KOMPAS.com - Somniphobia adalah kondisi ketakutan ekstrem seseorang terhadap tidur.
Orang yang mengalami somniphobia biasanya khawatir dan takut dengan apa yang terjadi ketika mereka tertidur, seperti mengalami mimpi buruk atau berjalan dalam tidur.
Dilansir dari laman Sleep Foundation, somniphobia adalah jenis fobia spesifik, yakni ketakutan intens dengan obyek, situasi, atau hewan tertentu.
Kebanyakan orang dengan fobia spesifik sebenarnya tahu bahwa kecemasan yang mereka rasakan terlalu berlebihan dibandingkan dengan keadaan sebenarnya.
Termasuk rasa takut yang dialami oleh orang dengan somniphobia. Hanya saja, mereka kesulitan untuk mengelola gejala kecemasan.
Baca juga: Lunaediesophobia, Phobia Hari Senin, Bagaimana Mengatasinya?
Gejala somniphobia
Sebagian besar fobia biasanya memiliki gejala yang sama bagi penderitanya, termasuk somniphobia.
Gejala umum yang muncul saat seseorang somniphobia antara lain:
- Berkeringat banyak
- Detak jantung menjadi lebih cepat
- Sesak napas
- Panik atau ketakutan saat memikirkan tentang tidur atau ketika mencoba untuk tidur
- Tubuh gemetar
- Keinginan untuk menghindari tidur dengan segala cara
Baca juga: Ramai soal Emetophobia, Fobia Apa Itu?
Gejala ini juga sangat mirip dengan gejala ketika seseorang sedang panik. Hanya saja, gangguan panik tidak terkait erat dengan objek atau situasi tertentu.
Sedangkan fobia, seperti somniphobia, dialami saat situasi yang ditakuti terjadi atau hampir terjadi, yakni tertidur.
Penyebab somniphobia
Sama seperti fobia-fobia lainnya, belum diketahui penyebab pasti seseorang mengalami somniphobia.
Fobia pada umumnya diperkirakan muncul dari kombinasi faktor genetik atau lingkungan dan biasanya berkembang di masa kanak-kanak.
Kasus seperti ini sering terjadi pada wanita dan juga bisa muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan lainnya.
Kecemasan sebelum tidur atau ketakutan akan tertidur adalah gejala umum ketakutan akan mimpi buruk dan gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Kedua hal tersebut biasanya muncul sehubungan dengan pengalaman traumatis penderitanya.
Baca juga: Kenali Gejala Eisoptrophobia, Fobia pada Cermin
Orang dengan kondisi somniphobia dapat mengembangkan rasa takut untuk tertidur karena ingin menghindari mimpi buruk yang traumatis.
Satu studi menemukan bahwa orang dengan PTSD yang mengalami ketakutan akan tidur lebih cenderung mengalami mimpi buruk.
Gangguan tidur lain yang terkait dengan somniphobia adalah tidak dapat bergerak untuk sementara ketika tertidur atau bangun.
Pengalaman ini bisa membuat stres dan kegugupan saat tertidur karena kadang terjadi bersamaan dengan halusinasi.
Baca juga: Mengenal Heliophobia, Fobia pada Matahari, Gejala dan Penyebabnya
Cara mengobati somniphobia
Dilansir dari Clevelandclinic, sering kali pengobatan somniphobia mirip dengan pengobatan untuk fobia spesifik lainnya, yaitu:
1. Terapi eksposurTerapi ini sering kali merupakan pengobatan fobia yang paling efektif karena melibatkan terapis untuk secara bertahap membuat pasien terbiasa dengan rasa takut.
Pasien somniphobia akan membayangkan mendapatkan istirahat malam yang nyenyak dan berusaha keras untuk tidur siang sebentar.
Baca juga: Memahami Phonophobia atau Fobia pada Suara Keras, Apakah Terkait dengan Genetik?
2. Cognitive behavioral therapy (CBT)CBT atau terapi perilaku kognitif adalah metode yang melibatkan pembicaraan antara pasien somniphobia dan terapis tentang rasa takut.
CBT membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi ketakutan terkait tidur dan mengajari untuk menantang pikiran buruk untuk menurunkan kecemasan.
3. Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR)EMDR adalah metode psikoterapi yang mungkin sangat efektif jika somniphobia berasal dari trauma.
Selama EMDR, pasien akan mengingat peristiwa traumatis saat distimulasi oleh gerakan ritmis. Pasien dapat memproses trauma tanpa terbebani oleh ingatan.
Baca juga: Apa Penyebab Fobia dan Bagaimana Cara Menyembuhkannya?