KOMPAS.com - Gaya kampanye tiga kandidat calon presiden (capres) di Indonesia mendapat sorotan media luar negeri.
Media asing menyebut bahwa strategi kampanye tiga capres di Indonesia di media sosial cukup unik, yakni dengan menggunakan joget gemoy, kucing, dan meme.
Upaya itu dilakukan untuk menarik perhatian pemilih pada Pemilu 14 Februari 2024 nanti.
Adapun tiga kandidat capres-cawapres yang maju di Pemilu Indonesia 2024 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca juga: Visi Misi Lengkap Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024, Apa Saja?
Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Apa Saja?
Kata media asing soal gaya kampanye capres Indonesia
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut media asing yang menyoroti gaya kampanye capres-cawapres di Indonesia:
1. The Straits TimesMelalui artikel berjudul Indonesia’s presidential candidates use dance, cats, memes to appeal to netizens ahead of Feb polls (28/11/2023), Straits Times mengungkap bahwa strategi kampanye tiga capres di Indonesia berbeda-beda.
a. Gaya kampanye Anies: Gunakan kucing
Capres nomor urut satu, Anies menggunakan hewan kucing untuk menarik simpati pemilih.
Dia bahkan sengaja membuat akun Instagram untuk empat kucingnya yang diberi nama @pawswedan. Akun itu sudah memiliki 22.000 pengikut.
Sementara akun terpisah untuk keempat kucingnya @pawswedan memiliki lebih dari 26.000 pengikut.
Dalam bio akun itu tertulis Pawswedan Family dan tertera "Kucing keluarga Baswedan: Lego, Snowball, Aslan & Oboy."
Narasi lelucon yang disampaikan di @pawswedan adalah bagaimana keempat kucing tersebut berlomba-lomba untuk menjadi "pawsiden", sebuah permainan dalam ejaan bahasa Indonesia untuk kata "presiden".
Baca juga: Respons Anies, Prabowo, dan Ganjar Usai Debat Cawapres
b. Gaya kampanye Prabowo: Pakai joget gemoy
Sementara itu, Prabowo menggunakan tarian yang dikenal dengan joget gemoy untuk kampanyenya.
Dia beberapa kali menunjukkan tarian tersebut, salah satunya ketika dirinya mencalonkan diri ke KPU bersama pasangannya, Gibran Rakabuming Raka.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu menjelaskan bahwa joget gemoy terinspirasi dari kakeknya, yang biasa melakukan hal yang sama ketika ia sedang bahagia.
Dia bercerita, kakeknya berasal dari Banyumas, Jawa Tengah, dan di sana tidak ada televisi atau bentuk hiburan apa pun, kecuali menari.
"Jadi setiap ada kabar baik atau kabar gembira, dia selalu menari seperti itu," kata Prabowo.
Momen ketika Prabowo menari joget gemoy terekam kamera dan videonya viral di media sosial.
Baca juga: Respons Kubu Prabowo dan Ganjar Usai JK Dukung Anies
c. Gaya kampanye Ganjar: Gunakan meme
Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud menggunakan strategi meme untuk menarik suara pemilih.
Salah satu meme yang populer adalah sebuah plesetan dari jaringan restoran cepat saji Bakmi GM, yang mengacu pada huruf pertama dari nama pasangan ini.
Netizen juga membuat sindiran terhadap layanan pesan-antar makanan GoFood dalam tweet dan posting tentang pasangan ini, sebuah permainan istilah GoFud atau GaFud yang diambil dari nama mereka.
Baca juga: Mengenal Pakaian Adat Suku Rote dan Madura yang Dikenakan Ganjar-Mahfud dalam Debat Cawapres
2. ABC NewsABC News cukup kritis menyoroti gaya kampanye tiga kandidat capres Indonesia melalui artikel berjudul Dancing, cats and Hunger Games. Indonesia's presidential candidates take social media campaigning to a 'whole new level'.
a. Gaya kampanye Anies: Kucing "Keluarga Pawswedan"
Menurut para kritikus, Anies memilih konten kucing untuk menunjukkan sisi lain dari kepribadiannya.
Pria berusia 54 tahun ini memiliki akun khusus untuk keempat kucingnya, Aslan, Lego, Snowball, dan Oboy, yang ia sebut sebagai "Keluarga Pawswedan".
Dalam sebuah unggahan di Instagram, Aslan dibalut dengan syal berwarna merah, hijau dan putih dengan tulisan "Bebaskan Palestina".
Baca juga: Jawaban Anies Saat Ditanya Ganjar soal IKN dalam Debat Capres
b. Gaya kampanye Prabowo: Joget gemoy ubah citra
Sementara itu, Prabowo menggunakan joget gemoy untuk merayu para pemilih muda.
Hal itu mengingat jumlah Gen Z dan milenial mencapai 60 persen dari pemilih potensial, atau sekitar 114 juta orang, pada pemilu Februari 2024.
Sekilas, taktik itu disebut terlihat tidak salah. Namun ada kekhawatiran tentang kekuatan politik identitas untuk mendorong narasi yang salah.
Joget gemoy juga disebut mengubah citra Prabowo dari pemimpin yang kaku menjadi pemimpin yang lewas dan menggemaskan.
Sebelumnya, pria berusia 70-an tahun ini dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penculikan, penyiksaan, dan penghilangan paksa terhadap para aktivis pada 1997-1998.
Tak hanya joget gemoy, Prabowo juga memunculkan karakter kartun yang gemuk dan ceria dengan julukan gemoy di kaos dan hoodie.
Baca juga: Profil Ferdinand Marcos Jr, Presiden Terpilih Filipina yang Kontroversial
Direktur Australian National University's Indonesia Institute, Eve Warburton mengatakan, taktik media sosial yang dilakukan Prabowo cerdas sangat penting untuk melunakkan citranya setelah dua kali kalah dalam pemilihan presiden.
"Dia telah mundur dari citra orang kuat dan sangat nasionalis yang dia bangun pada tahun 2014 dan 2019, dan sebagai gantinya mencoba untuk menciptakan persona yang lebih manis dan lebih mudah didekati," kata dia.
"Profil media sosialnya penuh dengan gambar-gambar hasil rekayasa kecerdasan buatan yang membuatnya tampak seperti boneka beruang menciptakan citra yang lebih lembut, lebih manis, lebih dingin, dan lebih santai seperti ini tampaknya penting bagi kaum muda," imbuh Eve.
Gaya kampanye Prabowo juga disebut mirip dengan Marcos Jr sehingga ia dipertanyakan apakah ia menggunakan tim media sosial yang sama.
Namun juru bicara kampanyenya mengatakan bahwa mereka hanya mempekerjakan penduduk setempat dan juga membantah meniru gaya Bongbong.
Baca juga: Profil Mayor Teddy, Anggota TNI yang Ada di Barisan Pendukung Prabowo Saat Debat Capres
c. Gaya kampanye Ganjar: Salam tiga jari ala Hunger Games
Di sisi lain, capres nomor urut tiga, Ganjar menggunakan salam tiga jari dari film Hunger Games untuk menarik perhatian media sosial.
Salam tersebut merupakan simbol perlawanan, mengikuti tren yang dilakukan oleh gerakan pro-demokrasi lainnya di Hong Kong dan Thailand.
Sementara itu, tim kampanyenya mengatakan bahwa itu adalah "simbol perjuangan rakyat".
Baca juga: Gaya Kampanye Prabowo Disebut Mirip Bongbong Marcos, Siapa Dia?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.