Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Sleepwalking, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/fizkes
Ilustrasi tidur.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tidur berjalan atau yang biasa disebut sleepwalking merupakan salah satu gangguan tidur yang sering dialami oleh anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Saat mengalami sleepwalking, beberapa orang mungkin mungkin hanya akan duduk ataupun berjalan-jalan di sekitar tempat tidur.

Namun, beberapa orang yang mengalami sleepwalking juga melakukan aktivitas sambil tidur, seperti menonton tv ataupun pergi ke luar rumah mengendarai mobil.

Baca juga: Tidur dengan Lampu Menyala atau Mati, Lebih Baik yang Mana?

Lantas, apa itu sleepwalking dan apa saja penyebabnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu sleepwalking?

Dilansir dari Healthline, sleepwalking merupakan gangguan tidur yang terjadi pada bagian terdalam dari tidur nonrapid eye movement (NREM).

Biasanya, hal ini sering terjadi dalam 1 hingga 2 jam setelah tertidur.

American Psychiatric Association tidak menganggap sleepwalking sebagai gangguan, kecuali hal itu terjadi cukup sering hingga menyebabkan stres dan mengganggu kemampuan Anda saat melakukan aktivitas di siang hari.

Baca juga: Ramai soal Tidur Sesudah Waktu Subuh dan Ashar Memicu Mimpi Buruk, Ini Penjelasan Ahli

Penyebab sleepwalking

Penyebab pasti dari sleepwalking masih belum diketahui, namun kebiasaan tidur berjalan ini bisa diturunkan dalam keluarga atau genetik.

Selain itu, ada beberapa pemicu yang juga dikaitkan dengan tidur berjalan, seperti:

1. Stres

Stres dan kecemasan diketahui dapat mengganggu istirahat malam yang nyenyak.

Beberapa pakar dan ilmuwan tidur juga berpendapat bahwa stres di siang hari dapat menyebabkan somnambulisme atau tidur berjalan.

Sebuah studi dari 193 pasien di klinik tidur ditemukan bahwa salah satu pemicu utama berjalan dalam tidur adalah peristiwa stres yang dialami di siang hari.

2. Kurang tidur

Orang yang tidak memiliki waktu tidur yang cukup, lebih rentan mengalami sleepwalking.

Peneliti mempelajari pemindaian otak MRI pada orang dengan riwayat berjalan dalam tidur dan menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan kebiasaan tidur berjalan.

Baca juga: Jangan Bersandar di Jendela Pesawat Saat Tidur, Ini Alasannya

3. Migrain

Penderita migrain kronis memiliki kemungkinan yang lebih rentan untuk mengalami tidur berjalan.

Pada 2015, sekelompok ilmuwan mewawancarai 100 pasien yang secara rutin berjalan dalam tidur.

Mereka menemukan hubungan yang kuat antara berjalan dalam tidur dan sakit kepala, terutama migrain.

Baca juga: 10 Gejala Ginjal Tak Sehat, Mudah Lelah, Sulit Tidur, hingga Kulit Gatal dan Kaki Bengkak

4. Demam

Sleepwalking telah dikaitkan dengan penyakit yang menyebabkan demam, terutama pada anak-anak.

Demam juga dapat menyebabkan gangguan tidur di mana anak akan berteriak, meronta-ronta, atau mencoba melarikan diri dari hal-hal menakutkan yang dirasakan saat tidur.

5. Gangguan pernapasan

Tidur berjalan juga bisa disebabkan oleh sleep apnea obstruktif, yakni gangguan pernapasan yang menyebabkan Anda berhenti bernapas untuk waktu yang singkat saat Anda tidur. 

Sleep apnea yang parah dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.

Jika Anda menderita sleep apnea obstruktif yang parah, kemungkinan Anda berjalan dalam tidur lebih tinggi daripada orang dengan sleep apnea ringan.

Ada juga laporan tentang sleepwalking di antara anak-anak yang menderita asma.

Asma dapat menyebabkan kurang tidur, dan obatnya montelukast bisa memicu sleepwalking pada beberapa anak.

Baca juga: Ramai soal Tidur Sesudah Waktu Subuh dan Ashar Memicu Mimpi Buruk, Ini Penjelasan Ahli

6. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)

Jika Anda menderita GERD, isi perut Anda dapat naik lagi melalui kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar yang tidak nyaman.

Bagi banyak orang, gejalanya lebih buruk di malam hari.

Orang dengan GERD dan gangguan lambung lainnya lebih rentan terhadap berbagai jenis gangguan tidur, termasuk tidur sambil berjalan.

Karena GERD mengganggu tidur, hal itu dapat menyebabkan kelelahan jangka panjang, yang juga membuat Anda lebih rentan terhadap gangguan tidur sleepwalking.

Baca juga: Alami GERD, Hindari Daftar 5 Makanan Berikut

7. Penyakit parkinson

Penyakit parkinson merupakan kondisi saraf yang bisa memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak.

Penyakit ini dapat memengaruhi bagian batang otak yang mengontrol gerakan dan bagian otak yang mengontrol tidur.

Saat bermimpi selama tidur REM, otak Anda untuk sementara waktu akan melumpuhkan beberapa otot agar Anda tidak bertindak berdasarkan mimpi Anda dan menyakiti diri sendiri atau orang lain dalam prosesnya.

Beberapa studi menunjukkan bahwa penyakit Parkinson dapat mencegah kelumpuhan tidur terjadi sepenuhnya. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan sleepwalking dan gangguan tidur lainnya.

Baca juga: Penelitian: Otak Remaja 3 Tahun Lebih Tua sejak Pandemi Covid-19

8. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat tidur yang bisa menyebabkan orang berjalan dalam tidur, termasuk obat penginduksi tidur zolpidem, yang juga dijual dengan nama Ambien dan Edluar. Obat-obatan lainnya meliputi:

  • Sodium oxybate digunakan untuk mengobati narkolepsi
  • Agonis reseptor benzodiazepin
  • Antidepresan
  • Antipsikotik digunakan untuk mengobati gangguan kejiwaan
  • Beta-blocker digunakan untuk mengobati penyakit jantung dan kecemasan

Baca juga: Susah Tidur? Ini Obat Tidur Alami agar Cepat Terlelap

Apa yang terjadi ketika seseorang berjalan dalam tidur

Dikutip dari NHS, dalam beberapa kasus sleepwalking, seseorang mungkin hanya duduk di tempat tidur dan melihat sekeliling. 

Dalam kasus ekstrem, orang tersebut dapat keluar rumah dan melakukan aktivitas yang kompleks, seperti mengendarai mobil dan membahayakan diri sendiri.

Biasanya, mata akan terbuka saat seseorang mengalami sleepwalking. 

Jika Anda berbicara dengan orang yang sedang tidur, mereka mungkin menanggapi sebagian atau mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal.

Untuk beberapa kasus, sleepwalking akan berlangsung kurang dari 10 menit, tetapi bisa lebih lama. Setelah itu, orang tersebut mungkin bangun atau kembali ke tempat tidur dan kembali tidur.

Mereka biasanya tidak memiliki ingatan tentang itu di pagi hari atau mungkin memiliki ingatan yang tidak merata. Jika terbangun saat berjalan dalam tidur, orang tersebut mungkin merasa bingung dan tidak ingat apa yang terjadi.

Baca juga: Jangan Lakukan 5 Kebiasaan Berikut Sebelum Tidur

Cara mencegah sleepwalking

Tidak ada perawatan khusus untuk tidur sambil berjalan, tetapi biasanya membantu untuk mencoba tidur yang cukup dan memiliki rutinitas yang teratur dan santai sebelum tidur.

Berikut di antaranya:

  • Cobalah tidur tepat waktu di setiap malam
  • Pastikan kamar tidur gelap dan sunyi 
  • Batasi minuman sebelum tidur, terutama yang mengandung kafein, dan pergi ke toilet sebelum tidur
  • Buat badan rileks sebelum tidur dengan mandi air hangat, membaca atau bernapas dalam-dalam

Baca juga: Gejala Anemia Sebelum Tidur di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Kapan harus ke dokter

Dikutip dari Mayo clinic, sleepwalking yang terjadi sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan biasanya bisa hilang dengan sendirinya.

Namun, ada beberapa kondisi yang mungkin menyebabkan durasi sleepwalking Anda terus mengalami peningkatan dan perlu untuk diobati, seperti berikut ini:

  • Sering terjadi, misalnya lebih dari satu hingga dua kali seminggu atau beberapa kali dalam semalam
  • Menyebabkan perilaku berbahaya atau cedera pada orang yang berjalan sambil tidur atau orang lain
  • Menyebabkan gangguan tidur yang signifikan pada anggota rumah tangga atau orang yang berjalan sambil tidur
  • Mengakibatkan gejala kantuk berlebihan di siang hari
  • Masih berlanjut saat Anda dewasa

Baca juga: Benarkah Pasien BPJS Kesehatan Hanya Bisa Rawat Inap Maksimal 3 Hari?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi