KOMPAS.com - Lini masa media sosial ramai memperbincangkan Provinsi Lampung di Sumatera yang dicap tidak aman karena rawan terjadi begal.
Topik tersebut diunggah oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @tanyakanrl, Rabu (24/4/2024) siang.
Tampak dalam unggahan, pengunggah mewanti-wanti modus pembegalan berpura-pura kecelakaan seperti yang terjadi di Lampung.
"Yang warga lampung, ini beneran kah? serem kalo bener. Jadi, bisa buat reminder temen-temen yang diluar lampung juga. mana bisa bgt pilih tidurannya ditengah jalan yang rindang," tulisnya.
Menanggapi, sejumlah warganet mengatakan bahwa beberapa titik jalanan sepi di daerah ini tidak aman dan kerap menjadi lokasi aksi begal.
Namun, warganet lain mengungkapkan, aksi pembegalan tidak hanya terjadi di Lampung, tetapi juga di daerah lain, terutama pada jalanan yang jarang dilalui kendaraan.
Lantas, bagaimana tanggapan Kepolisian Daerah (Polda) Lampung?
Baca juga: Motif Pria di Lampung Nekat Curi Mobilnya Sendiri di Kantor Polisi
Situasi Lampung aman terkendali
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah Astutik menegaskan, situasi di Lampung saat ini aman dari aksi pembegalan.
"Saat ini secara umum situasi wilayah Lampung aman terkendali," kata Umi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/4/2024).
Menanggapi isu begal yang berembus di media sosial, Umi mengatakan bahwa kepolisian telah mengadakan sejumlah kegiatan untuk menjaga dan mengamankan masyarakat.
Baik jajaran Polda maupun Kepolisian Resor (Polres) di setiap kabupaten dan kota di Lampung, senantiasa melaksanakan patroli rutin pada tempat-tempat yang dianggap rawan.
"Selain itu, Polda Lampung juga mengoptimalkan Tim Anti-bandit untuk meminimalisir kejahatan di wilayah Lampung," terang Umi.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (30/8/2023), Tim Khusus Anti-bandit (Tekab) 308 Polda Lampung dibentuk pada 30 Agustus 2015.
Tugas pokok tim ini adalah memburu para pelaku tindak kejahatan dan melakukan penangkapan terhadap para pelaku kriminalitas yang kerap meresahkan masyarakat Lampung.
Sesuai namanya, tim ini terkenal lugas saat mengejar begal, bandit, dan perampok yang melakukan kejahatan di Provinsi Lampung.
Bahkan, tidak jarang Tim Anti-Bandit mengejar penjahat hingga ke daerah pelosok yang sulit diakses.
Baca juga: Kronologi Anggota DPRD Lampung Tabrak Anak 5 Tahun hingga Tewas
Modus begal pura-pura kecelakaan
Umi tidak menjabarkan lebih lanjut titik-titik lokasi yang dianggap rawan aksi pembegalan di Provinsi Lampung.
Dia hanya mengatakan, pembegalan sebenarnya tidak memandang wilayah tertentu. Asalkan ada niat dan kesempatan, para pelaku bisa melancarkan aksinya di mana saja
"Ketika ada niat dan kesempatan, para pelaku bisa melakukan di mana saja, dan hampir di setiap wilayah ada aksi begal tersebut," tutur Umi.
Modus yang dilakukan para pelaku pun bermacam-macam, salah satunya berpura-pura menjadi korban kecelakaan.
Ketika target begal mendekat untuk menolong, lanjut Umi, rekan sesama pelaku yang biasanya bersembunyi mulai menyerbu dan menodongkan senjata, seperti senjata api atau senjata tajam.
Menilik aksi begal yang bisa terjadi kapan pun dengan modus apa pun, Umi mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan perjalanan.
"Kalau ada hal-hal yang mencurigakan silakan langsung ke polisi terdekat atau call center 110," ucapnya.
Baca juga: Anies dan Ganjar Sindir Jalan Rusak di Lampung, Tanggung Jawab Siapa?
Bantah Lampung negeri pembegal
Sebelumnya, stigma "negeri para pembegal" yang melekat pada Provinsi Lampung turut dibantah oleh Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika.
"Indikator rawan begal seperti apa? Apakah ketika ada kejadian satu kali dapat disebut menjadi rawan? Faktanya, Lampung kini jadi tujuan wisata," kata Helmy, dilansir dari laman Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Senin (1/1/2024).
Helmy mengungkapkan, kepolisian telah berupaya keras menjaga keamanan agar kejahatan jalanan bisa ditekan.
Namun, Helmy mengaku kepolisian tidak bisa bekerja sendirian untuk menjaga Lampung dari faktor-faktor lain.
Misalnya, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi beberapa jalan yang tidak memiliki lampu penerangan maupun jalan rusak.
"Jadi tentu saja, kita butuh bekerja sama. Tidak bisa hanya mengandalkan kepolisian. Kita (kepolisian) tidak punya kewenangan memperbaiki jalan rusak atau memasang lampu," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.