KOMPAS.com - Seorang wanita di Roma, Italia, Chiara Dell’Abate (22) rela menjalani sejumlah operasi ekstrem demi mewujudkan obsesinya menjadi kucing.
Ia diperkirakan sudah menjalani lebih dari 20 modifikasi tubuh dan memiliki 72 tindikan di badannya yang dianggap cara untuk mengekspresikan diri.
Meski banyak orang yang menganggapnya pengganggu dan psikotik, Chiara mengatakan ingin menjadi kucing.
“Saya berpikir bahwa saya akan menjadi wanita kucing yang keren,” kata Chiara, dikutip dari DailyMail.
Ia pertama kali menindik badannya ketika usianya masih 11 tahun. Setelah itu, ia terus-menerus menjalani operasi ekstrem untuk memodifikasi badannya agar menyerupai kucing.
Awal mula terobsesi menjadi kucing
Chiara yang dikenal di media sosial sebagai Aydin Mod itu mulai memiliki obsesi menjadi kucing saat seseorang bertanya apakah dia berpakaian seperti kucing di Halloween, meski ia tidak bermaksud untuk terlihat seperti kucing.
Chiara percaya bahwa ia lebih cocok berpenampilan seperti kucing daripada kartun pada saat itu.
“Saya selalu menyukai kucing dan saya rasa saya akan terlihat sangat berani dan garang sebagai wanita kucing dengan bentuk tubuh yang tepat,” ujarnya.
Jalani sejumlah operasi ekstrem
Dalam upayanya menjadi terlihat seperti kucing, Chiara sudah menjalani blepharoplasty, yakni prosedur operasi yang menghilangkan kelebihan lemak atau kulit dari kelopak mata.
Selain itu, ia juga memasang sepuluh implan subdermal di tangannya, lengkap dengan empat tanduk dan enam mani-mani alat kelamin.
Tak berhenti sampai di situ, Chiara bahkan melepas puting dan mentato bola matanya.
“Sungguh gila melihat seberapa banyak tubuh manusia dapat berubah dan apa yang sebenarnya dapat dicapai dari modifikasi tubuh,” ucapnya.
Ia juga telah melakukan beberapa perubahan pada penampilannya, termasuk implan dahi dan eyeliner permanen.
Pemodifikasi tubuh ekstrem tersebut sudah melakukan pembesaran payudara dan mentato tubuhnya lebih banyak lagi serta memotong bagian septumnya.
Baca juga: Mengenal Toco, Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing
Masih ingin menjalani operasi ekstrem lain
Chiara mengungkapkan, sejumlah operasi yang ia jalani cukup menyakitkan. Meski begitu, ia belum puas dan ingin menjalani prosedur operasi lain demi obsesinya itu.
“Prosedur apa pun memang sangat menyakitkan, namun rasa sakit itu hanya bersifat sementara dan bukan masalah besar bagi saya,” tuturnya, dilansir dari NewYorkPost.
Ia berharap nantinya bisa menjalani canthoplasty untuk membuatnya semakin terlihat seperti kucing.
“Untuk mendapatkan tampilan seperti kucing seutuhnya, saya memerlukan pengencangan mata kucing atau canthoplasty, operasi untuk menghasilkan mata yang lebih memanjang dan berbentuk almond secara alami, pembentukan kembali gigi, pemotongan bibir atas, dan lebih banyak filler,” ungkapnya.
“Saya akan memasang sesuatu yang disebut transdermal, yang seperti mikrodermal besar untuk memasang ekor dan tentunya lebih banyak tato,” sambungnya.
Baca juga: Kisah Anisa Idap Miom 2 Kg, Awalnya Benjolan Kecil dan Rahim Sempat Akan Diangkat
Disebut bukan modifikasi, tapi mutilasi
Upaya Chiara agar menyerupai kucing itu mengundang respons beragam dari warganet di media sosial.
Ada yang mengatakan bahwa yang Chiara lakukan bukanlah modifikasi, namun mutilasi.
“Ada perbedaan besar antara modifikasi diri dan mutilasi. Dia telah berubah menjadi monster,” tulis seorang warganet.
“Apa yang terjadi di dalam kepala seseorang yang membuat mereka berpikir itu adalah ide yang bagus??” tulis warganet lainnya.
Baca juga: Kisah Helen Keller Bisa Menerbangkan Pesawat padahal Buta, Tuli, dan Bisu
Chiara mengeklaim tidak semua tanggapan yang diterima adalah negatif.
“Saya kebanyakan menerima banyak kebaikan,” kata dia.
“Orang-orang menulis kepada saya tentang betapa saya menginspirasi mereka untuk bebas dan telah mengubah pandangan mereka tentang penampilan dan kecantikan,” imbuhnya.
Pada akhirnya, Chiara melihat modifikasi tubuh yang dilakukan sebagai bentuk ekspresi diri yang tidak berdasarkan pada persepsi orang lain.
“Melalui mereka (modifikasi tubuh), saya merasa bebas untuk tetap jujur pada diri saya sendiri, terlepas dari apa yang dipikirkan orang,” katanya.
“Mereka membuat saya merasa baik, dan itulah yang penting,” sambungnya.
Baca juga: Kisah Paul, Manusia yang Hidup Menggunakan Paru-paru Besi Selama 70 Tahun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.