Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Gejala Rabies pada Hewan dan Cara Penanganannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Victoria Antonova
Ilustrasi anjing rabies.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Rabies adalah penyakit menular yang memiliki risiko kematian sangat tinggi, baik pada hewan maupun manusia.

Penyakit yang disebabkan oleh virus rabies ini bisa diderita oleh hewan dan kemudian menular ke manusia lewat gigitan.

Oleh karena itu, untuk mencegah tertularnya seseorang dari hewan yang terkena rabies, alangkah baiknya mengetahui gejala rabies pada hewan dan bagaimana penanganannya.

Baca juga: Apa Itu Rabies: Penyebab, Gejala, dan Penanganan Pertama Terkena Gigitan


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala rabies pada hewan

Dosen fakultas kedokteran hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo menjelaskan, gejala rabies pada hewan terbagi dalam tiga fase.

“Gejala dibagi menjadi tiga fase. Fase prodormal, eksitasi, dan paralisis,” ucap Slamet kepada Kompas.com, Sabtu (13/5/2023).

Menurutnya, rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat berbahaya dan sampai saat ini belum ada obatnya.

“Sehingga tingkat kematian atau mortalitas dapat mencapai 100 persen,” tuturnya.

Lebih lanjut, berikut penjelasan dari tiga fase gejala rabies:

1. Fase prodormal

Slamet menjelaskan, gejala prodormal ini biasanya muncul tiga hari setelah tertular.

“Bisa berlangsung selama 3 bulan, tergantung derajat dan keganasan infeksi,” jelasnya.

Pada fase ini, gejala yang dialami penderita sebagai berikut:

2. Fase eksitasi

Ia menerangkan, fase eksitasi terjadi ketika virus sudah berkembang dalam kelenjar air ludah atau saliva.

“Fase ini menjadi fase penular yang berbahaya bagi hewan lain termasuk manusia. Berlangsung selama 3-5 hari dan akan berlanjut ke fase berikutnya,” terangnya.

Berikut gejala yang akan muncul pada fase eksitasi:

3. Fase paralisis

Fase paralisis atau kelumpuhan adalah fase terakhir dari gejala rabies yang terjadi karena penyebaran virusnya sudah mencapai otak.

“Fase ini berlangsung selama 3-4 hari dan diakhiri dengan kematian,” ungkapnya.

Gejala pada fase paralisis antara lain:

  • Rahang mengunci atau lock jaw
  • Hewan ambruk atau tidak bisa berdiri.

Baca juga: Anak 4 Tahun Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Simak Gejala, Cara Penularan dan Pencegahan Rabies

Penanganan hewan terkena rabies

Jika hewan diduga mengidap rabies, maka sebaiknya segera ditangkap dan dikandang sebagai upaya pencegahan penularan ke makhluk hidup lain.

“(Ditangkap dengan) jaring atau tali dan (dikandang) dengan kandang khusus,” ucap Slamet.

Hal itu bertujuan agar hewan tidak menyerang dan menggigit hewan lain atau manusia.

“Penanganan hewan terduga tertular rabies menjadi kewenangan pemerintah, dalam hal ini dinas peternakan/dinas kehewanan,” katanya.

Hewan terduga terkena rabies, akan ditangkap hidup dan kemudian diserahkan ke dinas untuk diisolasi dan dilakukan observasi selama 14 hari.

“Bila hewan mati dalam rentang waktu observasi 14 hari, harus dilakukan otopsi untuk mengambil sampel otak,” tuturnya.

Namun jika hewan tersebut tidak mati dalam 14 hari, Slamet mengatakan bahwa hewan tidak menderita atau negatif rabies.

Lebih lanjut, sampel otak tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan histopatologi.

“Hewan tertular rabies akan ditemukan inclusion bodies (satu bentukan khusus yang hanya bisa terlihat dengan pemeriksaan histopatologi) dalam sel otak sebagai bukti positif rabies. Bila tidak ditemukan inclusion bodies dalam sel otak, hewan dinyatakan negatif rabies,” tandasnya.

Baca juga: Kemenkes Buka Suara soal Kasus Rabies yang Tewaskan Anak di NTT

Bisa gunakan prosedur euthanasia

Sementara itu, dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya dari Radhiyan Pet and Care mengatakan, penanganan pada hewan yang tertular rabies bisa menggunakan prosedur euthanasia.

“Mengingat penyakit rabies sangat berbahaya dan dalam hitungan hari akan meninggal,” ucap Radhiyan kepada Kompas.com, Sabtu (13/5/2023).

Euthanasia adalah metode mengakhiri hidup secara disengaja untuk menghilangkan penderitaan dan mencegah penularan.

Menurutnya, gejala rabies maksimal akan muncul 14 hari setelah tertular.

“Jika dalam 14 hari tidak menunjukkan gejala rabies, berarti aman (tidak menderita),” tuturnya.

Radhiyan juga mengatakan, prosedur euthanasia hanya dilakukan oleh dokter hewan atau tenaga medis yang ditunjuk.

Berikut prosedur euthanasia menurut Radhiyan:

  1. Pembiusan, untuk memastikan hewan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan tidak merasakan sakit
  2. Pemberian obat euthanasia melalui pembuluh darah
  3. Menunggu kematian, biasanya terjadi tidak lebih dari 30-60 detik.

Baca juga: Cara Dapat Vaksin Rabies Gratis untuk Kucing dan Anjing di Jakarta, Bandung, dan DIY

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi