekitar Rp 11,3 juta per unit rumah juga diberikan.

Dana subsidi keselamatan ini untuk pemasangan barang-barang keselamatan, mulai dari pegangan tangan untuk mencegah jatuh, peralatan dapur dengan fungsi kunci anak, hingga pintu masuk dengan fitur keamanan tinggi.

Menurut Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang, sekitar 70 persen kecelakaan yang melibatkan anak-anak berusia 12 tahun ke bawah terjadi di rumah.

Baca juga: “Bersahabat” dengan Gempa ala Jepang

Korea Selatan

Sama seperti negara tetangganya, pemerintah Korsel berencana memberikan subsidi bantuan kepada setiap keluarga yang berencana memiliki anak.

Dikutip dari Bloomberg, (31/8/2022), besaran tunjangan bulanan untuk anak yang baru lahir, yakni sebesar 1 juta won atau sekitar Rp 11,7 juta.

Pemberian dana subsidi ini akan dilakukan secara bertahap.

Awalnya, diberikan 700.000 won atau sekitar Rp 8,24 juta sebulan dan kemudian meningkat menjadi jumlah penuh pada 2024.

Setelah anak berusia satu tahun, tunjangan akan dikurangi setengahnya dan berjalan selama satu tahun lagi.

Di Korsel, dana subsidi ini dikenal sebagai "gaji orangtua".

Tunjangan 1 juta won ini adalah salah satu dari rangkaian janji kampanye pemilihan Presiden Yoon Suk Yeol untuk mengatasi tingkat kelahiran yang rendah di Korea.

Di bawah pemerintahan Moon Jae-in sebelumnya, setiap anak yang baru lahir diberikan 300.000 won sebulan selama tahun pertama mereka. Saat ini, program tersebut akan diusung oleh Yoon.

Baca juga: Rusia Alami Resesi, Apa Penyebabnya?

Menurut data PBB dan Bank Dunia, Korea disebut sebagai negara yang paling cepat menua.

Pada tahun 2100, populasinya diproyeksikan turun 53 persen menjadi 24 juta.

Sementara itu, Korea diperkirakan telah menghabiskan ratusan miliar dolar untuk mencoba membalikkan penurunan tersebut.

Hasilnya kurang memuaskan. Hanya 260.600 bayi yang lahir tahun lalu atau sekitar 0,5 persen dari populasi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi