Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Varian Eris Ada di Indonesia, Kemenkes: Gejalanya Tidak Jauh Beda dengan Varian Sebelumnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/RAVIL SAYFULLIN
Varian Covid-19 Eris sudah masuk di Indonesia sejak Maret. Gejalanya mirip varian Omicron, tidak lebih parah dari yang sudah ada.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Covid-19 subvarian Omicron E.G 5.1 atau Eris sudah masuk ke Indonesia sejak beberapa bulan yang lalu.

Pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengungkapkan, Covid-19 varian Eris tersebut sudah mulai menyebar ke Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Saat ini sudah ada 36 negara dengan kasus Covid-19 Eris.

"Data menunjukkan, EG.5.1 atau Eris sampel pertama itu paling awal tercatat di Jakarta, Indonesia, dan itu di awal-awal Maret," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (7/8/2023).

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga membenarkan adanya temuan kasus Covid-19 varian Eris di Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau dari laporan GISAID sudah ada 12 kasus di Indonesia," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (8/8/2023).

Dilansir dari Kompas.com (18/5/2020), Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID) adalah inisiatif kerjasama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba.

GISAID bertujuan untuk menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu.

Selain itu, GISAID juga telah mengumpulkan data Covid-19 dari berbagai negara.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Eris Menyebar di Inggris, Apa Itu?

Gejala varian Eris tidak jauh berbeda 

Lebih lanjut Siti Nadia mengungkapkan, kasus Covid-19 varian Eris di Indonesia saat ini masih terus dalam pelacakan, mengingat temuan kasusnya yang sudah cukup lama terjadi.

"Masih di-tracking, karena kejadian yang sudah cukup lama," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa gejala dari Covid-19 varian Eris sejauh ini masih sama seperti varian sebelumnya.

"Gejala Covid-19 varian Eris masih sama, karena kita tidak lihat ada perubahan fatalitas saat periode subvarian tersebut ditemukan," jelasnya.

Ia meminta agar masyarakat tetap waspada dan menjaga kesehatan dengan segera melakukan vaksinasi Covid-19.

Sementara itu, menurut Zoe Health Study, organisasi yang memantau dan memperkirakan kasus COVID di Inggris, Eris memiliki gejala yang mirip dengan Omicron, dikutip dari USA Today.

Beberapa gejala yang paling umum termasuk:

  • Hidung meler atau tersumbat
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Perubahan indra penciuman

Baca juga: Tubuh Dikeluhkan Jadi Lebih Sering Sakit sejak Suntik Vaksin Covid-19, Benarkah Ada Hubungannya?

Apa itu Covid-19 varian Eris?

Covid-19 varian Eris atau EG.5.1 adalah turunan virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron terbaru yang diklasifikasikan di Inggris pada 31 Juli 2023.

Diberitakan Kompas.com, Senin (7/8/2023), Eris disebut sebagai salah satu penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Inggris belakangan ini dan menjadi penyebab Covid-19 yang paling umum kedua sekarang, setelah Arcturus.

Sementara itu, Anggota Independent Sage, Prof Christina Pagel mengungkapkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Inggris didorong juga oleh musim panas ekstrem yang melemahkan sistem kekebalan tubuh masyarakat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan EG.5.1 sebagai varian yang sedang dipantau (variant under monitoring/VUM), tetapi belum sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern/VOC).

Kepala imunisasi di Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Dr Mary Ramsay mengatakan bahwa Eris tidak lebih berbahaya dari pada kasus Omicron sebelumnya. 

"Kami juga melihat peningkatan kecil dalam tingkat rawat inap di sebagian besar kelompok usia, terutama di kalangan orang tua," kata dia.

"Secara keseluruhan, tingkat rawat inap masih sangat rendah dan saat ini kami tidak melihat peningkatan di ICU," sambungnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi