KOMPAS.com - Seorang pemilik kucing bisa membiarkan bayinya berada di dekat hewan peliharaan tersebut.
Orangtua akan membolehkan bayinya bermain atau bahkan tidur dengan kucing yang dipelihara. Namun, adakah bahaya yang berpotensi mengancam bayi saat berada dekat kucing?
Hal ini seperti diungkapkan warganet melalui akun X (dulu Twitter) @tanyarlfes, Senin (25/9/2023).
Baca juga: 5 Alasan Kucing Suka Masuk ke Dalam Kardus, Apa Saja?
Pengunggah membagikan gambar tangkap layar komentar warganet kepada orang yang membiarkan bayinya berada di dekat kucing peliharaannya.
"Kak kalo bs Pororo jgn dibolehin dekat dekat dulu sama bayinya karena takutnya bulunya masuk kehidung bayinya," tulis pengunggah.
Unggahan tersebut lalu menjadi ramai di media sosial.
Hingga Kamis (28/9/2023), unggahan tadi tayang sebanyak 944.700 kali, dibagikan 246 kali, dan disukai 2.014 warganet.
Lalu, benarkah bayi tidak boleh berada di dekat kucing?
Baca juga: Beberapa Bahaya Tidur dengan Kucing Kesayangan, Apa Saja?
Baca juga: Profil Band TKoes yang Dilarang Nyanyikan Lagu-lagu Koes Plus
Bahaya bayi di dekat kucing
Dokter spesialis anak di RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Aisya Fikritama membenarkan bayi tidak boleh berada dekat kucing. Ini karena bayi bisa menghirup bulunya sehingga tersedak.
"Bulu kucing bisa berbahaya untuk anak kalau terhirup ke dalam paru-paru," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).
Selain itu, dia menyebutkan, kotoran kucing yang banyak mengandung bakteri bisa menyebarkan penyakit ke bayi dan anak-anak. Terlebih ketika mereka ikut membersihkan kotoran di kotak pasir kucing.
Kucing juga bisa menyebarkan ketombe ke sekeliling rumah sehingga menimbulkan alergi.
Baca juga: Sama-sama Sebabkan Gatal, Ini Beda Kutu dan Ketombe
Di sisi lain, Aisya mengatakan bayi dan anak juga berpotensi terkena penyakit cakaran kucing atau bartonellosis. Gangguan kesehatan ini terjadi saat kucing mengigit atau mencakar anak.
"Namun, ini akan berbeda jika kucing tersebut dalam keadaan sehat dan telah diberi obat cacing secara teratur," tambah dia.
Menurutnya, gangguan kesehatan mengancam anak yang berada dekat kucing liar dan tidak mendapatkan perawatan teratur. Sementara kucing yang sehat bisa saja tidak menyebabkan bahaya pada anak.
Karena itu, Aisya menyarankan agar pemilik kucing rutin membersihkan bulu kucing, menjaga kucing jauh dari kamar tidur anak, atau memelihara kucing di luar ruangan.
"Mencuci tangan sebelum makan, setelah main, dan setelah memegang kucing," lanjutnya.
Baca juga: Benarkah Memelihara Kucing Bikin Anak Terhindar dari Batuk dan Pilek?
Usia berapa anak boleh pegang kucing?
"Umumnya, hewan peliharaan yang sudah terbiasa ada di sekitar manusia tidak akan menyakiti bayi dengan sengaja," tegas dia.
Kendati demikian, orangtua harus tetap mengawasi dan selalu berada di sekitar bayi yang bermain dengan kucing.
Meskipun jinak, pegerakan bayi yang tidak terduga bisa membuat kucing yang dibiarkan hanya berdua dengannya menjadi terkejut dan malah menyerang bayi.
Aisya juga menekankan orangtua memberi batasan interaksi antara bayi dan hewan peliharaan.
"Jangan biarkan hewan peliharaan menjilat wajah bayi, sebab hal tersebut bisa meningkatkan risiko penularan infeksi pada mata atau mulut bayi," katanya.
Orangtua juga harus melarang anak memeluk hewan peliharaan yang baru keluar rumah atau belum dibersihkan. Ini karena kucing bisa saja mengendus sampah atau menjilat hewan lain. Hal tersebut bisa menularkan kutu ke anak.
Baca juga: Benarkah Kucing Bisa “Clingy” dengan Pemiliknya? Ini Kata Dokter Hewan
Manfaat pelihara kucing bagi anak
Meski begitu, Aisya menekankan memelihara kucing bermanfaat bagi anak. Berikut manfaatnya:
1. Mengembangkan empati anak
Menurutnya, memelihara kucing akan menumbuhkan kasih sayang dan empati anak kepada makhluk hidup.
2. Menghindari sikap kesepian
Kucing akan menemani kucing serta membangun hubungan baik anak dengan orang lain.
3. Picu emosi positif
Aisya menyebut, anak akan merasa bertanggung jawab pada kehidupan kucing serta ekspresif dan lebih bahagia saat mengusap kucing.
4. Latih kedisiplinan
Anak yang membantu orangtua membersihkan kandang kucing atau memberi makan secara rutin akan melatihnya lebih disiplin.
5. Meminimalisir alergi pada anak
Aisya mengungkapkan, bakteri dari kucing merangsang sistem imun atau kekebalan anak. Tubuhnya menjadi lebih siap menghadapi bakteri.
6. Menjauhkan anak dari stres
Menurut dia, bermain bersama kucing membuat anak bahagia dan tidak stres. Dengkuran kucing juga mendorong produksi hormon endorfin yang memicu rasa bahagia dan santai.
7. Bantu anak autis
Aisya menyebut kucing dapat membantu anak yang memiliki autisme.
Hewan ini akan melatih stimulasi saraf agar lebih stabil, mampu berinteraksi, serta belajar berkomunikasi dengan orang lain.
"Tentu harus menjaga kebersihan, membersihkan kotoran, mandi, imunisasi, dan diberi obat cacing," imbuh Aisya.
Baca juga: Apakah Kucing Boleh Diberi Makan Wet Food Setiap Hari?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.