KOMPAS.com - Kereta wisata Mak Itam kembali dioperasikan setelah sebelumnya berhenti beroperasi sejak 2014.
Dilansir dari laman kai.id, kereta wisata Mak Itam beroperasi di jalur kereta api Sawahlunto-Muaro Kalaban, Sumatera Barat.
Pengoperasian kereta wisata Mak Itam sebagai upaya meningkatkan pariwisata di Sumatera Barat, khususnya di wilayah Sawahlunto.
Kini, masyarakat dapat berwisata dengan kereta api di kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia baru UNESCO, yaitu Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.
Baca juga: Terbaru, Berikut Syarat Naik Kereta Mulai 19 Desember 2022
Sejarah jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban
Jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban membentang sejauh 4 kilometer.
Jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban pertama kali dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Negara Sumatra Staats Spoorwegen (SSS) dan dioperasikan sejak 1894.
Alasan utama pembangunan awal jalur kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara di Ombilin, Sawahlunto.
Namun, pada akhir 2000, produksi batu bara di Sawahlunto semakin berkurang dan secara otomatis aktivitas kereta api di jalur ini pun berhenti.
Jalur tersebut sempat digunakan untuk perjalanan kereta wisata Mak Itam pada 2009 dan berhenti total pada 2014.
Mak Itam kemudian dipajang di Museum Kereta Api Sawahlunto. Mak Itam merupakan Lokomotif Uap bergerigi seri E1060 buatan Jerman pada 1965.
Baca juga: Kereta Teknis di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Anjlok, Begini Penjelasan KCIC
Reaktivasi jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban
Dalam mereaktivasi jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban, PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan perbaikan pada jalan rel.
Selain itu, dua unit jembatan, terowongan, persinyalan, bangunan stasiun, dan depo.
KAI juga menghidupkan lokomotif uap bersejarah, yakni lokomotif uap E1060 atau Mak Itam.
Dahulu, lokomotif uap E1060 beroperasi di jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban untuk melayani angkutan batu bara.
Selama proses perbaikan jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban, KAI menemui beberapa tantangan.
Baca juga: Cara Beli Tiket Kereta untuk Libur Natal dan Tahun Baru 2023
Kendala seperti keterbatasan material untuk perbaikan, jalur kereta api yang digunakan warga untuk beraktivitas, dan lain sebagainya.
Tantangan juga dihadapi dalam upaya perbaikan Lokomotif Mak Itam yang telah berusia 57 tahun.
KAI mendatangkan tim ahli perbaikan lokomotif uap dari museum kereta api Ambarawa untuk dapat menangani kerusakan pada lokomotif bersejarah tersebut.
KAI pun berhasil menyelasikan perbaikan lebih awal dari target semula pada Januari 2023.
Baca juga: Viral, Unggahan Penumpang Kereta Keluhkan Oleh-olehnya Dimakan Penumpang Lain, Ini Kata KAI