Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
Pemilik rumah bernama Sutrisno (46) saat menunjukkan posisi toren yang ada di belakang rumahnya. Di dalam toren tersebut, ditemukan mayat pria pada Senin (27/5/2024).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Misteri mayat pria yang tewas di dalam toren air warga Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten pada Senin (27/5/2024) terungkap.

Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq mengungkapkan, mayat pria tersebut diketahui Devi Karmawan alias DK (27) yang diduga sebagai bandar narkoba.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/5/2024), Bambang mengungkapkan, DK merupakan bandar narkoba yang mengendalikan jaringan narkoba dari salah satu lapas.

“Iya, dari salah satu lapas. Akan kami kembangkan lagi. Ada, lapas. Nanti kalau disebutkan.. Jangan lah,” jelas Bambang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersembunyi hindari penangkapan

Bambang menyebutkan, DK bersembunyi di dalam toren air karena menghindari penangkapan polisi sebelum ditemukan meninggal dunia.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (29/5/2024), hal tersebut diketahui melalui pengembangan kasus yang melibatkan kurir bernama Abdul Aziz alias AA pada Sabtu (27/5/2024).

“Kemungkinan seperti itu (menghindari penangkapan), mengingat AA menunjukkan rumah kosongnya di mana dan posisinya, pada saat mau ke rumah kosong itu, kami melewati rumahnya DK,” ungkap Bambang.

Menurut Bambang, saat itu polisi belum mengetahui rumah DK dan baru tahu mengenai rumah kosong yang digunakan oleh AA, DK, dan dua DPO lainnya untuk menggunakan narkoba.

Baca juga: Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan


DK pengedar dan mengonsumsi narkoba

Dari hasil otopsi sementara di Rumah Sakit Polri Kramatjati menunjukkan bahwa tidak ditemukan luka akibat kekerasan di tubuh DK.

Pihak RS Polri juga mengatakan, DK tidak mengonsumsi alkohol berdasarkan pemeriksaan kadar alkohol pada jasad.

Meskipun demikian, hasil otopsi menyatakan bahwa DK positif mengonsumsi narkoba dan zat adiktif lainnya.

“Saat dilakukan screening narkotika dan zat adiktif lainnya, urine mayat tersebut mengandung amphetamine dan positif tetrahydrocannabinol atau THC atau ganja, serta positif methamphetamine,” jelas Bambang.

Saat ini, Polisi masih mendalami penyebab kematian DK dengan melakukan pemeriksaan penunjang.

Dari update terakhir, dokter ahli menyatakan, di dalam paru-paru DK ditemukan algae atau semacam tanaman kecil yang masuk ke dalam saluran pernapasan.

Diduga saat masuk ke dalam toren air, DK dalam keadaan masih hidup dan bernapas.

Baca juga: Kronologi Mayat Dalam Toren Air di Tangsel, Diduga Tetangga Sendiri

Berawal dari penemuan warga

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (29/5/2024), awalnya warga bernama Sutrisno mengaku bahwa air di kamar mandi rumahnya mengeluarkan bau tak sedap, keruh, licin, dan sedikit berbusa.

Sutrisno kemudian mengecek toren air di belakang rumah bersama dengan mertuanya, Abu Suud (60) pada Senin (27/5/2024).

Ia lantas memanjat penopang toren berbahan besar dan kondisi toren saat itu masih tertutup rapat dan membukanya dua hingga tiga kali putaran.

Ketika membuka penutup toren pada putaran pertama, Sutrisno sekilas melihat ada benda seperti bantal dan aroma busuk mulai muncul.

Sutrisno kemudian turun dan digantikan oleh Abu, lalu membuka penutup toren dan menemukan seorang pria sudah tak bernyawa.

(Sumber: Kompas.com/Baharudin Al Farisi | Editor: Irfan Maullana, Akhdi Martin Pratama)

Baca juga: Cara Mudah Membersihkan Toren Air yang Kotor dan Berbau karena Lumut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi