Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 22 Tahun Kepergian Riyanto, Anggota Banser yang Membuang Tas Berisi Bom di Depan Gereja Eben Haezar Mojokerto

Baca di App
Lihat Foto
KompasTV
Tangkapan layar dari KompasTV tentang sosok Riyanto.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 22 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 24 Desember 2000, anggota Banser bernama Riyanto meninggal dunia akibat ledakan bom saat mengamankan perayaan malam Natal di Gereja Eben Haezar Mojokerto, Jawa Timur.

Diberitakan Harian Kompas, 26 Desember 2000, peristiwa di Gereja Eben Haezar Mojokerto itu adalah rangkaian serangan bom yang mengguncang sejumlah kota pada malam Natal 2000.

Terdapat tiga gereja di Mojokerto yang diguncang bom pada malam Natal 24 Desember 2000.

Baca juga: Bom Bunuh Diri Mapolsek Astanaanyar, Pelaku Eks Napiter Nusakambangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga gereja itu adalah Gereja Eben Haezar di Jalan Kartini, Gereja Pantekosta Allah Baik di Jalan HOS Cokroaminoto, dan Gereja Santo Yosef di Jalan Pemuda.

Ledakan di ketiga gereja tersebut terjadi pada saat yang hampir bersamaan, yaitu antara pukul 20.30 dan pukul 20.45 WIB.

Di Gereja Eben Haezar, ledakan terjadi sebanyak dua kali.

Baca juga: Perjalanan Umar Patek: Terpidana Bom Bali 1, Sempat Jadi Buronan Seharga 1 Juta Dollar AS, Kini Bebas Bersyarat


Penemuan tas berisi bom di depan gereja

Riyanto, yang saat itu berusia 25 tahun, bertugas untuk menjaga Gereja Eben Haezar saat malam Natal.

Menurut pengurus gereja tersebut, Steven, kebaktian usai sekira pukul 19.30 WIB.

Beberapa saat setelah kebaktian usai, seorang anggota Banser menemukan tas berisi bom di depan gereja.

Tas tersebut kemudian diletakkan di boks telepon umum.

Baca juga: 4 Kasus Bom Panci di Indonesia, Mulai dari Gereja Katedral Makassar hingga Cicendo

Riyanto membuang tas berisi bom ke selokan

Selanjutnya, tas itu dibuang oleh Riyanto ke selokan di seberang Gereja Eben Haezar.

Nahas, bom dalam tas tersebut lalu meledak hingga menewaskan Riyanto.

Tubuhnya terlempar puluhan meter hingga ke belakang gereja.

Selain Riyanto, dua korban lain akibat ledakan di depan Gereja Eben Haezar mengalami luka-luka.

Baca juga: Kata Saksi soal Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astanaanyar dan Temuan Bagian Tubuh Terduga Pelaku

Masih ada tas berisi bom di dalam gereja

Para pengurus gereja lalu mencurigai sebuah tas tanpa pemilik yang masih tergeletak di dalam gereja.

Menurut Steven, tas tersebut lalu dilempar ke selokan yang sama.

Kurang dari lima menit kemudian terjadi ledakan lagi, namun ledakan kedua lebih kecil kekuatannya dibanding ledakan pertama.

Akibat dua ledakan di Gereja Eben Haezar, beton penyangga pagar rumah di seberang gereja tercabut dari tanah. Di bawah beton tersebut, menganga sebuah lubang dengan diameter kurang lebih 2 meter.

Baca juga: 4 Kasus Bom Panci di Indonesia, Mulai dari Gereja Katedral Makassar hingga Cicendo

KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO Jangan Bercanda soal Bom

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi