KOMPAS.com - Intermittent Fasting atau puasa intermittent dinilai ampuh dan efektif untuk menurunkan berat badan.
Diet intermittent identik dengan jendela makan di mana Anda dapat mengonsumsi makanan hanya dalam periode waktu tertentu.
Lantas, apa itu intermittent fasting atau diet puasa intermiten?
Baca juga: Apakah Kebiasaan Puasa Intermiten Efektif Menurunkan Berat Badan?
Mengenal Intermittent Fasting
Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, intermittent fasting adalah rencana makan yang berkaitan dengan waktu makan Anda atau dikenal dengan jendela makan. Artinya, Anda hanya boleh makan di waktu tertentu saja.
Penelitian menunjukkan, berpuasa selama beberapa jam atau puasa intermiten memiliki manfaat bagi kesehatan.
Menurut Prevention, penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa puasa intermiten tidak lebih efektif mengurangi berat badan.
Ahli diet bersertifikat, Gina Keatley mengatakan, diet intermittent dapat membuat seseorang mengalami defisit kalori sehingga berat badan akan turun.
Cara diet intermittent fasting: makan 8 jam, puasa 16 jam
Sebelum melakukan puasa intermiten, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Jika sudah disepakati, Anda dapat memilih pendekatan harian yang membatasi asupan makan per hari menjadi satu periode enam hingga delapan jam setiap hari.
Menurut Johns Hopkins Medicine, Anda memilih untuk mencoba puasa 16:8. Artinya Anda makan selama 8 jam dan puasa selama 16 jam.
Rencana puasa intermiten lainnya dikenal sebagai pendekatan 5:2.
Cara ini melibatkan makan secara teratur lima hari dalam seminggu sementara dua hari lainnya, Anda membatasi diri dengan makan cukup satu kali sebanyak 500–600 kalori.
Contohnya, Anda memilih untuk makan secara normal pada Senin sampai Kamis. Sementara di laur hari itu, Anda cukup makan sekali per hari.
Penelitian Mattson menunjukkan, dibutuhkan waktu dua hingga empat minggu sebelum tubuh terbiasa dengan puasa intermiten. Anda mungkin merasa lapar saat membiasakan rutinitas tersebut.
Baca juga: Apakah Teh Hijau Bisa Menurunkan Berat Badan?
Manfaat intermiten fasting
Selain untuk menurunkan berat badan, intermittent fasting juga memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh.
Dilansir dari Eat This Not That, penelitian menunjukkan bahwa diet intermittent tidak akan mempengaruhi kemampuan fisik dan kognitif Anda meskipun dilakukan selama dua hari berturut-turut.
Berikut sejumlah manfaat diet intermittent fasting:
1. Mengurangi lemakPuasa intermiten bisa menurunkan berat badan sebesar 0,8 persen hingga 13 persen tanpa efek samping.
Penelitian University of Chicago menemukan bahwa wanita gemuk yang melakukan puasa intermiten akan kehilangan lemak mereka.
Studi lain menunjukkan bahwa puasa intermiten bisa menghilangkan lemak tubuh hingga 4 persen dalam tiga minggu.
Baca juga: Bisakah Menambah Berat Badan 5 Kg dalam Seminggu?
2. Mengurangi masalah kesehatanPuasa intermiten juga bisa meningkatkan toleransi glukosa dan sensitivitas insulin.
Akibatnya, tubuh akan mengubah karbohidrat menjadi energi.
Dengan begitu, tubuh akan terhindar dari risiko masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, sleep apnea, dan beberapa jenis kanker.
Dikutip dari Mayo Clinic, penelitian menunjukkan bahwa puasa inetrmiten bermanfaat untuk mengurangi peradangan akibat penyakit berikut:
- Alzaimer
- Radang sendi
- Asma
- Stroke
- Akletosis ganda.
Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan, pembatasa kalori bisa memperpanjang umur.
Hal ini karena puasa intermiten dapat mengurangi peradangan dalam tubuh dan memilnimalisir kematian.
Baca juga: 3 Cara Menghitung Berat Badan Ideal Menurut Ahli Gizi
4. Menurunkan kolesterolStudi lain menemukan puasa intermiten secara signifikan bisa menurangi kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik hingga 30 persen.
5. Mencegah penyakit diabetesSebagian besar penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membantu menurunkan berat badan dan menurunkan glukosa puasa.
Puasa interminten juga mampu menurunkan kadar insulin puasa dan leptin sambil mengurangi resistensi insulin.
Studi tertentu menemukan, beberapa pasien yang melakukan puasa intermiten di bawah pengawasan dokter dapat membalikkan kebutuhan mereka akan terapi insulin dan mecegah penyakit diabetes tipe 2.
Baca juga: Kebiasaan Makan yang Bisa Mempercepat Penurunan Berat Badan Usia 50 Tahun ke Atas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.