KOMPAS.com - Masyarakat dunia dikejutkan akan berita pria asal India bernama Zahad yang hamil dan melahirkan bayi.
Meski seorang pria, Zahad (23) mampu mengandung anaknya dan Ziya Paval (21) perempuan yang merupakan pasangannya.
Zahad diketahui merupakan seorang transpria sementara Ziya seorang transpuan. Keduanya merupakan pasangan transgender pertama di India di mana prianya hamil dan melahirkan.
Baca juga: Penjelasan Dukcapil soal Alur dan Jenis Kelamin KTP-el Transgender
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (9/2/2023), Zahad adalah wanita yang bertransformasi menjadi seorang pria. Sementara Ziya Paval merupakan pria yang bertransformasi menjadi seorang wanita. Keduanya berasal dari Kerala, India.
Pada Senin (6/2/2023), Ziya Paval mengumumkan kehamilan Zahad melalui akun Instagram pribadinya. Melalui unggahan terbaru Paval, Zahad sudah melahirkan anak mereka, Rabu (8/2/2023) pagi 09.37 waktu setempat.
Kabar Zahad pria yang hamil dan melahirkan menjadi ramai dan banyak diperbincangkan.
Hal ini salah satunya karena mereka merupakan pasangan transgender pertama di India yang bisa menjadi orang tua secara biologis.
Lalu, sebenarnya apa itu transgender?
Apa itu transgender?
Dilansir dari situs Asosiasi Psikologis Amerika (APA), transgender adalah istilah umum untuk orang-orang yang identitas gender, ekspresi gender, atau perilakunya tidak sesuai dengan yang diasosiasikan dengan jenis kelamin mereka saat lahir.
Istilah transgender digunakan berkaitan dengan gender seseorang, bukan jenis kelamin. Keduanya memiliki perbedaan.
Jenis kelamin setiap orang ada sejak lahir yang mengacu pada status biologis sebagai laki-laki atau perempuan.
Baca juga: Tanaman Putri Malu Disebut Berkhasiat untuk Program Hamil, Benarkah?
Sementara, gender mengacu kepada peran, perilaku, aktivitas, dan atribut yang dibangun seseorang secara sosial.
Artinya, seseorang terlahir berjenis kelamin pria. Tapi dia bisa bergender wanita karena merasa dan bertindak seperti seorang wanita.
Seorang pria yang mengidentifikasikan dirinya sebagai wanita dikenal sebagai transpuan. Sebaliknya, transpria digunakan oleh wanita yang mengidentifikasikan dirinya sebagai pria.
Selain itu, dikutip dari Webmd, ada juga sebagian orang yang mengidentifikasikan dirinya bukan pria atau wanita. Kelompok ini menyebut dirinya sebagai non-binary atau genderqueer.
Baca juga: 6 Manfaat Daun Singkong, Baik untuk Tulang dan Ibu Hamil
Berubah jadi seorang transgender
Dikutip dari Medical News Today, orang-orang bisa mengidentifikasikan dirinya transgender di usia berapa pun.
Ada yang merasa dia berbeda sejak kecil, ada juga yang baru mengenal istilah tersebut pada usia dewasa.
Sebelum menjadi seorang transgender, mereka mungkin merasa dirinya tidak cocok dengan jenis kelamin tertentu, tidak nyaman saat berbicara tentang jenis kelamin, atau dilihat orang lain sebagai jenis kelamin yang tidak mereka akui.
Baca juga: Apa Itu Grooming? Modus Pelecehan Seksual pada Anak
Orang-orang ini bisa jadi kemudian mencari informasi tentang transgender atau belajar dari pengalaman orang transgender lainnya.
Dalam kasus Zahad dan Ziya Paval, keduanya tengah menjalani proses transisi menuju gender yang mereka pilih.
Meski ini bukan hal yang harus dilakukan, beberapa orang memilih untuk bertransisi sesuai gender mereka dan meninggalkan jenis kelamin yang ditentukan saat lahir.
Langkah-langkah yang mungkin dilakukan beberapa orang untuk transisi sebagai transgender, yaitu:
- Mengubah penampilan, seperti pakaian dan gaya rambut.
- Mengubah nama mereka.
- Mengubah penyebutan untuk mereka, dari seorang wanita jadi pria atau sebaliknya.
- Mengubah dokumen resmi untuk mencerminkan identitas gender mereka
- Terapi hormon untuk mengubah karakteristik fisik, seperti suntik hormon.
- Prosedur medis untuk mengubah karakteristik fisik, seperti operasi yang mengubah wajah, dada, atau tubuh.
- Mengkonsumsi obat pengatur hormon sehingga menghambat pubertas, menghentikan menstruasi, pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut wajah, dan memperdalam suara.
Baca juga: Cacar Monyet Dikaitkan dengan Gay dan Biseksual, Bagaimana Tanggapan Ahli?
Respons terhadap transgender
Di beberapa negara, transgender dianggap tabu dan sebagai hal negatif. Orang yang menentang transgender melakukan diskriminasi.
Menurut Equality Human Rights, diskriminasi transgender dapat terjadi berupa diejek langsung, disakiti secara fisik, maupun dibatasi aktivitasnya.
Di Indonesia, menurut Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, orientasi seksual termasuk transgender adalah hak asasi setiap orang.
Prinsip-prinsip internasional bagi penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak transgender dimuat dalam Yogyakarta Principles pada 2015.
Baca juga: Bersiul hingga Menatap, Ini 16 Bentuk Kekerasan Seksual Sesuai Aturan Kemenag
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.