Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 7-8 April 2024

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Wilayah yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang 7-8 Maret 2024.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan masih akan dilanda cuaca ekstrem pada Minggu (7/4/2024) hingga Senin (8/4/2024).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, cuaca ekstrem tersebut bisa berupa hujan lebat dan angin kencang yang dapat disertai kilat dan petir.

Kondisi tersebut dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

Lantas, mana saja wilayah yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang pada 7-8 April 2024?

Baca juga: BMKG: Inilah Wilayah Potensial Hujan Lebat dan Angin Kencang saat Mudik sampai Lebaran 2024

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang

Menurut data peringatan dini cuaca ekstrem yang diperoleh dari BMKG, berikut sejumlah wilayah yang berpotensi alami hujan lebat dan angin kencang pada 7-8 April 2024:

Minggu, 7 April 2024

1. Wilayah yang berpotensi alami hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin
kencang:

2. Wilayah yang berpotensi alami hujan yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang:

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon 96S Jelang Lebaran 2024, Ini 3 Dampaknya

Senin, 8 April 2024

1. Wilayah yang berpotensi alami hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin
kencang:

2. Wilayah yang berpotensi alami hujan yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang:

Baca juga: Mengapa Bibit dan Siklon Tropis Terus Bermunculan di Sekitar Indonesia? Ini Kata BMKG

Penyebab cuaca ekstrem di Indonesia

BMKG menyebut, kondisi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia tersebut dipicu karena siklon tropis OLGA yang terdeteksi di Samudra Hindia barat daya Sabu, dengan kecepatan angin maksimum 40 knots (75 km/jam) dan tekanan udara minimum 996 hPa.

Siklon tropis OLGA diprediksi bergerak ke arah Selatan Barat Daya dengan potensi meningkat dalam 24 jam ke depan.

"Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Sumatera bagian selatan, perairan barat Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Laut Jawa, hingga Nusa Tenggara, dan di Kalimantan bagian selatan," tulis BMKG.

Daerah konvergensi tersebut kemudian membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) dari Laut Flores hingga Samudra Hinda selatan NTT, dan di Laut Jawa, serta menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) di sekitar siklon tropis, di selatan Pulau Sumba, di Laut Sawu bagian selatan, dan di Samuera Hindia selatan NTT.

Selain itu, terbentuk pula Sirkulasi Siklonik yang terpantau berada di Laut Arafura.

Sirkulasi ini membentuk daerah konvergensi memanjang dari Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua Barat hingga Papua, serta membentuk daerah konfluensi di wilayah Maluku hingga Papua Barat.

"Sirkulasi siklonik juga terpantau berada di Samudera Hindia barat Aceh. Sirkulasi ini
membentuk daerah konvergensi di perairan barat Aceh," jelas BMKG.

Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Sumatera Utara hingga Sumatera Barat, Aceh hingga Sumatra Barat, dari Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, di Jawa Timur.

Kemudian, daerah konvergensi terpantau pula dari Kalimantan Utara, Serawak, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan, dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Selatan, dari Laut Filipina hingga Laut Sulawesi, di Maluku Utara, dan di Maluku.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis atau sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut.

Kondisi lokal atau mikro Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi