KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 1998-2000, KH Ali Yafie meninggal dunia.
Kabar meninggalnya kiai asal Donggala, Sulawesi Tengah ini diumumkan oleh akun Twitter resmi Nahdlatul Ulama (NU) pada Minggu (26/2/2023).
" Inna lillahi wa inna ilaihi rooj'iun.. Telah berpulang ke Rahmatullah Prof. KH Ali Yafie Rais ," tulis NU dalam cuitannya.
Baca juga: Alasan MUI Haramkan Kripto Sebagai Mata Uang dan Tidak Sah Diperdagangkan
Kesembilan, KH Ali Yafie juga pernah menduduki jabatan sebagai Rais Aam Pengurus Besar (PB) NU pada 1991-1992.
Ia mengembuskan napas terakhirnya pada usia 96 tahun, Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 WIB di Rumah Sakit (RS) Bintaro, Tangerang Selatan.
MUI menyampaikan, jenazah KH Ali Yafie bakal dibawa ke Jalan Menteng V Blok FC 5 No 12, Sektor 7 Bintaro Jaya di Kompleks Menteng Residence.
Baca juga: Siapa yang Berwenang Menyerap Produk Halal, MUI atau BPJPH Kemenag?
Berikut profil KH Ali Yafie beserta sepak terjangnya:
Profil KH Ali Yafie
Sebelum meninggal, KH Ali Yafie sempat dijenguk Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin pada Kamis (16/2/2023) lalu.
Diberitakan Kompas.com , Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa kondisi KH Ali Yafie dalam keadaan baik kendati sedang jatuh sakit.
Ia juga menggambarkan sosok almarhum sebagai senior ketika berperan sebagai Rais Aam NU.
Padahal, KH Ali Yafie sudah menjalani perawatan secara intensif di RS selama satu bulan terakhir.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 23 Februari 1923, KH Ahmad Dahlan Meninggal Dunia
Sementara itu, dilansir dari laman resmi NU , KH Ali Yafie adalah kiai yang lahir pada 1 September 1926 di Donggala, Sulawesi Selatan.
Hari kelahirannya bisa dibilang istimewa karena bertepatan dengan bulan ketika NU pertama kali menghelat muktamar.
KH Ali Yafie lahir dari pasangan Syekh Muhammad Al-Yafie dan Imacayya dan ia mempunyai empat saudara.
Imacayya berstatus sebagai putri raja dari salah satu kerajaan di Tanete, namun KH Ali Yafie harus kehilangan ibunya ketika ia berusia 10 tahun.
Baca juga: Latar Belakang Lahirnya Nahdlatul Ulama
Perjalanan karier KH Ali Yafie
Lahir di keluarga Islam yang begitu kental, KH Ali Yafie sempat menekuni pekerjaan sebagai hakim Pengadilan Agama Ujung Pandang pada 1959-1962.
Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur pada 1962-1965.
Tak berhenti sampai di situ, KH Ali Yafie pun terjun ke dunia pendidikan sebagai Dekan Fakultas Ishuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ujung Pandang.
Ia kemudian terpilih sebagai wakil Rais Aam PBU pada muktamar 1989 di Krapyak.
Baca juga: Sejarah Berdirinya NU, Selamat Milad Ke-96 Nahdlatul Ulama!
Jabatan sebagai PJ Rais Aam PBU sempat diemban KH Ali Yafie pada 1991-1992 setelah wafatnya KH Ahmad Shiddiq.
Almarhum melanjutkan perjalanan karirnya sebagai Ketum MUI pada 1998-200 dan Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada 2002-2005.
Di sisi lain, ia juga mengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Pondok pesantren tersebut telah didirikan oleh KH Ali Yafie sejak 1947.
Baca juga: Tokoh-tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.