KOMPAS.com - Kelebihan berat badan yang memasuki kategori obesitas bisa berbahaya bagi kesehatan.
Terdapat beberapa faktor mengapa seseorang mengalami obesitas, salah satunya karena keturunan.
Obesitas turunan dialami oleh seseorang yang membawa genetik obesitas.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seseorang dengan genetik obesitas berpeluang mengalami obesitas 40-50 persen.
Apabil kedua orangtuanya menderita obesitas, maka beluangnya lebih tinggi, yakni 70-80 persen.
Dalam beberapa kasus, penderita akan kesulitan beraktivitas. Tak jarang mereka harus dievakuasi untuk mendapat pertolongan medis.
Jika sudah seperti itu, menurunkan berat badan pada penderita obesitas akan terasa sulit.
Lantas, olahraga seperti apa yang cocok bagi penderita obesitas turunan?
Baca juga: Kasus Obesitas Bermunculan, Mengapa Berat Badan Bisa Capai Ratusan Kilogram?
Olahraga untuk penderita diabetes turunan
Menurut HSPH Harvard, obesitas turunan bukan sebuah takdir.
Artinya, seseorang yang membawa genetik obesitas belum tentu akan mengalami obesitas.
Penelitian menunjukkan, faktor genetik hanya berkontribusi kecil terhadap risiko obesitas. Studi mengungkap, aktivitas fisik dapat mengimbangi efek satu gen pemicu obesitas.
Dikutip dari Medical News Today, berikut olahraga yang cocok untuk penderita diabetes turunan:
1. JoggingJogging secara teratur dapat mengimbangi risiko obesitas genetik.
Penelitian menunjukkan bahwa jogging merupakan olahraga yang paling tepat bagi penderita obesitas.
Menurut Insider, rutinitas jogging secara teratur mampu menurunkan lemak tubuh dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang sehat.
Temuan ini menunjukkan bahwa jogging mampu untuk mengurangi dampak negatif dari risiko obesitas karena faktor turunan.
Baca juga: Apakah Lari Pagi Bisa Menurunkan Berat Badan?
2. YogaOlahraga yoga juga memiliki manfaat yang sama dengan jogging, terutama bagi penderita obesitas karena turunan.
Hanya saja, yoga perlu dilakukan dalam durasi lebih lama ketimbang jogging.
Yoga yang dilakukan secara rutin akan berpengaruh terdapat IMT yang ideal.
3. Mendaki gunungAktivitas outdoor yang bisa dilakukan untuk mengatasi risiko obesitas karena faktor turunan adalah mendaki gunung.
Sama halnya dengan yoga dan jogging, mendaki gunung juga bisa membantu menurunkan berat badan.
Pada akhirnya, olahraga satu ini akan berefek pada IMT yang ideal.
Baca juga: Lari Pagi Vs Lari Malam Hari, Mana yang Ampuh Menurunkan Berat Badan?
4. BerenangBerenang membuat seluruh tubuh bekerja. Olahraga ini menuntut tubuh untuk bergerak melawan resistensi sehingga lemak di dalam tubuh akan terbakar.
Di sisi lain, berenang juga membantu membentuk otot.
Penelitian mengungkap adanya keterkaitan olahraga berenang dengan penurunan berat badan, baik itu gaya kupu-kupu, gaya dada, maupun gaya bebas.
Berenang selama 30 menit bisa membakar 367-404 kalori. Olahraga satu ini juga direkomendasikan bagi penderita obesitas turunan.
5. MenariMenari termasuk olahraga kardio yang bisa membantu menurunkan berat badan.
Penelitian menunjukkan bahwa latihan menari membantu menangkal efek gen obesitas.
Lantas, dari lima jenis olahraga di atas, mana yang paling efektif?
Peneliti menyimpulkan bahwa jogging merupakan olahraga terbaik untuk mereka yang memiliki risiko genetik obesitas yang tinggi.
Baca juga: Obat Diabetes Digunakan untuk Menurunkan Berat Badan, Adakah Efek Sampingnya?
Cara hitung berat badan obesitas
Obesitas dibedakan menjadi tiga kategori dalam pengukuran IMT, yakni:
- Obesitas level I: 30,0–34,9.
- Obesitas level II: 35,0–39,9.
- Obesitas level III (ekstrem): lebih dari 40,0.
Berikut cara menghitung apakah berat badan Anda sudah masuk ke dalam kategori obesitas atau belum:
- IMT = Berat badan (kg) : (Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) ).
Sebagai contoh, Anda memiliki berat badan 90 kg dengan tinggi badan 150 cm. Maka, cara menghitung berat badan ideal menggunakan IMT adalah sebagai berikut:
- Indeks Massa Tubuh (IMT): 90 kg : (1,5 m x 1,5 m) = 40
Hasil IMT menunjukkan bahwa berat badan 90 kg pada seseorang dengan tinggi 150 cm sudah dalam kategori obesitas level III atau ekstrem.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.