Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagar UGM #UniversitasGagalMerakyat Jadi Trending Topic, Apa yang Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Twitter @UGMBergerak
Tagar #UniversitasGagalMerakyat menjadi trending topic di Twitter. Tagar ini dicuit oleh salah satu pihak, yatu akun @UGMBergerak.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta baru-baru ini menjadi buah bibir di media sosial usai tanda pagar (tagar) #UniversitasGagalMerakyat trending topic di Twitter.

Salah satu pihak yang mencuit tagar tersebut adalah akun @UGMBergerak dan unggahannya sudah ditayangkan hingga 214,300 kali hingga Selasa (31/1/2023).

Akun base @UGM_FESS juga menaikkan tagar #UniversitasGagalMerakyat sembari mengunggah foto sindiran soal UTUL UGM dan Simak UI.

Dari pantauan Kompas.com, tagar #UniversitasGagalMerakyat digunakan oleh warganet untuk menyampaikan kekecewaan mereka soal wacana UGM menerapkan uang pangkal bagi mahasiswa baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tagar RIP Twitter Trending di Medsos, Apa yang Terjadi?

Bagi mereka, rencana tersebut menghilangkan esensi UGM sebagai universitas kerakyatan yang diidam-idamkan calon mahasiswa dari latar belakang keluarga ekonomi kurang mampu untuk berkuliah.

"Sebagai Universitas dengan jati diri sebagai 'Universitas Kerakyatan' UGM sudah seharusnya menjaga marwahnya dan berlaku sesuai dengan titel yang dimilikinya," tulis @UGMBergerak.

"Namun dengan adanya wacana penerapan uang pangkal dan telah hadirnya SSPI, UGM telah resmi menodai jati dirinya sendiri sebagai universitas kerakyatan," tambah akun tersebut.

Baca juga: Cerita Nadeazka Najwa, Lulusan MAN 1 Kudus yang Diterima di FK UGM, Undip, dan Unissula...

Baca juga: Informasi Diskon Tiket Kereta untuk Civitas dan Alumni UNS, UGM, ITB, ITS, UNY, dan Unair

Lantas, apa yang terjadi?

Rencana penerapan uang pangkal ditolak mahasiswa

UGM dihujani kritik dan penolakan tersebut diduga perihal rencana penerapan uang pangkal bagi mahasiswa baru.

UGM juga sudah mengumumkan pemberlakuan Sumbangan Sukarela Pengembangan Institusi (SSPI) sejak Juli 2022.

Salah satu mahasiswa UGM yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM Umar Pangkal (nama samaran) mengatakan, pihaknya sudah mendengar rencana penerapan uang pangkal tersebut pada Januari 2023.

Baca juga: Biaya Kuliah UGM

Ia juga menjelaskan, SSPI adalah bentuk awal dari uang pangkal yang bersifat sukarela namun nominalnya sudah ditentukan.

"Kami mendengar adanya wacana mengenai uang pangkal ini ketika hearing rektor pada tanggal 17 Januari 2023," katanya kepada Kompas.com, Senin (30/1/2023).

"Teman-teman memberi usulan untuk SSPI yang sudah diterapkan kemudian ditiadakan dan nantinya agar dibuat satu pintu lewat Sahabat UGM," sambungnya.

Adapun, Sahabat UGM adalah wadah bagi alumni maupun nonalumni UGM yang memiliki kepedulian kepada perguruan tinggi ini. Sahabat UGM sudah didirikan sejak 2016.

Baca juga: Video Viral Ikan Lele Berwarna Kuning Keemasan Disebut Langka, Ini Kata Ahli UGM

UGM dinilai tidak merakyat

Ketika hearing pada 17 Januari 2023, ada beberapa isu yang dibahas, salah satunya usulan supaya SSPI yang sudah diterapkan untuk ditiadakan.

Mahasiswa yang mengikuti hearing juga berharap sistem tersebut dibuat satu pintu melalui Sahabat UGM.

Namun, Rektor UGM Ova Emilia mengutarakan bahwa rencana penerapan uang pangkal di UGM akan sama dengan perguruan tinggi lainnya.

Mahasiswa yang berdialog dengan Ova lantas sempat meminta kejelasan mengenai rencana penerapan uang pangkal tersebut.

Baca juga: Penjelasan Ahli UGM soal Pertalite Dinilai Lebih Boros dan Cepat Habis

Tak hanya itu, mereka juga mengungkapkan harapannya supaya SSPI tidak diwajibkan.

Tetapi imbuhnya, Ova justru meminta mahasiswa supaya realistis dan tidak menganggap rektorat sebagai pihak yang berseberangan.

Ova beralasan bahwa pihaknya juga memperjuangkan mahasiswa.

"Namun, dengan adanya uang pangkal nantinya, UGM lupa bahwa mereka mengingkari jati diri yang sudah ada, yaitu universitas kerakyatan," katanya lagi.

Baca juga: Prilly Latuconsina Jadi Dosen di UGM, Mengajar Apa?

Naikkan tagar #UniversitasGagalMerakyat

Menurutnya, rencana penerapan uang pangkal tersebut mendapat respons dari mahasiswa dan terbentuk gerakan yang inklusif.

Aliansi Mahasiswa UGM kemudian menaikkan tagar #UniversitasGagalMerakyat setelah mendengar pernyataan Ova beberapa waktu yang lalu.

"(Tagar ini) berujung pemanggilan kepada beberapa orang di antara kami," kata dia.

"Tetapi, menurut kami pemanggilan tersebut tidak adil karena pihak rektorat memanggil secara tetutup dan pada saat libur semester," sambungnya.

Baca juga: 10 Jurusan Kuliah yang Paling Disesali Lulusannya, Apa Alasannya?

Tidak merespons

Ia menjelaskan, tagar #UniversitasGagalMerakyat adalah bentuk protes yang dapat disaksikan masyarakat.

Umar mengeklaim banyak pihak yang keberatan dengan rencana penerapan uang pangkal di UGM tersebut.

"Termasuk beberapa orangtua calon mahasiswa yang bersedih karena UGM menjadi harapan untuk anak mereka kuliah dan menaikkan derajat keluarga," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretaris Rektor UGM, Dina W Kariodimedjo tidak merespons upaya konfirmasi yang dilakukan Kompas.com pada Senin (30/1/2022) perihal tagar #UniversitasGagalMerakyat dan rencana penerapan uang pangkal tersebut.

Dina justru mengirimkan beberapa rilis perihal keringanan UKT yang diberikan UGM kepada mahasiswa.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Universitas Gadjah Mada 19 Desember 1949

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi