Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Charles Cullen, Perawat yang Akhiri Ratusan Nyawa Pasien dan Dihukum 397 Tahun Penjara

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Ekem
Somerset Medical Center, tempat Charles Cullen melakukan 13 pembunuhan selama setahun pada 2002.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sepanjang 16 tahun berkarier di bidang medis, Charles Cullen kerap berpindah-pindah rumah sakit di seluruh New Jersey dan Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).

Namun, bukan untuk membantu orang, kepindahan Cullen merupakan pelarian sebelum orang-orang menyadari dia adalah seorang pembunuh.

Dikutip dari Fox News (2/12/2022), Cullen telah membunuh sedikitnya 29 pasien melalui suntikan obat-obatan dosis fatal dalam kurun waktu 1988-2003.

Saat dia ditangkap pertama kali pada 2003, penyelidik menyadari bahwa Cullen mungkin telah membunuh lebih dari jumlah tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan, beberapa orang percaya jumlah korban sebenarnya mendekati 400 orang, yang menjadikannya sebagai pembunuh berantai paling mematikan dalam sejarah.

Baca juga: Kisah Chuck Mawhinney, Tingkah Sembrono Mabuk di Malam Hari Antarkan Jadi Sniper Paling Mematikan AS


Masa kecil diliputi kematian dan depresi

Sebelum menjadi pembunuh berantai, Charles Cullen adalah seorang anak yang dikelilingi kematian dan diliputi depresi.

Menurut lini masa dari Department of Psychology Radford University, Cullen baru berusia tujuh bulan ketika ayahnya meninggal pada September 1960.

Pada usia sembilan tahun, Cullen mencoba bunuh diri dengan meminum campuran berbagai macam bahan kimia.

Hanya mempunyai sedikit teman, Cullen kecil kerap menjadi bahan ejekan di sekolah.

Di masa remajanya, sekitar 1975-1976, dia jatuh cinta pada karya Fyodor Dostoyevsky, khususnya novel Crime and Punishment, cerita seorang pria yang melakukan pembunuhan.

Tak lama, tepatnya pada 6 Desember 1977, ibunda Cullen tewas dalam sebuah kecelakaan mobil.

Dilansir dari All That's Interesting, jauh sebelum penangkapan pertama akibat pembunuhan pada 2003, Charles Cullen sudah terkenal berkat perilaku yang aneh dan mengancam.

Ejekan di masa kecil pun berubah menjadi intimidasi di sekolah menengah, bahkan perundungan fisik.

Hingga akhirnya, ketika menghadiri pesta berisi para pengganggu yang menyiksanya, Cullen yang berusia 18 tahun membalas dengan membubuhi minuman mereka dengan racun tikus.

Untungnya, keracunan di pesta remaja pada 1978 itu tidak berujung pada kematian.

Baca juga: Hari Nyamuk Sedunia, Mewaspadai Malaria dari Gigitan Hewan Paling Mematikan di Dunia

Dari Angkatan Laut beralih ke perawat

Pada April 1978, Cullen pun putus sekolah dan mendaftar di Angkatan Laut AS untuk menerima pelatihan menjadi teknisi rudal balistik.

Sayangnya, Angkatan Laut sama kacaunya dengan sekolah menengah.

Di sini, Cullen masih menerima perundungan dan ejekan dari rekan-rekan krunya.

Tiga tahun kemudian, dia akhirnya dipulangkan, meski catatan tidak menyatakan alasan pasti, baik fisik maupun psikologis.

Setelah keluar, Charles Cullen mendaftar di Sekolah Keperawatan Rumah Sakit Mountainside di Montclair, New Jersey.

Kala itu, musim semi 1987, beberapa perubahan penting mulai terjadi dalam kehidupan Cullen.

Dia lulus dari sekolah perawat dan menikah dengan seorang programmer komputer bernama Adrienne Taub. Nahas, perayaan pernikahan dibayangi oleh kematian saudara laki-lakinya, James.

Di tahun yang sama, Cullen juga menerima pekerjaan perawat pertamanya, yakni di Unit Luka Bakar Saint Barnabas Medical Center di Livingston, New Jersey.

Setahun setelahnya, dia mulai melancarkan aksi membunuh pasien yang menjadi korban pertamanya.

