Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kondektur Bus di Thailand yang Pingsan karena Mencium Bau Durian

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar soal kondektur bus yang pingsan karena penumpang membawa buah durian.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Seorang kondektur bus di Thailand, Kussama Srisong pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah mencium bau durian yang dibawa oleh salah satu penumpangnya, Jumat (8/9/2023).

Dikutip dari Singapore Uncensored, Kamis (14/9/2023), hal ini bermula ketika seorang penumpang membawa durian ke dalam bus. Secara tidak sengaja, penumpang itu mengubah bus menjadi zona bahaya potensial.

Durian sendiri masuk ke dalam daftar barang yang dilarang di angkutan umum Thailand karena baunya yang menyengat sehingga dapat mengganggu penumpang lain.

Melihat durian tersebut, Srisong langsung mengambil tindakan dengan meminta penumpang turun dengan membawa buah tersebut.

Namun, paparan singkat terhadap aroma durian sudah telanjur memicu reaksi alergi parah di tubuh Srisong.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia menggambarkan perasaan sesak di dada hingga kesulitan bernapas sebelum akhirnya pingsan.

Baca juga: Cara Memilih Buah Durian yang Bagus, Matang, dan Manis


Kondektur bus dilarikan ke rumah sakit

Sebuah foto yang diunggah di media sosial Facebook menunjukkan Srisong sedang terbaring di deretan kursi di bus dalam kondisi kesulitan bernapas.

Seorang penumpang yang mengenakan jaket berusaha membantunya, sementara penumpang lain mengibas-ngibaskan kain untuk memberikan aliran udara segar.

Setelah sadar, Srisong mengeluarkan sebuah pengumuman layanan kesehatan untuk masyarakat.

Dia menggunakan Facebook untuk menekankan konsekuensi dari membawa durian ke dalam transportasi umum.

"Ketika Anda membawa durian ke dalam bus, bukan hanya Anda yang tidak dapat melanjutkan (perjalanan), tetapi banyak orang lain yang mungkin harus pulang terlambat karena Anda," tulisnya.

Srisong mengucapkan terima kasih kepada tim penyelamat yang segera membawanya ke rumah sakit, juga kepada penumpang yang merawatnya selama krisis dan atasannya yang segera memeriksa kondisinya.

Dalam unggahan selanjutnya, Srisong memberi tahu kepada masyarakat bahwa dia sedang dalam proses pemulihan dan kembali bekerja keesokan harinya.

Dalam wawancara dengan surat kabar yang berbasis di Bangkok, Thairath, Srisong mengungkapkan alasan mengapa dia mengalami reaksi yang begitu parah pada buah durian.

Hal tersebut terjadi karena ia mengalami alergi yang timbul dari bau durian tersebut.

"Jika penumpang membawa durian ke dalam bus, kami akan segera meminta mereka untuk keluar, namun bau durian masih tertinggal di dalam kendaraan," kata Srisong.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak membawa barang-barang yang berbau menyengat, seperti durian dan ikan fermentasi, ke dalam angkutan umum.

Baca juga: 8 Manfaat dan Efek Samping Durian, Potensi Risiko Kanker Turun tetapi Tekanan Darah Naik

Bisakah seseorang mengalami alergi terhadap durian?

Dilansir dari Mothership, Rabu (13/9/2023), menurut artikel CNA tahun 2020, kasus alergi terhadap durian sangat jarang terjadi.

Seorang dokter residen dari DTAP Clinic di Bencoolen, Benjamin Loh menyatakan bahwa ada beberapa kasus yang dicurigai sebagai alergi durian selama musim durian. Akan tetapi kasus-kasus ini jarang terjadi.

Loh menambahkan, bagaimanapun juga, alergi semacam itu dapat berkembang di kemudian hari, dan tubuh dapat menjadi lebih peka dengan paparan durian yang berulang-ulang.

Hal ini sama seperti alergi makanan lainnya, yang dapat menyebabkan berbagai gejala dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa.

Gejala-gejala alergi durian dapat meliputi:

  • Kesemutan atau gatal di mulut
  • Gatal-gatal atau eksim
  • Pembengkakan pada wajah, mulut, dan bagian tubuh lainnya
  • Mengi atau sesak napas
  • Sakit perut, diare
  • Mual, muntah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi