KOMPAS.com - Mencium bayi terutama yang baru lahir, bisa membahayakan kesehatan mereka karena kulit bayi tipis dan sistem kekebalan tubuhnya masih lemah.
Selain itu, bayi juga sangat sensitif terhadap sentuhan, termasuk ciuman.
Oleh karena itu mencium bayi bisa menyebabkan kotoran masuk ke tubuh bayi melalui bibir, sehingga membuatnya mudah sakit.
Baca juga: Awas, Cium Bayi Baru Lahir Bisa Sebabkan Berbagai Risiko Kesehatan
Kekebalan tubuh belum berkembang
Dikutip dari Kompas.id (11/4/2024), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan, anak-anak, khususnya bayi berada pada peningkatan risiko terkena penyakit menular tertinggi.
Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang dengan baik dan biasanya belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Kondisi ini meningkatkan risiko menyebarkan virus atau bakteri yang berbahaya untuk kesehatan si kecil.
"Jadi, sebaiknya kebiasaan menyentuh anak-anak itu dikurangi, walau sulit karena sudah menjadi tradisi. Penting untuk melindungi anak-anak dengan imunisasi lengkap dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)," kata Piprim.
Menurut Piprim, paparan kuman memang bisa membangun sistem kekebalan tubuh pada anak. Alasannya karena sistem imunitas akan mencari cara mempertahankan diri.
Nantinya, saat kuman yang sama menyerang, tubuh siap melawan dan tidak sakit.
Namun, kondisi tersebut tak bisa dijadikan pembenaran untuk membiarkan anak terkena kuman dengan sembarangan disentuh.
Baca juga: Ini Akibat Membiarkan Orang Lain Mencium Bayi Anda
Bahaya mencium bayi baru lahir
Berikut beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan saat bayi dicium oleh orang dewasa.
1. Ruam sekitar mulutDikutip dari laman Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS), bayi yang dicium sembarangan berisiko tertular virus Herpes Simplex (VHS) Tipe 1.
Penyakit ini ditandai dengan muncul luka, lepuh, serta ruam pada bibir dan kulit, demam, gusi merah dan bengkak, dan muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Bayi juga menjadi lebih rewel, tampak kesakitan, dan kurang mau menyusui atau makan akibat penyakit ini.
2. Cacar airSelain itu, penderita cacar air yang mencium bayi berisiko menularkan virus Varisela zoster pada bagian kulit dan mukosa atau selaput lendirnya.
Virus ini juga dapat ditularkan melalui bersin dan batuk karena virusnya menular lewat droplet dan airborne. Bayi yang cacar air akan mengalami demam, rasa lelah dan kelainan kulit.
3. Reaksi alergiOrang yang mengonsumsi makanan pemicu alergi pada bayi, seperti kacang-kacangan, kedelai, atau alergen lainnya berisiko membawa sisa makanan tersebut saat mencium bayi.
Dikutip dari Health Shots (27/1/2023), kondisi tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi pada bayi.
4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Penderita ISPA dapat menular penyakitnya sehingga membuat bayi berpotensi terkena berbagai penyakit lain yang tanpa gejala, infeksi ringan, sampai berisiko parah dan mematikan.
Bayi dapat tertular ISPA dari penderita yang mencium bayi atau batuk dan bersin di dekatnya. Penderita penyakit ini akan menunjukkan gejala dalam waktu beberapa jam sampai hari.
Gejalanya meliputi demam, batuk, sering nyeri tenggorok, pilek, sesak napas, serta mengi atau kesulitan bernapas.
Baca juga: Ramai soal Unggahan Bayi Meninggal Usai Diberi Makan Pisang, Dokter: Minimal Usia 6 Bulan
Tuberkulosis atau TB ditularkan lewat kuman Mycobacterium tuberkulosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru. Namun dapat mengenai organ tubuh lainnya.
Gejala umum TB antara lain sebagai berikut:
-
- Napsu makan tidak ada atau berkurang
- Berat badan turun tanpa alasan
- Demam lebih dari 2 minggu dan berulang tanpa sebab yang jelas. Untungnya tidak demam tinggi dan berkeringat.
- Lesu atau bayi kurang aktif
- Batuk lama lebih dari 3 minggu, bersifat tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah
- Berkeringat di malam hari
Bagi orang dewasa, flu mungkin penyakit riangan. Namun, itu tidak berlaku bagi bayi. Ciuman atau sentuhan dari orang yang flu dapat menularkan virus flu kepada bayi.
7. Meningitis atau Radang selaput otakMeningitis Tuberkulosa atau radang selaput otak terjadi akibat komplikasi Tuberkulosa Primer.
Gejalanya antara laun lelah, susah makan, demam, nyeri kepala yang semakin memburuk, perubahan mental, penurunan kesadaran, kejang, dan satu sisi melemah.
Bayi dapat terkena penyakit ini karena masih sensitif, rentan, dan mudah mendapatkan infeksi dari luar.
8. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)HFMD merupakan penyakit yang disebabkan virus enterovirus nonpolio, coxsackievirus A16, enterovirus 71, serta coxsackievirus A5, A7, A9, B2, dan B5.
Orang yang mengalami penyakit ini akan menunjukkan gejala berikut:
-
- Demam 38-39 derajat celsius selama 1-2 hari, lelah, nyeri perut, dan gejala ISPA.
- Kelainan berupa luka disertai nyeri pada lidah.
- Lesi kulit muncul setelah lesi mulut, terutama telapak dan sisi tangan dan kaki, bokong, terkadang genitalia luar, serta wajah.
Tak hanya karena mencium bayi, penyakit tadi dapat menular jika ada orang yang memegang muka bayi, terpapar asap rokok, bayi dibawa ke kerumunan, serta tidak ganti baju dan cuci tangan sebelum memegang bayi.
Baca juga: Amankah Bayi yang Baru Lahir Dipijat? Ini Penjelasan Dokter dan IDAI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.