Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang 50 Tahun, Kapal Karam Misterius Australia Ditemukan di Tasmania

Baca di App
Lihat Foto
Australasian Underwater Cultural Heritage Database
Kapal Laut Blythe Star sepanjang 144 kaki Blythe Star
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kapal MV Blythe Star asal Australia yang karam misterius 50 tahun lalu, ditemukan di pantai Tasmania. 

Kapal yang sedang melakukan perjalanan dari Hobart ke King Island dengan muatan pupuk dan tong bir itu tiba-tiba karam dan tenggelam pada 12 Oktober 1973. 

Beruntung, sepuluh awak kapal barang dengan cepat meninggalkan kapal dengan menaiki sekoci saat kapal mulai tenggelam. 

Misteri 50 tahun

Para peneliti di Australia telah memecahkan misteri dengan menemukan sisa-sisa kapal MV Blythe Star yang hilang selama 50 tahun.

MV Blythe Star adalah sebuah kapal barang pantai yang tenggelam di barat daya Tasmania pada bulan Oktober 1973.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut pernyataan dari Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO) federal, tim peneliti menemukan lokasi bangkai kapal pada bulan April. Saat itu, para peneliti sedang meneliti tanah longsor di bawah air di lepas pantai barat Tasmania.

Para peneliti menggunakan sonar untuk memetakan bangkai kapal. Mereka kemudian mengirim dua kamera bawah air untuk memeriksa kapal secara visual yang tenggelam hampir pada kedalaman 500 kaki.

Baca juga: Dari Batam ke Singapura untuk Siram Suami dengan Air Panas, Wanita Ini Dibui 8 Bulan

Kronologi kapal MV Blythe Star tenggelam

Dilansir dari Smithsonian Magazine, pada 12 Oktober 1973, kapal MV Blythe Star setinggi 144 kaki sedang berlayar di lepas pantai Tasmania.

Pada saat itu, kapal MV Blythe Star sedang melakukan perjalanan dari Hobart ke King Island dengan membawa 10 awak kapal barang dengan muatan pupuk dan bir.

Kemudian kapal mulai tenggelam dan 10 awak kapal tersebut dengan cepat pergi meninggalkan kapal itu.

Menurut Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), hilangnya kapal MV Blythe Star itu memicu pencarian maritim terbesar yang pernah dilakukan di Australia hingga pada saat itu.

Lalu, tujuh hari kemudian, para pencari menghentikan upaya tersebut.

Kendati demikian, orang-orang (awak kapal) itu masih hidup dan mereka menghabiskan lebih dari seminggu di laut dengan mencoba bertahan hidup dalam cuaca badai dengan bubuk glukosa, sedikit air kaleng, dan biskuit.

Baca juga: Arkeolog Temukan Pahatan Batu Kuno Bergambar Manusia, Kapal, dan Hewan Berusia 2.700 Tahun di Swedia

 

Awak kapal yang masih selamat

Salah satu anggota kru bernama John Sloan, insinyur kedua meninggal sebelum kapal kecil mencapai daratan.

Kemungkinan besar, Sloan meninggal karena ia tidak punya waktu untuk mengambil obat tiroidnya dari kapal yang tenggelam, menurut Maritime Executive.

Kemudian, kesembilan awak kapal yang tersisa akhirnya mendarat di Semenanjung Forestier Tasmania. Meski begitu, dua pria lainnya, John Eagles dan Kenneth Jones akhirnya meninggal tak lama setelah sekoci mendarat.

Akhirnya, tiga orang yang masih hidup berhasil mendaki tebing curam yang mengelilingi teluk.

Mereka mengembara melalui hutan belantara sampai bertemu dengan seorang pekerja kehutanan yang kemudian membawa mereka ke kota terdekat pada tanggal 26 Oktober.

Selanjutnya, tim penyelamat mengirim helikopter untuk menjemput orang-orang yang tinggal di pantai tersebut.

Sementara itu, kapal MV Blythe Star menghilang tanpa jejak. Meski banyak upaya untuk menemukannya, lokasi bangkai kapal tetap menjadi misteri selama lima dekade.

Baca juga: Cerita Leli Farisia yang Sempat Panik di Geladak KMP Royce 1: Banyak Kapal Nelayan Menolong, Lantunan Doa di Mana-mana

Saat peneliti menemukan sisa-sisa kapal MV Blythe Star

Menurut Australian Associated Press, ketika para peneliti akhirnya dapat menemukan kapal MV Blythe Star pada musim semi tahun ini, mereka melihat bahwa bangkai kapal itu penuh dengan kehidupan, seperti anjing laut berbulu, udang karang, alga, dan rumput laut telah menjadikannya rumah mereka. 

Kendati demikian, apa yang menyebabkan Blythe Star tenggelam masih menjadi misteri hingga saat ini.

Menyusul tragedi itu, Australia menerapkan undang-undang keselamatan maritim yang kuat. Setiap kapal sekarang diminta untuk melaporkan rute dan lokasi mereka melalui Sistem Pelaporan Kapal Australia, selain itu, semua sekoci juga harus dilengkapi dengan suar radio.

“Ini adalah sesuatu yang saya tahu sangat menghibur keluarga para pria yang meninggal bahwa mereka tidak mati sia-sia,” kata Michael Stoddart, peneliti di Maritime Museum of Tasmania yang menulis buku tentang bangkai kapal tersebut, kepada Donna Lu dari Guardian.

Saat ini, hanya satu orang yang selamat dari kapal karam itu yang masih hidup, yaitu Mick Doleman yang kini berusia 68 tahun.

Ia adalah anggota kru termuda berusia 18 tahun saat kapal tenggelam. Setelah kecelakaan itu, dia menjabat sebagai pejabat cabang untuk Persatuan Pelaut Australia, kemudian ia juga menjadi wakil sekretaris nasional untuk Persatuan Maritim Australia.

Bahkan saat ini, dia terus mengadvokasi kondisi keselamatan laut yang lebih baik.

“Perlu lebih banyak perhatian diberikan pada kesejahteraan para pelaut. Apa pun kebangsaan mereka, muatan apa yang mereka bawa, untuk memastikan mereka dijaga dan dirawat,” kata Mick Doleman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi