Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna di Balik Membungkuknya Pelatih Jepang Usai Tersingkir dari Piala Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu membungkuk setelah kalah dalam pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar antara Jepang vs Kroasia di Stadion Al-Janoub di Al-Wakrah, selatan Doha pada Selasa 6 Desember 2022 dini hari WIB.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Momen pelatih Jepang, Hajime Moriyasu membungkuk di hadapan para suporter Jepang menjadi perbincangan di media sosial.

Momen itu terjadi ketika timnas Jepang kalah melawan Kroasia di Piala Dunia dalam babak adu penalti (1-3).

Gestur membungkuk tersebut diketahui merupakan permintaan maaf sekaligus bentuk penghormatan dan rasa terima kasih sedalam-dalamnya atas dukungan kepada timnas Jepang dalam Piala Dunia 2022.

Baca juga: Piala Dunia 2022, Jersey Jepang, dan Anime Blue Lock...

Tak lama setelah pertandingan tersebut, potret Moriyasu membungkuk hingga 45 derajat tersebar di Twitter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para warganet mengapresiasi tindakan pelatih Jepang itu.

Bahkan, tak hanya pelatih Jepang, seluruh timnas Jepang juga turut membungkukkan diri di hadapan para suporter.

"Pelatih timnas Jepang membungkuk memberikan hormat kepada suporter Jepang. Berterima kasih atas dukungan mereka terhadap samurai hebat," tulis warganet ini.

"Setelah gagal membawa Jepang 8 BESAR pelatih Jepang meminta maaf kepada para suporter
RESPECT," kata akun ini.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Piala Dunia Pertama Digelar di Uruguay

Lantas, apa makna di balik membungkuknya pelatih Jepang tersebut?

Subkultur masyarakat Jepang

Sosiolog Universirtas Airlangga Bagong Suyanto mengatakan bahwa tindakan Moriyasu membungkukkan diri sebagai bentuk permintaan maaf itu merupakan bagian dari subkultur masyarakat Jepang.

"Itu memang subkultur masyarakat Jepang," terang Bagong, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/12/2022).

Menurutnya, tidak hanya pelatih timnas Jepang, para petinggi atau pejabat Jepang lainnya bahkan tidak segan meninggalkan jabatan mereka ketika merasa bersalah.

"Ini sudah menjadi sistem nilai yang ter-internalized," jelas dia.

Kendati demikian, Bagong mengatakan bahwa fenomena serupa kecil kemungkinan diikuti oleh para petinggi atau pejabat di Indonesia.

"Sulit (diikuti Indonesia). Di sini, keteladanan pimpinan minim," tandas dia.

Baca juga: Mengapa Pejabat Jepang Sering Mengundurkan Diri, tapi Pejabat Indonesia Tidak?

Makna gerakan membungkuk masyarakat Jepang

Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/12/2022), gerakan membungkuk yang dilakukan oleh pelatih Jepang itu disebut "ojigi".

Kebiasaan itu dilakukan masyarakat Jepang sejak abad ke-10 sebelum Masehi.

Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud), ojigi merupakan salah satu budaya salam (aisatsu) di Jepang.

Gerakan ini adalah sebuah ungkapan patuh atau tidak menentang.

Baca juga: Suporter Sering Berulah, Ada Apa dengan Sepak Bola Kita?

Ojigi juga bisa dimaknai untuk menghindari tatapan dan memilih menundukkan bagian tubuh yang paling penting, yaitu kepala.

Biasanya disampaikan kepada seseorang yang menunjukkan bahwa ia tidak memiliki rasa permusuhan.

Dari sinilah ojigi dimaknai sebagai ungkapan rasa saling menghormati dan menghapus dinding permusuhan.

Namun, budaya ojigi ini mengalami perubahan makna seiring berkembangnya zaman.

Lebih lengkap soal ojigi dapat disimak di sini.

Baca juga: Sederet Tragedi Suporter Sepak Bola di Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Jadwal Perempat Final Piala Dunia 2022

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi