KOMPAS.com - Tensi Timur Tengah memanas setelah kelompok militan Palestina, Hamas melancarkan serangan ke Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Serangan yang bermula dari tembakan roket itu membuat Israel geram, bahkan segera mendeklarasikan perang melawan Hamas, hal yang belum pernah terjadi sejak 1973.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan melakukan pembalasan yang sangat besar kepada Hamas.
Di sisi lain, Mayjen Ghassan Alian selaku pejabat di Pasukan Pertahanan Israel mengibaratkan, serangan Hamas ke Israel seperti membuka "gerbang neraka".
Hamas, kata Alian, akan mendapat ganjaran atas serangan yang pada Senin (9/10/2023) telah menewaskan sekitar 700-an orang di Israel.
"Hamas telah mengambil keputusan, dan Hamas akan memikul tanggung jawab dan membayar perbuatannya," ujar Alian dikutip dari CNN.
Baca juga: Mengapa Intelijen Israel Gagal Mengantisipasi Serangan Hamas?
Dari mana Hamas mendapatkan senjata?
Serangan Hamas terjadi pada Sabtu pukul 06.30 waktu setempat yang menewaskan sekitar 200-an orang di Israel.
Serangan tersebut menarik untuk diperbincangkan mengingat intelijen Israel disebut kecolongan dan ribuan roket yang ditembakkan Hamas mampu menembus sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome.
Hamas sendiri dapat menyerang Israel karena mendapat sokongan persenjataan.
Mereka juga memiliki fasilitas produksi senjata yang dapat memperkuat persenjataan bagi pejuangnya.
Baca juga: Alasan Militan Palestina Hamas Serang Israel, Korban Tewas 250 Orang
Berikut sumber persenjataan Hamas:
1. Suplai senjata melalui lautDilansir dari WIONews, salah satu cara yang dilakukan Hamas untuk mendapatkan senjata adalah melalui jalur laut.
Senjata dimasukkan ke dalam kapsul tersegel dan dijatuhkan ke lepas pantai Gaza.
Proses pengiriman senjata yang disebut ship-to-shore transfer tersebut memungkinkan Hamas mendapatkan persenjataan tanpa melalui kontrol perbatasan resmi.
Mereka juga berpeluang mendapatkan pasokan senjata dalam jumlah besar secara terus-menerus.
Baca juga: Siapa Kelompok Militan Palestina Hamas yang Luncurkan Serangan Mendadak ke Israel?
Sementara itu, LA Times melaporkan, Hamas mulai membangun jalur pasokan rahasia dari negara pendukungnya, seperti Iran dan Suriah, setelah Israel menarik diri dari Gaza pada 2005.
Persenjataan seperti roket hingga bahan peledak dibawa melalui perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Para ahli mengatakan bahwa roket tersebut dikirim ke Sudan, diangkut dengan truk melintasi padang pasir Mesir, dan diselundupkan melalui terowongan-terowongan sempit di bawah Semenanjung Sinai.
Baca juga: Mengenal Siapa Itu Hamas dan Alasannya Menyerang Israel...
3. Senjata produksi dalam negeriHamas juga memperkuat kekuatannya dengan persenjataan yang diproduksi di dalam negeri.
Hal tersebut terjadi setelah Presiden Mesir Muhammad Mursi yang merupakan sekutu Hamas digulingkan pada 2013.
Setelah kursi presiden berganti, Mesir menindak dan menutup ratusan terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Hamas.
Namun, hal itu justru membuat industri persenjataan di Gaza bangkit dan pejuang setempat bisa memproduksi senjata sendiri.
"Saat ini, sebagian besar roket yang kita lihat dibuat di dalam negeri, sering kali dengan teknik yang kreatif," ujar analis keamanan independen di Timur Tengah, Fabian Hinz.
Pejuang Hamas mampu merakit ulang roket Iran dengan jangkauan hingga 80 km dan hulu ledak seberat 174 kg bahan peledak.
Pejuang Hamas juga memanfaatkan rudal Israel yang sebelumnya tidak meledak untuk diambil bagian dalamnya.
Untuk memproduksi roket, para ahli kimia dan insinyur Hamas mencampur propelan dari pupuk, pengoksidasi, dan bahan lainnya.
Baca juga: Israel Resmi Deklarasikan Perang Melawan Hamas, Pertama Kali sejak 1973
4. Dukungan luar negeriSementara itu, Washington Post juga melaporkan, suplai senjata Hamas berasal dari luar negeri, seperti roket Fajr-3 dan Fajr-5 dari Iran dan roket M302 dari Suriah.
Namun, Hamas sudah mampu membuat roket sendiri dengan jarak tempuh hampir 160 km yang artinya wilayah Israel masuk ke dalam jangkauan senjata ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.