Baca juga: Sebagian Kota di Florida Dikarantina akibat Serangan Siput Raksasa Afrika yang Mematikan

Korban pertama dan kehancuran rumah tangga

Korban pertama Charles Cullen adalah John Yengo, pasien berusia 72 tahun yang merupakan seorang pensiunan hakim Jersey City, New Jersey.

The New York Times (17/12/2004) melaporkan, Yengo telah dirawat selama beberapa hari di Unit Luka Bakar Saint Barnabas karena menderita luka bakar akibat sinar matahari.

Namun, Cullen yang menjadi perawat dengan sengaja memberinya anestesi lidokain dalam dosis yang fatal.

Sejak itu, kegelapan mulai menyelimuti batin Charles Cullen. Dia mulai banyak minum-minum dan melakukan tindak kekerasan pada istri dan putri kecilnya.

Pada 1992, Cullen kemudian dipecat dari Saint Barnabas dan mulai bekerja di Unit Perawatan Koroner Warren Hospital di Phillipsburg, New Jersey.

Pada tahun yang sama, meski putri keduanya telah lahir, penganiayaan terus berlanjut hingga sang istri memilih meninggalkannya.

Adrienne Taub juga sempat mengadukan kekerasan dalam rumah tangga dan meminta agar pihak berwenang menahan Cullen.

Akan tetapi, hakim saat itu hanya mengatakan bahwa Cullen bersalah atas perilaku "aneh" dan bukan mengancam melakukan kekerasan.

Baca juga: Kisah Michael, Bocah yang Memiliki Kadar Gula Darah Tertinggi di Dunia di Usia 6 Tahun

Penangkapan dan pengadilan Charles Cullen

Selama dekade berikutnya, Cullen pindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain dengan tetap melancarkan aksi mengakhiri nyawa pasien.

Pada September 2002, dia mulai bekerja di Somerset Medical Center, tempatnya melakukan 13 pembunuhan selama setahun.

Salah satu korbannya, Michael Strenko (21), baru saja menjalani operasi limpa yang seharusnya dapat pulih dengan mudah.

Namun, lagi-lagi Cullen mengakhiri hidup pasiennya dengan menyuntikan norepinefrin dalam dosis tinggi.

Baca juga: Serangan Jantung Mematikan Sering Terjadi di Hari Senin, Apa Hubungannya?

Belasan kematian picu penyelidikan resmi

Masih dari Fox News, banyaknya kematian hanya dalam waktu satu tahun membuat rumor dan kecurigaan yang menarik penyelidikan resmi.

Baru pada 2003, perawat dan mantan rekan Cullen, Amy Loughren didekati penyelidik yang mencurigai tingkah rekannya.

Sempat terkejut, Loughren kemudian memperlihatkan catatan informasi takaran obat yang ditarik rekannya saat bertugas di ICU.

"Saya merasa dia adalah perawat yang baik dan jika dia bisa dipecat, kita semua bisa dipecat. Ini mengirimkan gelombang ketakutan yang mengejutkan ke semua orang," terangnya.

Hingga ketika penyelidik menunjukkan bukti aktivitas Charlie dengan obat-obatan tertentu, saat itulah Loughren menyadari bahwa dia perlu membantu untuk menghentikan rekannya.

Sementara itu, dikutip dari New York Magazine (31/0/2022), dalam persidangan di Gedung Pengadilan Somerset County, New Jersey, Cullen mengaku ingin mengakhiri penderitaan para korbannya.

Meski demikian, fakta menunjukkan, banyak pasien yang tengah dalam proses pemulihan sebelum dibunuh.

Melalui siaran pers pada 6 Desember 2005, Cullen yang saat itu berusia 45 tahun mengatakan ingin mendonorkan ginjal kepada kerabat mantan pacarnya.

Pada 2 Maret 2006, Cullen berhadapan dengan keluarga korban dan resmi divonis 11 kali hukuman seumur hidup atas pembunuhan 22 orang dan tiga percobaan pembunuhan di New Jersey.

Artinya, dia baru bisa mendapat pembebasan bersyarat sampai menjalani hukuman penjara selama 397 tahun.

Cullen kemudian dijatuhi hukuman lagi atas tujuh pembunuhan dan tiga percobaan pembunuhan di Pennsylvania.

Aksi Charles Cullen yang mengerikan dan perjuangan Amy Loughren yang mendebarkan dalam menguak pembunuhan, kemudian diangkat ke dalam film The Good Nurse yang tayang di Netflix pada tahun 2022.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi