Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Makan Jengkol secara Berlebihan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Ryan Wijaya Tan
Ilustrasi gulai jengkol empuk.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Jengkol menjadi salah satu makanan yang digemari sebagian orang di Indonesia.

Jengkol dapat diolah menjadi berbagai jenis hidangan, seperti semur, balado, rendang, gulai, tumis, atau asam manis.

Selain disantap sebagai hidangan, jengkol juga dapat dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh.

Diketahui, jengkol bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, konsumsi jengkol secara berlebihan tidak direkomendasikan bagi sebagian orang. Siapa sajakah mereka?

Baca juga: Jengkol Disebut Bisa Merusak Ginjal, Benarkah?


1. Ibu hamil

Salah satu kelompok yang disarankan membatasi atau tidak mengonsumsi jengkol secara berlebihan adalah ibu hamil.

Dilansir dari Gramedia, ibu hamil perlu membatasi makan jengkol karena mengandung asam jengkolat.

Kandungan tersebut dapat menyebabkan keracunan jika menumpuk di dalam ginjal.

Penumpukan di dalam ginjal perlu dicegah supaya tidak terbentuk kristal-kristal tajam dalam organ ini.

Dengan begitu, risiko perobekan pada dinding saluran kemih dapat diantisipasi.

Hal tersebut perlu diperhatikan karena robeknya dinding saluran kemih ibu hamil bisa menyebabkan nyeri pada bagian perut bawah, pendarahan saluran kencing, dan gagal ginjal.

Alasan lain mengapa ibu hamil tidak disarankan mengonsumsi jengkol adalah risiko yang berbahaya bagi bayi dan potensi sulit melahirkan.

Hal tersebut dikemukakan peneliti dalam jurnal Global Health Action pada 2018.

Baca juga: 4 Kasus Keracunan yang Pernah Terjadi, dari Konsumsi Jengkol hingga Umbi Gadung

2. Penderita asam urat

Selain emping mlinjo, penderita asam urat juga disarankan tidak mengonsumsi jengkol secara berlebihan.

Dilansir dari Grid Health, Kamis (29/6/2023), konsumsi jengkol perlu dibatasi oleh penderita asam urat karena adanya kandungan purin, zat yang dapat diubah menjadi asam urat dalam tubuh.

Sebenarnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jengkol tidak berkaitan secara signifikan terhadap meningkatnya kadar asam urat dalam darah.

Tetapi, setiap orang punya reaksi yang berbeda terhadap makanan tertentu.

Karena itu, penderita asam urat atau orang yang rentan dengan kondisi ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi jengkol secara berlebihan.

Baca juga: 10 Manfaat Air Rendaman Nanas, Ampuh Mencegah Kanker dan Menurunkan Berat Badan

4. Penderita penyakit ginjal

Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB Ahmad Sulaeman, PhD mengatakan, makan jengkol dalam jumlah terlalu banyak bisa menyebabkan jengkoulen.

Adapun, jengkoulen atau jengkolan adalah salah satu efek negatif mengonsumsi jengkol secara berlebihan yang ditandai dengan sulit buang air kecil.

"Bisa dari urin (tandanya), kalau di Jawa Barat namanya jengkoleun. Kadang kalau parah bisa berdarah tetapi itu kan temporer juga," kata Sulaeman dilansir dari Kompas.com, Rabu (15/9/2021).

Ia menjelaskan, jengkolan dapat dipicu oleh asam oksalat atau asam jengkolat dalam jengkol.

Asam tersebut mengandung sulfur sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Daun Pucuk Merah

Di sisi lain, jengkolan juga dapat memicu penyakit batu oksalat atau batu ginjal.

"Jadilah misalnya ada orang mengalami susah buang air kecil, urinnya berdarah karena terbentuk kristal kan, kristal bisa dari asam jengkolat itu terbentuk kristal, mungkin terbentuk batu oksalat dan sebagainya," jelas Sulaeman.

Senada, dokter spesialis penyakit dalam RS Mitra Keluarga Okki Ramadian menjelaskan, penumpukkan kristal dalam ginjal berpotensi menyebabkan gagal ginjal.

Karena alasan itulah ia menyarankan supaya jengkol tidak dikonsumsi secara berlebihan.

"Jadi, jengkol itu prinsipnya bagus. Dia masuk dalam golongan sayuran, dia juga anti radikal bebas," ujar Okki.

"Namun, konsumsi jengkol yang berlebihan bisa membuat gagal ginjal juga," sambungnya.

Baca juga: Sering Disamakan dengan Daun Kelor, Ini Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi