KOMPAS.com - Kamatian siswi SMK Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat bernama Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki pada 2019 masih menjadi misteri.
Perempuan yang duduk di bangku kelas XII SMK itu meninggal dunia pada 8 Januari 2019 usai ditusuk oleh seorang pria di sebuah gang, sekitar Jalan Riau, Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat.
Korban sempat mendapat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Pelaku yang wajahnya diduga terekam CCTV hingga saat ini belum tertangkap.
Baca juga: Doa Bersama Warnai Setahun Kasus Pembunuhan Noven yang Masih Misterius
Perkembangan kasus
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kompol Rizka Fadila mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan ulang terhadap para saksi yang diduga melihat atau berpapasan dengan terduga pelaku.
Selain itu, pengujian ulang terhadap barang bukti ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri juga dilakukan.
"Hasil analisa puslabfor digunakan untuk kepentingan penyidikan. Kami juga melakukan penelitian rekaman CCTV kepada Pusinafis Mabes Polri," kata Rizka kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).
Berdasarkan rekaman CCTV dan keterangan para saksi, Rizka menyebut polisi telah mendapatkan petunjuk terkait ciri-ciri dan gerak-gerik terduga pelaku.
Namun, ia tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait titik terang identitas pelaku penusukan.
"Kami masih menunggu hasil analisa CCTV dari Pusinafis lalu akan kami koordinasikan dengan pusat data kependudukan," ujarnya.
Baca juga: Mimpi Andriana Noven Jadi Desainer dan Punya Butik Kandas
Kronologi penusukan Noven
Kasus pembunuhan terjadi saat korban baru pulang dari sekolah pada Selasa (8/1/2019) sekitar pukul 15.15 WIB. Kebetulan, kos korban berada di belakang sekolah.
Sesampainya di sebuah gang kecil yang sepi, seorang pria tiba-tiba menusuk dadanya dan langsung melarikan diri.
Noven pun langsung tersungkur dengan badik yang masih tertancap di dada kirinya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (10/1/2019).
Detik-detik penusukan itu juga terekam oleh CCTV yang ada di dekat lokasi kejadian. Penusuk Noven pun tampak mengenakan kaos bergeris biru hitam dan sempat menunggu kedatangan korban.
Sekitar 15 menit setelah peristiwa penusukan, warga menemukan korban dalam keadaan telungkup dan bersimbah darah. Warga pun langsung melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian.
Diketahui, Noven menderita luka tusuk sedalam 22 sentimeter dengan lebar luka 3 sentimeter.
Karena tak ada barang korban yang hilang, kasus penusukan ini diduga bermotif sakit dendam dan sakit hati.
Baca juga: Pembunuhan Noven, Kasus yang Belum Tuntas pada 2019
CCTV sempat dianalisis FBI
Rekaman CCTV kasus penusukan Noven juga sempat diserahkan kepada Federal Bureau of Investigation (FBI), dikutip dari Kompas.com (4/3/2019).
Saat itu, FBI diminta untuk mengenalisis dan mengidentifikasi pelaku penusukam tersebut.
Penyerahan CCTV kepada FBI pun bukan tanpa alasan. Sebab, badan investigasi dari Amerika Serikat itu dinilai memiliki alat lebih canggih yang mampu mengolah gambar dari tampilan sebuah rekaman video dengan jalan.
Harapannya, dengan alat yang lebih canggih itu mampu mengidentifikasi wajah pelaku melalui CCTV.
Sementara itu dikutip dari Kompas.id (6/7/2023), di awal penyelidikan kasus pembunuhan itu, Polresta Bogor sempat menangkap pria berinisial S yang merupakan mantan teman dekat korban.
Polisi saat itu menduga S sebagai pelaku pembunuhan, tetapi belakangan tidak terbukti.
Empat tahun berlalu sejak kematian pelajar kelas XII asal Bandung itu, hingga saat ini polisi belum bisa mengungkap kasus dugaan pembunuhan tersebut.
Indikasi pelaku pembunuhan
Kapolresta Bogor Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, kasus dugaan pembunuhan siswi SMK itu belum berhenti atau ditutup sehingga penyidikan tetap berjalan.
Polisi saat ini telah mempelajari sejumlah alat bukti, seperti kamera pemantau hingga memeriksa 34 saksi, untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan.
”Pemeriksaan 34 saksi, olah TKP, dan CCTV sudah kami simpan. Kami berkoordinasi dengan Puslabfor Mabes Polri terkait scientific crime investigation untuk mengidentifikasi pelakunya. Sudah ada indikasi mengarah ke pelaku,” ujar Bismo, Kamis (6/7/2023), yang mengatakan akan berkomitmen mengungkap kasus itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.