KOMPAS.com - Peristiwa menegangkan terjadi dalam penerbangan Alaska Airlines 2059 dari Everett, Washington menuju San Francisco, California, Minggu (22/10/2023).
Pasalnya, salah satu pilot yang berada di dalam kokpit nyaris mematikan mesin ketika pesawat tengah mengudara.
Aksi berbahaya tersebut dilakukan oleh Joe Emerson (44) yang pada saat itu bertugas sebagai pilot off duty.
Akibat ulah Emerson, penerbangan menuju San Fransisco dialihkan ke Oregon, Portland.
Polisi Port of Portland kemudian menangkap Emerson sesampainya di bandara. Ia segera dijebloskan ke penjara dan didakwa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya hanya akan memberi tahu Anda. Kami mendapatkan pria yang mencoba mematikan mesin di kokpit," ujar pilot Alaska Airlines, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Tolak Naik Pesawat dari Papua Nugini ke Jerman, Ahli Iklim Ini Dipecat
Duel dengan pilot di kokpit
Berdasarkan laporan Today, sempat terjadi "drama" di pesawat ketika Emerson berusaha mematikan mesin.
Awalnya, ia berusaha meraih dua pegangan merah yang memutus aliran listrik ke pesawat.
Beruntung dua pilot yang sedang bertugas dapat menghentikan ulah Emerson sebelum dampak lebih serius terjadi.
Otoritas setempat menerima laporan pilot yang bertugas sempat bergulat dengan Emerson sebelum pelaku berhenti. Emerson kemudian dibawa ke bangku belakang pesawat.
Meski begitu, ketika digiring menuju bangku belakang, ia meminta pramugari untuk memborgol dirinya sebelum sesuatu lebih buruk terjadi.
Dan benar saja, ketika Emerson berada di bagian belakang pesawat, ia hampir meraih pegangan pintu darurat. Beruntung, aksinya bisa dihentikan pramugari.
Baca juga: Pesawat Gagal Terbang karena Penumpang BAB di Lantai Toilet
Dituduh lakukan percobaan pembunuhan
Emerson yang dibekuk polisi setibanya di Portland didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan.
Ia juga dijerat dengan 83 tuduhan membahayakan dan satu tuduhan membahayakan pesawat.
Pada hari Selasa (24/10/2023), pengacara yang membela Emerson mengajukan pembelaan tidak bersalah atas semua dakwaan.
Menurut laporan, Emerson mengatakan kepada penyelidik bahwa ia mengalami depresi sebelum insiden yang mungkin diperparah oleh kematian seorang teman baru-baru ini.
Ia juga diduga tidak tidur selama 40 jam sebelum penerbangan dan mengeklaim dirinya mengalami gangguan saraf dan membutuhkan bantuan medis.
Tak hanya itu, kepada penyidik Emerson juga mengaku tidak minum obat apa pun sebelum masuk pesawat.
Tetapi, ia telah mengonsumsi magic mushroom sekitar 48 jam sebelum penerbangan.
Menurut pengakuan Emerson, itu merupakan pengalaman pertamanya mengonsumsi magic mushroom.
Baca juga: Pilot India Lupa Naikkan Roda Pesawat, Baru Sadar Sebelum Mendarat
Apa itu magic mushroom?
Jamur psikedelik yang juga disebut magic mushroom dan shrooms mengandung psilocybin, senyawa yang dapat mengubah indera untuk sementara waktu.
Orang yang mengonsumsi psilocybin dapat mengalami mual, muntah, halusinasi visual, rasa waktu yang berubah, dan ketidakmampuan untuk membedakan fantasi dari kenyataan.
Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi reaksi panik dan episode seperti psikotik.
Meskipun reaksi dapat berbeda-beda tiap orang, efek jamur psikedelik bisa bertahan selama 4-7 jam.
Penelitian awal tentang magic mushroom menunjukkan bahwa jamur ini mungkin memiliki efek positif pada kondisi seperti depresi dan gangguan penggunaan alkohol.
Baca juga: Argentina Kerahkan Pesawat Tangker untuk Padamkan Api akibat Pria Bikin Kopi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.