Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Awan Berbentuk Mirip UFO di Turkiye, Begini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
https://twitter.com/TansuYegen
Fenomena awan lentikular berbentuk mirip UFO muncul di Turki
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan awan berbentuk bulat mirip pesawat UFO viral di media sosial.

Akun Twitter @TansuYegen membagikan video yang menunjukkan awan berbentuk unik itu muncul di Turkiye.

Hingga sekarang, unggahan ini tayang sebanyak 3,8 juta kali dan disukai 36.000 kali.

Lalu, apakah awan berbentuk bulat mirip UFO itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Awan Berbentuk Gelembung di Langit Spanyol, Ini Penjelasannya


Awan lentikular

Peneliti Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan, awan berbentuk mirip UFO di Turkiye ini menyerupai fenomena awan lentikular.

Awan lentikular juga disebut caping gunung karena berbentuk seperti caping yang berada di puncak gunung.

"Biasanya, awan lentikular ini dijumpai di puncak gunung ataupun puncak bukit," jelasnya.

Andi menyatakan, awan lentikular tidak terlihat menempel melainkan mengambang seperti menutupi puncak bukit.

Ia juga menegaskan, meski awan pada video tersebut tidak berada di puncak gunung, itu tetap awan lentikular.

Hal ini karena awan akan terus bergerak seiring aliran udara walaupun terlihat diam.

"Kemungkinan awan lentikular tersebut dapat terdorong oleh angin fohn yang membuat posisi dari semula itu terpisah jauh," tambahnya.

Angin fohn terjadi karena ada pergerakan udara dari lereng menuju bawah pegunungan.

Menurutnya, hembusan angin itulah yang membuat awan lentikular berada dalam posisi lebih jauh meski bentuknya tetap menyerupai caping.

Baca juga: Viral, Unggahan Pelangi Melingkari Awan, Ini Penjelasan BRIN

Proses terbentuknya awan lentikular

Andi menjelaskan, awan lentikular ini biasa terjadi saat lapisan atmosfer di sekitar gunung berada dalam kondisi puncak saturasi.

Puncak saturasi atau kejenuhan adalah kondisi saat kadar uap air di puncak gunung cukup tinggi.

Saat udara mengalir di puncak gunung, daya angkat yang ringan menyebabkan muncul kondensasi atau pendinginan yang cukup tinggi pada udara.

Kondisi ini membuat gunung mencapai puncak saturasi dan menghasilkan awan lentikular.

Awan ini akan menghilang saat tekanan udara di sekitar atmosfer mulai turun dan menghangat.

Uap air lalu berkurang sehingga udara menjadi lebih kering dan tidak lagi dalam kondisi saturasi.

Baca juga: Viral, Video Awan seperti Ombak di Langit Jakarta, Apa Penyebabnya?

Penanda hujan badai

Andi menjelaskan, awan lentikular menjadi pertanda tingkat resipitasi atau curah hujan pada keesokan hari akan lebih besar daripada di hari kemunculannya.

Bahkan, atmosfer di wilayah tersebut akan menjadi lebih lembab berkat angin fohn berhawa dingin yang pelan-pelan mendekati wilayah tempat awan lentikular itu muncul.

"Awan lentikular ini akan menjadi pertanda akan turun hujan badai yang lebih besar," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi