Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tidur Sore Bikin Linglung Saat Bangun? Ini Kata Pakar

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/ArtOfPhotos
Bangun tidur di sore hari bikin linglung.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan di media sosial X (Twitter) ramai membahas soal kebiasaan tidur sore yang membuat seseorang menjadi linglung saat bangun.

Hal itu bermula dari posting yang menampilkan seorang ibu-ibu terbangung dari tidur sorenya.

Ibu tersebut mengira hari masih petang sehingga bersiap-siap menuju ke acara yang akan dihadirinya. Padahal, saat itu waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB.

"Emang suka linglung gitu kalau tidur sore," ungkap warganet @Inks******.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos larangan tidur sore karena bisa bikin linglung juga diyakini kuat oleh orang Indonesia.

"Makanya orang tua itu suka bilang jangan tidur menjelang Maghrib biasanya pamali atau sendekala bisa bikin linglung dan pikun, biasanya di badan juga gak enak kaya panas kalau tidur pas menjelang maghrib," kata @Kend***********.

Baca juga: Tidur Cukup tapi Masih Mengantuk, Apa Penyebabnya?

Lantas, mengapa tidur sore bisa linglung saat bangun?

Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Tidur Pakai Kipas Angin Saat Cuaca Panas?

Penjelasan pakar

Praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, Andreas Prasadja mengatakan, rasa linglung saat bangun tidur dalam dunia medis disebut sleep inertia.

"Sleep inertia itu sebenarnya terjadi kalau kita tiba-tiba terbangun dari tahap tidur dalam. Jadi enggak eksklusif pada siang atau sore hari saja. (Bisa) kapan pun," kata Andreas, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/11/2023).

Biasanya sleep inertia terjadi karena seseorang terbangun secara mendadak dari tahap tidur dalam (N3).

"Satu siklus tidur di siang hari cuma 15 menit 20 menit. Nah, sehingga orang kalau bangun tidur siang yang mungkin kebetulan bangunnya dari tahap tidur dalam yang cuma 1 jam atau 1,5 jam, begitu bangun ada sleep inertia-nya," ungkap Andreas.

Sleep inertia biasanya ditandai dengan perasaan bingung saat bangun tidur. Biasanya mereka yang mengalami sleep inertia akan lupa waktu atau bahkan lupa tempat.

Anda bisa langsung menegur atau memberi tahu apa yang sedang terjadi pada mereka yang mengalami sleep inertia.

Baca juga: Gejala Stroke di Pagi Hari, Muncul Saat Bangun Tidur

Bahaya sleep inertia

Menurut Andreas, sleep inertia normalnya terjadi selama 10-15 detik. Namun, sleep inertia yang ekstrem bisa terjadi lebih lama dari itu.

"Bisa terjadi 30 menit," kata dia.

Jika sleep inertia terjadi dalam waktu singkat, Andreas memastikan hal itu tidak berbahaya. Sebaliknya, jika sleep inertia terjadi terus menerus dalam jangka panjang, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter spesialis.

"Kalau (sleep inertia) beberapa kali terjadi tentu harus diperiksakan. Tapi kalau jarang-jarang dan memang sedang kurang tidur, cukup ditambah saja tidurnya," tandasnya.

Baca juga: Sering Alami Sakit Leher Saat Bangun Tidur? Ini Cara Mengatasinya

Penyebab sleep inertia

Dikutip dari Sleep Foundation, penyebab sleep inertia belum diketahui secara pasti. Namun, secara teori ada tiga penyebab sleep inertia terjadi, yaitu:

1. Peningkatan gelombang delta

Penelitian menunjukkan sleep inertia disebabkan karena adanya peningkatan gelombang delta di bagian belakang otak.

Gelombang delta atau gelombang lambat paling sering terlihat pada tahap tidr non-rapid eye movement (NREM). Gelombang delta lebih cenderung meningkat setelah periode kurang atau kehilangan tidur.

Sleep inertia mungkin terjadi ketika otak belum mengurangi gelombang delta sebagai persiapan untuk bangun, atau tiba-tiba terbangun selama tidur NREM.

Baca juga: Bangun Tidur Tidak Merasa Segar tapi Justru Pegal-pegal dan Lelah, Apa Penyebabnya?

2. Kadar adenosin

Adenosin adalah senyawa asam nukleat yang ditemukan di otak. Senyawa ini memainkan peran penting dalam tidur dan terjaga.

Saat bangun tidur, kadar adenosin seharusnya rendah.

Penelitian menunjukkan, kadar adenosin yang tinggi saat bangun tidur dapat menyebabkan sleep inertia.

3. Kekurangan tidur

Kekurangan tidur dapat menyebabkan aliran darah ke otak menjadi berkurang yang biasa disebut dengan Chronic fatigue syndrome (CFS).

Gejala CFS mirip dengan sleep inertia dan mungkin saja penurunan aliran darah saat bangun tidur mengakibatkan gejala sleep inertia.

Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan temuan tersebut.

Baca juga: Efek Samping Konsumsi Obat Tidur, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi